Kubuat Kau Bertekuk Lutut
Kiara memasuki kelas dan terkejut melihat bangkunya penuh coretan kapur yang isinya menghina gadis itu secara fisik. Ia juga menerima selembar kertas berisi daftar minuman dan makanan apa yang harus dipesannya saat istirahat nanti. Pelakunya? Siapa lagi kalau bukan Diska. Anak pengusaha kaya yang rela mengucurkan dana lebih besar untuk sekolah, semenjak putri mereka satu-satunya bersekolah di SMA itu.
Sebenarnya ini bukan kali pertama Kiara mendapatkan perlakukan seperti itu. Ia pernah melawan, tapi Kiara yang hanya rakyat jelata, tidak pernah bisa melawan Diska yang jauh lebih kuat. Apalagi teman-temannya tidak ada yang mau membela. Mereka tidak mau berurusan dengan Diska jika sampai membantu Kiara. Kiara semakin ciut dan berakhir menyedihkan, ia tidak bisa lagi melawan Diska yang menyakiti fisik dan mentalnya.
Saat istirahat tiba, Kiara memesan makanan dan minuman yang ada di daftar itu. Meski pada akhirnya Diska yang membayar, tapi Diska lebih suka memanfaatkan Kiara supaya tidak perlu mengantre.
Dengan tergopoh-gopoh Kiara membawa semua pesanan Diska. Kedua tangan gadis itu penuh, dan ia kesulitan membawa makanan Diska. Hingga tanpa sengaja, Kiara menumpahkan sedikit minuman itu dan mengenai ujung sepatu Diska yang malah membuat Diska murka.
"Punya mata nggak?" hardik Diska dengan suara lantangnya. Ia bangun dari tempat duduknya dan berkacak pinggang. Dua teman Diska, Lena dan Leni ikut berdiri dan bersiaga di belakang Diska.
Diska memiliki orang tua yang tidak mempermasalahkan kelakuan buruknya itu. Sebagai anak donatur tetap di sekolah itu, tidak ada siswa atau guru yang berani membantahnya.
"Ma-ma-maaf Dis," ucap Kiara dengan bergetar. Ia menunduk, mengambil tisu di meja, lalu bersimpuh di depan kaki Diska. Seluruh tubuhnya bergetar. Lagi-lagi ia melakukan kesalahan besar yang membuat Diska marah.
Diska yang masih memiliki dendam pribadi pada Kiara malah mendorong tubuh Kiara sampai terjatuh dan menabrak kursi.
"Hei! Jangan sentuh sepatu mahalku dengan tanganmu yang menjijikkan itu! Bukannya bersih malah semakin kotor!" Diska bersedekap setelah berhasil mendorong tubuh Kiara hingga terjatuh. Lalu, Diska melepas sepatunya dan melemparkannya pada Kiara.
Kiara hanya bisa menahan tangis. Mau minta tolong pun teman-temannya tidak ada yang mau membantu. Mereka semua takut pada Diska.
"Ma-maafkan aku, Dis. Aku nggak sengaja numpahinnya," ucap Kiara lirih. Ia hanya menunduk, tidak berani menatap gadis cantik di hadapannya itu. Kali ini, entah apa lagi yang akan Diska perbuat padanya.
"Maaf kamu bilang?! Kamu pikir sepatuku itu murah? Orang miskin kayak kamu nggak akan bisa beli, KW-nya pun kamu pasti nggak bisa beli." Diska menendang kaki Kiara, membuat gadis itu mengaduh kesakitan.
Bukannya berbelas kasih, Diska justru menarik rambut Kiara. Kiara merasakan sakit yang teramat sampai rasanya rambutnya akan terlepas dari kepalanya. Diska menyeret Kiara sampai ke lapangan dekat gerbang.
Kiara seperti dilempar dengan keras saat Diska dan teman-temannya menghempaskannya ke lapangan yang keras itu. Punggungnya terasa sakit, tangan dan kakinya terasa perih. Darah segar mulai keluar dari luka itu. Kiara benar-benar terluka kali ini. Tidak hanya luka fisik, tapi hatinya juga terluka.
Diska menampar pipi Kiara dengan keras, sampai ujung bibirnya mengeluarkan darah.
"Dasar culun! Nggak tau diri!" hardik Diska dengan lantang.
Murid-murid mulai berkumpul mengerubungi Kiara. Semua guru sedang rapat, sehingga tidak ada yang mengetahui keributan itu. Kiara merasakan sakit yang luar biasa, ditambah cuaca yang terik membuatnya semakin tidak berdaya.
Di antara celah kaki siswa yang bergerombol di belakang Diska, Kiara melihat Xavier. Satu-satunya murid laki-laki yang tidak pernah takut pada Diska. Xavier memang idola di sekolah, dan Diska tunduk padanya.
Melihat Xavier yang tengah melihatnya, Kiara mengucapkan permohonan melalui gerak bibirnya "Tolong aku, Xavier tolong aku, aku mohon." Gadis itu sangat berharap Xavier akan membantunya. Hanya dia satu-satunya orang yang Kiara pikir bisa menolongnya lepas dari Diska.
Diska melihat Kiara yang tengah menatap sesuatu dengan mulut yang berucap tanpa suara. Lalu, Diska menoleh ke belakang dan mendapati Xavier yang tengah melihat kelakuan jahatnya. Diska sedikit panik, tapi tidak lama kemudian, Xavier pergi bersama temannya. Kepergian Xavier membuat harapan Kiara hilang, lagi-lagi ia harus pasrah dengan apa pun yang Diska perbuat.
Diska menampar pipi Kiara lagi, kali ini jauh lebih keras dari sebelumnya. "Dasar ja.lang, lihat apa hah? Mimpi dapetin Xavier? Ngaca dong, sampah nggak akan mungkin bisa dapetin berlian!"
Diska tersenyum sinis. Tidak akan ada yang menolong Kiara. Ia merebut minuman dari salah satu murid lalu menumpahkan minuman itu ke baju, rambut dan wajah Kiara.
"Itu balasan yang cocok buat kamu," ucap Diska sembari menendang lengan Kiara.
Kiara mulai merasakan pusing akibat tamparan keras itu. Tiba-tiba Lena dan Leni menendangnya secara bergantian hingga Kiara jatuh tersungkur.
Diska meninggalkan Kiara dan mengusir semua siswa yang bergerombol. Tidak berapa lama setelah kepergian Diska, Kiara merasakan pusing yang luar biasa. Terik matahari yang menyengat membuat pendengarannya memudar, pandangannya menjadi gelap, dan akhirnya Kiara pingsan.
🦄🦄🦄
Tinggalkan like dan komentarnya 😉
☕☕☕🌹🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
anonim
w a d u u uuuuuuuhhhhh
2024-10-27
0
Erni Kusumawati
semoga bullying ini hanya ada di dunia novel tdk di dunia nyata walaupun realnya mmg terjadi..
2024-10-20
0
Ida Naurah
ko ada ya sekolah kaya gitu,,,,walaupun tuh sekolah menerima donatur hrus'a g gitu jg x
2024-09-01
1