Cinta Arkana

Bulan berganti tahun, sudah dua tahun Kinara berada di negeri orang. Gadis itu sudah terlihat sangat dewasa dan tentu nya sangat cantik. Kean, sebenar nya pria itu sudah memiliki tambatan hati yang masih ia rahasia kan hingga sekarang.

Hari ini adalah hari yang paling bahagia sepanjang hidup Kinara karena ia dan Kakak nya akan segera kembali ke negara mereka.

Kinara dan Kean pulang terlebih dahulu dan Zava akan pulang dua minggu lagi.

Di bandara, semua orang sudah ramai menunggu kedatangan mereka. Azura terus mondar mandir di depan pintu kedatangan.

Elvan yang sibuk bermain dengan cucu nya sedangkan Rastra dan Rayaan menenangkan bunda mereka.

"Kenapa sangat lama? mereka ini pulang apa tidak sih?" ujar Zura mulai kesal.

"Sabar bun, mungkin masih menunggu barang-barang mereka." ujar Rastra.

Tak berapa lama Kinara dan Kean keluar, gadis itu, jika melihat ayah dan ke dua kakak nya langsung saja sifat manja nya keluar. Bukan Rastra yang di tuju, gadis itu lebih senang bergelayut manja pada saudara kembar Kean. Puas mencubit pipi Rayaan, gadis itu beralih pada Rastra kemudian ayah nya hingga melupakan bunda nya.

"Bunda selalu di nomor dua kan." ucap Zura kesal.

"Bunda tetap nomor satu, maka nya Kinara peluk nya paling akhir biar gak di ganggu mereka." ucap nya mampu meluluhkan hati Zura.

Beralih ke dua kakak ipar nya kemudian ke keponakan nya. Begitu juga Kean, pria itu juga melepas rindu kepada orang tua dan saudara-saudara nya terutama kembaran nya. Mereka pulang, di rumah sudah di siapkan hidangan lezat untuk menyambut kedatangan Kinara dan Kean.

Mereka langsung mengambil posisi masing-masing di meja maja panjang tersebut. "Kalau ada Kean, ayah bisa istirahat di rumah." ujar Elvan. "Dan Kinara, apa yang akan kamu lakukan selanjutnya?" tanya Elvan.

"Menjalankan bisnis keluarga sambil berkarir." ucap nya tegas.

"Wah...dua tahun di luar negeri otak adik kakak ini menjadi encer." ucap Rayaan sambil mengancak rambut adik nya.

"Kak Rayaan sudah janji akan memberikan sebuah mobil mewah untuk hadiah kelulusan ku." ujar nya menagih janji Rayaan. "Dan kak Rastra sudah janji akan membangun ku sebuah hotel dengan nama ku sendiri."

Semua orang hanya bisa menggelengkan kepala mereka melihat tingkah Kinara yang tak pernah berubah. "Di mana teman mu itu Nara? apa dia tidak pulang?" tanya Zura.

"Zava pulang dua minggu lagi bun,orang tua nya mengajak nya pergi liburan." jawab Kinara.

"Owh...seperti nya kalian cocok." ujar Elvan membuat Kinara memayunkan bibir nya.

"Ayah ini, kami hanya berteman." ucap nya.

Selesai makan, Kinara dan Kean langsung beristirahat. Kinara sangat merindukan kamar nya ini, ternyata masih sama, masih banyak foto yang terpajang antara diri nya dan Arka.

Keesokan hari nya, Kinara pergi untuk bertemu dengan kedua teman lama nya yang sekarang sudah bekerja di perusahaan masing-masing. Agga sadar jika ia dulu pernah menyukai Kinara, namun sekarang pilihan hati nya sudah berlabuh pada Saffa.

"Kapan kalian akan menikah?" tanya Kinara.

"Kami masih ingin menikmati masa-masa seperti ini." jawab Saffa.

"Kata mu kau punya teman baru, di mana dia? kenapa tidak ikut?" ujar Agga.

"Dia belum pulang, nanti kalau sudah pulang akan aku kenalkan." ujar Kinara lalu menyeruput minuman nya.

Tiba-tiba seseorang menepuk pundak Kinara, "Wah...kau sudah kembali? Kenapa tidak menghilang selama nya saja." ujar Viana.

Kinara membuang nafas kasar dan tidak memperdulikan Viana. "Kinara, aku bicara pada mu." ucap nya dengan nada tinggi.

"Kau bicara pada ku? owh....hai Viana apa kabar?" sapa Kinara berakting.

"Apa kau tahu? gara-gara kau Arka memutuskan ku." ucap nya menyalahkan.

"Baguslah, lagian kau dan dia tidak pantas." balas Kinara. Viana geram dan hendak menyiram Kinara dengan minuman yang ada di atas meja namun dengan cepat Agga menarik Viana keluar.

"Kalian ini masih saja seperti anak kecil." ujar Saffa.

"Itukan Viana, aku tidak!" ucap Kinara dengan santai nya.

"Kepulangan mu membuat Viana panas, aku yakin dia tidak akan membiarkan hidup nu tenang." sambung Agga.

"Kenapa? apa salah ku? aku tidak mengusik nya."

"Karena sejak di putuskan Arka, Viana terus mengejar Arka." jawab Saffa namun Kinara B aja.

Mereka melanjutkan obrolan, saling bertukar cerita dan melepas rindu. Pergi ke beberapa tempat ketika mereka masih kuliah dulu.