NovelToon NovelToon
Setelah Menikah

Setelah Menikah

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Poligami / Cintamanis
Popularitas:6M
Nilai: 4.8
Nama Author: Lunoxs

Kiran adalah seorang gadis berusia 34 tahun yang sudah menyandang gelar perawan tua dihadapkan pada 2 pilihan, menikah dengan Aslan yang sudah memiliki istri atau tetap menjadi simpanan mantan kekasihnya yang sudah lebih dulu menikah.

Antara cinta dan hidupnya sendiri, mana yang akan Kiran perjuangkan?

✍🏻 revisi typo dan pemberian judul bab 💕

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 23

Seminggu berlalu, Kiran dan Maya terlihat semakin dekat. Bahkan Maya kini mulai mengikuti pola makan Kiran. Menjaga asupan gizi dalam setiap makanan yang masuk ke dalam tubuhnya.

Maya juga kembali rutin meminum susu program hamil, bersama-sama dengan Kiran membuat ia tak sendiri lagi dan kembali bersemangat untuk bisa hamil.

Meskipun kemungkinan itu sangat kecil.

"Mas, besok aku ada gathering kantor, aku dijemput Agung, tidak apa-apa ya?" tanya Kiran, malam ini Aslan sudah tak tidur lagi bersamanya, karena itulah kini ia menemui Aslan di ruang kerja.

"Kenapa di jemput? memangnya gatheringnya dimana?" tanya Aslan, ia meletakkan pena yang sedari tadi sibuk mengoreksi laporan.

"Bandung." Jawab Kiran singkat, gatheringnya memang di bandung, tahun ini tema gathering kantor Kiran adalah outbond, di salah satu tempat wisata kota Bandung.

"Outbond?" tanya Aslan lagi dan Kiran mengangguk.

"Aku akan mengantarmu." jelas Aslan lalu kembali meraih pena itu lagi dan mulai sibuk dengan laporannya.

Kitan mencebik.

Bukan begitu lo, aku pergi dengan Agung itu tidak hanya berdua. Dengan teman yang lainnya juga. Namanya gathering kantor itu kan untuk membangun kerja sama sesama team. Masa berangkat aja pakai dianter-anter. Kiran menggerutu, berteriak-teriak di dalam hati, kesal.

"Mas." rengek Kiran, ia yang sedari tadi berdiri kini mulai menarik kursi dan duduk disana.

"Semobil itu tidak cuma ada aku dan Agung. Rekan kerjaku yang lainnya juga ada. Kami sudah sepakat pergi bersama, jadi Mas tidak perlu mengantarku. Kami berangkat pagi pulang sore, malam sudah di rumah." jelas Kiran menggebu, bahkan ia menggerakan kedua tangannya ekspresif.

Aslan menganggak kepala dan menatap lekat netra sang istri.

"Lihatnya biasa saja dong, jangan tajam tajam begitu." Keluh Kiran.

"Sini." panggil Aslan, ia bahkan menggerakan tangannya memanggil.

Kiran mengeryit bingung, sini kemana? tanyanya dalam hati. Namun saat melihat Aslan memundurkan kursinya dan menepuk paha, ia tahu maksud sang suami.

Dengan mencebik, ia mencebik dan menuruti sang suami.

"Kamu mau di rayu, gitu?" tanya Kiran sekaligus menebak, ia duduk dipangkuan sang suami dan mulai menggantungkan kedua tangannya di leher Aslan.

"Besok Minggu aku juga ada pertemuan di Bandung, jadi lebih baik kita pergi bersama," ucap Aslan bohong, ia memeluk pinggang sang istri erat, kepalanya sedikit mendongak, karena Kiran jadi lebih tinggi dibanding dirinya.

"Bohong." jawab Kiran cepat.

"Tidak, lihatlah jadwalku kalau tidak percaya." jelas Aslan.

"Tapi aku sudah membuat janji dengan Agung, sinta, Rolli dan Yudha."

"Kalau begitu, mereka saja yang ikut dengan mobil kita."

Kiran makin mencebik, ia tahu suaminya memaksa.

"Ya sudah, biar mereka pergi sendiri, aku akan pergi dengan Mas." ucap Kiran ketus, ia hendak bangkit dari pangkuan sang suami, namun Aslan dengan kuat menahan.

Lalu menahan tengkuk Kiran dan mulai menyesap bibir cerewet itu. Bibir yang selalu menggerutu.

Kiran yang sudah terbiasa dengan sentuhan Aslan tak bisa hanya diam. Ia pun membalas tak kalah dalamnya.

Tanpa diketahui oleh keduanya, jika Maya mengepalkan kedua tangannya erat. Matanya berair menatap kedua orang yang saling berpagut itu.

Pintu ruangan kerja yang tidak tertutup mencuri perhatian Maya, apalagi saat terdengar pula suara Kiran. Ia ingin masuk dan ikut bergabung, namun langkahnya terhenti kala melihat sang suami lebih dulu menyesap sang madu.

Hatinya remuk, diremat-remat oleh keadaan.

Sabar May, ihklas, bukankah kamu sudah menerima mbak Kiran? Batinnya mencoba kembali yakin.

Tapi tetap saja, ia tetap marah tak terima.

Mungkin Kiran bisa berbagi suami dengan Maya, karena dari awal ia memulai semuanya memang sudah seperti itu. Tapi tidak dengan Maya. Selama ini Aslan hanya untuknya seorang dan sampai kapanpun ia tidak akan bisa berbagi.

Dengan hatinya yang hancur berantakan, Maya perlahan mundur. Menjauh dari keduanya tanpa suara.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sehabis mengerjakan beberapa pekerjaanya, Aslan memutuskan untuk beristirahat, ia langsung menuju kamar istri pertamanya, Maya.

Setelah masuk dan menutup pintu, Aslan menelisik tiap sudut ruangan ini.

Dimana Maya? batinnya, karena tak melihat Maya di mana-mana.

Ceklek! pintu kamar mandi terbuka, dan Aslan langsung menatap ke arah sumber suara.

Seketika Aslan tercengang.

Kala melihat sang istri yang hanya dibalut kain tipis, lingeri. Gaun tidur yang tak bisa menutup seluruh tubuhnya.

"Mas, kamu sudah datang?" tanya Maya seraya melangkah mendekati sang suami yang berdiri disisi ranjang.

Aslan masih terdiam, memperhatikan, tak biasanya Maya seberani ini.

"Semenjak aku dekat dengan mbak Kiran, aku jadi memiliki keinginan lagi untuk memiliki seorang anak." ucap Maya, ia berdiri dihadapan sang suami dan memilin-milin jarinya sendiri, gugup.

Aslan tahu itu, karena setiap hari ia selalu melihat Maya dan Kiran yang meminum susu program hamil, juga makan makanan untuk menyuburkan kandungan.

"Karena itu, aku ingin melakukannya malam ini Mas." ucap Maya lagi sambil mengigit bibir bawahnya.

"Aku senang mengetahui itu sayang, aku bersyukur kamu kembali mendapatkan semangatmu. Aku akan sangat berterima kasih kepada Kiran karena sudah membantumu bangkit lagi." ucap Aslan, ia menangkup wajah sang istri dengan kedua tangannya.

Lalu menatapnya lekat dan mulai mengikis jarak.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Keesokan harinya, Aslan dan Kiran siap-siap hendak pergi ke Bandung. Mereka pergi pagi-pagi sekali, sehabis shalat subuh.

"Aku keluarkan mobil dulu ya," pamit Aslan dan Kiran mengangguk. Ia menunggu di ruang tamu sementara Aslan pergi ke garasi mobil.

"Mbak." Sapa Maya yang tiba-tiba datang.

Kiran mengeryit, kala melihat Maya yang terlihat sudah begitu rapi. Tadi ia ingat betul jika Maya tidak menggunakan baju itu.

Mau kemana Maya pagi-pagi begini? tanya Kiran di dalam hati.

"Hem, ada apa May? kamu mau pergi kemana?" jawab Kiran sekaligus bertanya sesuai isi kepala.

Maya tak langsung menjawab, ia memilih duduk dulu di samping sang Madu.

"Aku ingin ikut Mbak Kiran dan Aslan ke Bandung, apa boleh? aku bosan Mbak, bahkan dihari minggu pun kalian pergi." desis Maya memelas.

Kiran mengangguk-anggukan kepalanya setuju, benar juga, pikirnya.

"Aku ke Bandung karena ada gathering kantor May, aku tidak bisa mengajakmu. Mas Aslan juga hanya mengantarku, setelah itu kami berpisah. Tapi sepertinya Mas Aslan hanya menemui kliennya, sepertinya kalau kamu ikut dia tak akan masalah." jelas Kiran dengan senyum teduhnya, memang begitulah kenyataannya yang ia tahu.

"Jadi aku boleh ikut?" tanya Maya antusias.

"Tanya mas Aslan dulu, kan dia yang mau kamu ikuti." jawab Kiran dengan terkekeh.

Setelah itu terdengar suara mobil dari halaman rumah, Maya dan Kiran tahu itu adalah mobil suami mereka.

Tanpa mengulur waktu, keduanya langsung keluar dan menghampiri.

Maya pun langsung mengutarakan niatnya untuk ikut.

Aslan ragu, takut kebohongannya akan terbongkar jika Maya harus ikut. Tapi iapun tak tega untuk menolak keinginan Maya.

"Baiklah, ayo kita pergi." Ajak Aslan, Maya berjangkit kegirangan sampai memeluk suaminya erat.

Kiran yang melihat itu hanya tersenyum, merasa lucu. Ia pun saling menatap lekat dengan Aslan.

Sampai-sampai Kiran tak menyadari jika Maya meliriknya dengan sinis.

1
Rizkaa
Luar biasa
Ratna Dewi
Biasa
Ratna Dewi
Kecewa
Yunia Spm
siapa menabur... pasti akan menuai hasilnya
Yunia Spm
Luar biasa
Yunia Spm
karena dari awal pikiran maya udah negatif aja
galang aulia yuda_2
Lumayan
Akbar Razaq
Seperti tak ada jalan lain saja.Mmg harus ya jadi orang ke 3 dlm rumah tangga Aslan dan Maya.Kau pikir Maya tak sakit hati dasar kau tak peka.Otakmu di mana?
Pergilah kau bs merasakan dunia.luar sana.Asal kau pegang akidah kau akan baik baik saja tanpa harus jd duri dlm rumah tangga orang .Harga dirinu perlu di pertanyakan Kiran
Akbar Razaq
Rupanya Kiran mmg sdh sangat gat allll
Akbar Razaq
Benar kata Fahmi adiknya mmg jala ng sudah di tinggal nikah juga masih mau mau saja.Harga diri di mana?
Akbar Razaq
Nyalahi laki brengseknya wong dianya mau mau juga.
shu qi
malaam2 ngakakkkkk
shu qi
omG.. kalo posisiku spt maya.. tidak akan bs bertahan.. lebih baik pisah drpd di madu. berbagi suami tidak ada dlm kamus..
perih kali novel ini ..
guntur 1609
hati2 jangan sampai nanti dinda jadi pelakor anatara kirana dan widya
guntur 1609
keluarga yg saling pengertian dan harmonis
guntur 1609
kqu yg busuk sebenarnya maya
guntur 1609
kena kau kan maya. niat awal kau jelek..pasti akhirnyabtk mu juga jelek
guntur 1609
brti alfath yg brengs3k. dengan dalih perjodohan
guntur 1609
asal benar saja kau asil ya aslan
guntur 1609
tujuan awalnya saja gak bagus hanya karena anak. apalagi kiran fan aslan tdk saling cinta. maka ada kemungkinan kiran akan makin terpuruk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!