Kawin Gantung Siti Arora

Pikiran Romi melangkah jauh ke masa lalu hingga lah Rara melemparkan pertanyaan lainnya yang tak kalah mengejutkan.

" Ku dengar kakak akan menerima perjodohan atas dasar bisnis yang di ajukan papa gery apa benar?"

"Perjodohan bisnis? Dari mana Siti tau?""

"Tentu saja dari pak pengacara,dia bilang papa gery mempertimbangkan perjodohan bisnis dengan Ruslan TBK benar?"

" Ya itu benar dan kakak menerima apapun permintaaan papa" Setelah puus dari adel Romi mwmmituskan menerima perjodohan yab. ddi tetapjab papanya. papa gery pernah mengancam Romi bila tak menemukan pembeli saham itu maka solusi lain adalah pernikahan bisnis itulah sebabnya Romi berswdia menaggung malu menjajakan saham nya layak nya pisang goreng jalanan kepada teman temannya padahal harga saham kini mengalami titik terendah tentu saja ia tak di gubris tapi Romi memutuskan mencoba lagi.

"Menikah lagi? kurasa kalian belum tau ada nota kecil di surat wasiat kakek!" Rara geram mendengar berita ini tadi malam hingga ia tergerak melakukan sesuatu.

"Nota?Kakak tak tau itu dek tapi dari mana kamu tau?" nota yang di maksud kan adalah nota akal akallan Rara untuk mengantisipasi perceraian sebenarnya .

"Tanyakan lah pada pengacara dan notaris lagi maka kakak akan tau!"

"Apa tak bisa adek bilang sekarang apa isi nota itu?" tanya Romi ia sungguh malas ketemuan sama dua cecenguk tua itu.

"Hmm tidak cari tau saja sendiri" kilah Rara ia sengaja memutar matanya.mereka berhenri berbicara ketika sekretaris CEO mendekat.

"Maaf tuan Romi , kebetulan CEO kami rapatnya masih lama jadi dia menitip pesan agar bapak

menemuinya seminggu lagi di bar one stand" katanya sopan

"hmm.baik.lah sampaikan pada nya aku akan hadir"

." Baik pak saya permisi dulu " dia pun pergi meninggal kan Romi tapi matanya melirik tajam ke arah Rara hingga rara pun tertunduk malu karena kedapatan berbincang di saat jam kerja.

"Kak Siti permisi dulu ya masih ada kerjaan soalnya" Romi mengganguk tapi di sedikit terkejut ketika Rara mencium pipi nya sekilas.ia masih termangu ketika Rara tak lagi terlihat tanpa ia tau beberapa orang melihat kelakuan Rara tadi.

Setengah jam makan siang Rara kembali di panggil ke ruang CEO untuk membereskan ruangan setelah mereka makan siang di sana.cepat tanggap ia masuk ke membawa alat tempurnya.beberapa waktu kemudian ia telah selesai membersihkan dan berniat pergi.

"Hmm buat kan aku kopi tanpa gula " perontah nya sangking tak mau taunya Rara malh tak tau nama CEO itu.

"ya pak"

Rara kembali lagi ke pantri terdekat di loro g ia bertemu edo salah satu OB di tingkat atas.Ia terswnyum manks mwnyapa tapi entah kenapa lelaki iyu tak membalasnnya padahal dia termasuk yang aktiv menyapa Rara.

Tanpa ambil pusing segera saja ia membuat kopi pesanan CEO.segera ia membawakan nya ke meja.

"Silahkan pak"

"hm...

Rara bebalik pergi tapi sebelum pintu di buka sang CEO memanggilnya kembali

" Hei kamu kopi apa yang kamu buat,hah!!" pekik nya yang membuat Rara memutar tubuh

"Sesuai pesanan bapak kopi tanpa gula pak" Jawabnya

"Ini minum kopi buatan mu,rasakan pahitnya kamu mau kasih saya racun?"

"Tapi.....

"Tak ada tapi tapian jangan keluar selagi kopi itanganum habis!" bentak nya marah rara mendekat dan meminum kopinya perlahan

" Enak kok?"

Dimana salah kopi nya pikir Rara ia menghabis kannya dalam sekali teguk.

"Sudah pak saya permisi"

"Tunggu dulu,aku takut kau memberikan kannya racun jadi kau ingin cepat pergi karena akan segara meminum penawar nya iya kan?" ketusnya penuh kelicikan.

"Tidak pak"

"Jadi berdiri lah disini lima menit untuk membuktikannya"

Rara tak menjawab tapi dia tak juga bergerak sebagai jawaban.tak lama Rara merasa gerah keringat nya mengucur deras.

"Kamu kenapa efek racun mu mulai terasa ya?" kata nya kemudian dia bangkit dari kursi kebesarannya mendekati Rara yang berdiri dekat pintu.ia melihat Rara sedang oleng.

Tangan nya meraba kening Rara untuk merasakan panas di sana.

"Kasian kamu panas ya,sini di bantuin buka baju ya!" kini mengertilah Rara apa yang terjadi ia telah masuk perangkap si mesum.

Kaki Rara tertatih tatih bergerak ke pintu tentu saja lelaki itu tak tinggal diam segera do tarik ya rara ke sebuah kamar khusus CEO yang sedikit tersembunyi.Di sana ada kasur besar serta kedap suara. Tubuh Rara dilemparkan ke ranjang itu hingga menimbulkan bunyi berdebam.

"Sialan jahanam Kamu ,bang***t!" jerit Rara ia berusaha menepis tangan tangan jahil CEO meski sebenarnya ada aliran listrik setiap kali tangan itu menyentuh kulitnya.

"Ayo lah sayang aku tau kau begitu mengingin kannya iya kan?" katanya lagi ketika ia berhasil mengukung tubuh Rara dalam pelukannya.

Seketika Rara menegang hingga ia terlena sesaat apalagi bibir lelaki itu mulai aktiv di leher jenjangnya buat ia melengguh ia mulai lengah.

Apalagi ketika tangan nya mulai bergerak gerak ke paha Rara yang ter bungkus celana seragam nya membuat ia tak mengingat apa apa mata nya mulai kabur.

Merasa naik angin CEO bangkit membuka satu per satu kain yang melekat di tubuh.neruntung do tinggal CEO tadi membuat Rara kembali ingat meski samar samar.dengan susah payah ia bangkit meraih lelaki itu

"Kamu tak sabar ya sayang!" katanya begitu senag ketika Rara meraih tubuhnya agar kembali dalam pelukan ia begitu yakin gadis ini sudah menyerah.

bukkk

Rasa sakit di selangkang nya begitu terasa tatkala kaki jenjang rara mendarat di sana. Segera Rara membuka pintu dan lari keluar tanpa menghirau kan keadaan CEO mesum yang terduduk memegang senjata nya sambil meringis

Rara berlari cepat menuju ke lift kemudian lari lagi menuju ruangan loker tanpa pikir panjang mengambil hp berikut baju ganti.

Uti melihat bagaimana Rara masuk ke toilet khusus pegawaicewek dan menguncunya dati dalam. Di ruang ganti memang di sediakan kamar mandi berikut shower di sana lah Rara terduduk untuk menahan rasa panasnya.

Sebelum shower di buka Rara sempat menghubungi pengacara yang kebetulan masih ada di kota kecil ini.ia menghubungi lewat vidcol dengan laudspeaker.

Di bawah air shower yang turun membasahinya ia menjelaskan masalah obat perangsang.

" Ya cepat om Siti udah Nggak tahan!"

..............