NovelToon NovelToon
Not My Type (Unfortunately, You Are)

Not My Type (Unfortunately, You Are)

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Diam-Diam Cinta / Dijodohkan Orang Tua / Office Romance / Romansa / Enemy to Lovers
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: deborah_mae

7 tahun bertahan, lalu ditinggal tanpa alasan. Hanna pikir, cinta sudah cukup menyakitkan untuk dicoba lagi dan mungkin sudah saatnya ia memilih dirinya sendiri.

Namun jika bukan karena cinta yang pergi tanpa pamit itu.. mungkin dia tidak akan bertemu dengan dr. Hendra.

Sayangnya, dr. Hendra seperti mustahil untuk digapai, meski setiap hari mereka berada di bawah atap yang sama.

Kali ini, akankah Hanna kembali memilih dirinya sendiri? Entahlah..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon deborah_mae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KETIKA PAHLAWAN JATUH SAKIT

Keesokan paginya, tim dr. Hendra mulai melakukan kegiatan audit di klinik kebun.

Mereka membagi tugas sesuai keahlian masing-masing.

Nico menghitung stok fisik obat dengan teliti dan dilakukan hingga dua kali untuk memastikan jumlah sisa stok fisik obat sesuai dengan sisa stok yang ada di sistem.

Hanna bertugas memastikan obat yang diresepkan di surat pengantar berobat pasien, juga sesuai dengan yang diinput di sistem.

Andre sudah menghitung setiap stok fisik dan stok di sistem ternyata ada ketidaksamaan. Stok fisik lebih banyak, namun stok di sistem sangat sedikit. Artinya, perawat yang sebelumnya bertugas di klinik tidak memotong stok obat terkait di sistem.

"Nah, nemu nih dimana yang bikin nggak cocok stoknya" ucap Andre

Lalu, Andre memanggil perawat yang bertugas di klinik kebun saat itu.

"Bang, entar aku bakalan bikin penyesuaian stok. Jadi, stok di sistem aku bikin sama dengan stok fisik. Kedepannya ketika ada obat keluar atau obat yang diberikan ke pasien, harap dipotongkan di sistem yak" ucap Andre kepada Rahman, perawat klinik kebun.

"Oke, siap bang. Berarti kena nya karena perawat sebelumnya ya?" tanya Rahman

"Yoi, bener bang" jawab Andre

"Asik nih, bisa pulang cepat" ucap Nico dengan gembira.

"Jangan senang dulu. Saya mau inspeksi dulu" sambung dr. Hendra

Tiba-tiba seorang pria tua datang ke klinik dengan nafas yang memburu. Wajahnya panik mencari dokter.

"Dokter! Dokter! Tolong dokter!"

Dengan cepat dr. Hendra menghampiri pria itu "Iya pak? Ada yang bisa saya bantu?"

"Tolong teman saya, pak dokter. Kakinya tersayat mata egrek! Dia nggak bisa jalan, pak dokter. Tolong pak dokter!" ucap pria tua itu dengan memohon.

"Ada apa, dok?" tanya dr. Arga

"Kamu di klinik aja, Ar. Biar aku yang kasih tindakan ke kebun." ucap dr. Hendra

"Baik, dok."

Dr. Hendra mengambil peralatan medis lalu mengikuti pria tua itu menuju lokasi pasien yang terluka. Saat di berjalan menuju lokasi, tiba-tiba turun hujan lebat.

Mereka berdua tidak memperdulikan tubuh yang basah kuyup akibat hujan. Namun, dr. Hendra sadar percuma melakukan tindakan jika dalam keadaan basah seperti ini.

Jadi dia memutuskan untuk melakukan pertolongan pertama agar luka tidak terlalu lama terkontaminasi udara dan air hujan.

Setelah melakukan tindakan, dr. Hendra menilai bahwa luka besar seperti ini harus segera diberi tindakan di rumah sakit. Akhirnya dr. Hendra berinisiatif membawa pasien itu dengan mengendarai ambulance klinik menuju RSUD terdekat demi menyelamatkan nyawa pasien itu.

Dengan cepat dr. Hendra berlari ditengah hujan. Tubuhnya kedinginan dan bajunya basah kuyup namun dia tidak peduli.

Sesampainya di klinik dr. Hendra berteriak "Kunci ambulance! Kunci!"

Dengan cepat perawat Rahman memberikan kunci mobil ambulance kepada dr. Hendra tanpa bertanya.

Saat itu juga, dr. Hendra pergi membawa ambulance itu untuk mengantar pasien rujukan ke RSUD terdekat.

Malamnya pukul 21.00 dr. Hendra sudah sampai ke klinik kebun dan langsung menuju mess nya.

Dengan tubuh yang lelah, dr. Hendra membersihkan dirinya lalu langsung tidur.

***

Matahari pagi ini cukup cerah, namun tidak terik. Sangat cocok untuk berolahraga. Namun mereka sadar, sangat tidak mungkin berolahraga dan bersantai saat ada pasien di klinik.

Hari itu pasien sangat sedikit. Nico dan Andre merasa sangat suntuk di kebun klinik.

"Suntuk banget..." ucap Andre

"Iya ni.. Bang Rahman, enaknya ngapain nih kalo di kebun gini? Bosen tau" rengek Nico

"Biasanya sih aku sama dr. Arga ya mancing di kolamnya pak Joko. Tapi agak jauh dari kebun yak. Musti keluar dulu" jawab Rahman

"Jauh nggak?" Tanya Andre

"Harusnya sih nggak ya. Cuma 15 menit doang jaraknya" jawab Rahman

"Nah.. Aku ada ide. Gimana kalo kita pergi mancing aja, Ndre? Ajak dr. Hendra aja" ajak Nico

Lalu Andre menjawab "Kamu aja deh yang ajak dr. Hendra. Aku takut.."

"Ah elah gitu aja takut. Yuk temenin aku aja ke kamarnya bentar"

Andre dan Nico bergegas menuju kamar dr. Arga. Saat mengetuk pintu, ternyata pintu tidak dikunci.

Di kamar itu, dr. Hendra masih tidur berselimut. Dia terlihat menggigil. Sepertinya karena kehujanan semalam.

"Wah.. Tepar nih. Yauda kita ajadeh yuk, Ndre" ucap Nico kepada Andre.

Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk pergi memancing bersama Rahman dan dr. Arga saat klinik sudah selesai beroperasi.

Mereka berangkat menggunakan motor karena rute lokasi menuju kolam pemancingan hanya bisa dilewati motor saja.

Cuaca saat itu sangat cerah. Sangat cocok untuk melakukan kegiatan memancing menurut mereka.

Sore itu, Hanna lapar. Dia ingin membuat mi instan. Maksud hati ingin mengajak teman-teman yang lain, namun ternyata tidak ada siapa-siapa di mess saat itu.

Hanna jadi takut karena dia tidak terbiasa sendirian di rumah. Namun, saat itu dia berusaha untuk tetap berani dan tenang.

Saat berjalan menuju ruang tamu, dia melewati kamar dr. Hendra yang pintunya sedikit terbuka.

Hanna mengintip sedikit, dan melihat dr. Hendra sedang menggigil di bawah selimutnya.

"ckckck.. Kasian jadi tepar gara-gara kehujanan semalam..hmm..dia udah makan belum, ya?"

"Apa aku kompres aja?"

Hanna menuju ke dapur, memasak air panas untuk membuatkan teh panas dan kompres untuk dr. Hendra.

Dengan langkah pelan, Hanna masuk ke kamar dr. Hendra.

Dia melihat dr. Hendra begitu pucat, badannya sangat panas, tubuhnya menggigil dan dia terbatuk-batuk.

"dok.. Ini Hanna.." panggil Hanna.

Tidak ada jawaban dari dr. Hendra. Jadi, Hanna hanya mengompres dahi dr. Hendra sampai memastikan kompresannya mulai tidak hangat lagi dan mengulang mengompres dengan kain yang hangat.

Saat dirasanya cukup, Hanna pamit mau mengambil makanan untuk dr. Hendra. Saat bangkit dari tempat duduknya, tangan dr. Hendra menggapai tangan Hanna.

Hanna merasakan betapa panasnya tubuh dr. Hendra.

Dr. Hendra bangun dari pembaringannya dan memaksa Hanna untuk duduk.

Hanna bingung ketika dr. Hendra tiba-tiba menarik tangannya.

Tangan dr. Hendra mulai menyentuh pipi Hanna. Matanya berkaca-kaca melihat Hanna.

Hanna hanya bisa merasakan panas di pipinya karena tangan dr. Hendra.

"Aku gagal, ya Hanna?" tanya dr. Hendra dengan lirih

Hanna tak bisa menjawab, dia takut.

"Aku..." ucap dr. Hendra dengan perlahan mendekatkan wajahnya ke wajah Hanna.

Hanna membeku tidak tau harus berbuat apa dan hanya pasrah jika dr. Hendra akan menciumnya.

Namun, tiba-tiba dr. Hendra pingsan.

Hanna panik.

"Dok..bangun dok..dokter.." panggil Hanna.

Hanna bingung harus meminta tolong kepada siapa. Semua orang pergi.

Dia mencoba menelpon dr. Arga, namun panggilan tidak masuk karena sinyal tidak bagus saat itu.

Akhirnya dia memutuskan untuk berjaga-jaga di kamar dr. Hendra sembari menunggu yang lain pulang.

Sialnya, hujan lebat turun lagi.

Hanna semakin tidak berani beranjak kemana-mana.

Karena lama menunggu yang lain pulang, Hanna tertidur di samping ranjang dr. Hendra.

Ketika Hanna tidur, dr. Hendra sudah sadar. Dia melihat Hanna yang tertidur di samping ranjangnya.

"Sejak kapan dia disini?" ucap lirih dr. Hendra

Semakin lama dr. Hendra memandang Hanna, semakin dia bingung dengan perasaannya.

Tanpa disadarinya, dia membelai rambut Hanna.

Lalu membelai pipinya.

Saat itu dia tiba-tiba ingat sesuatu saat dia menarik tangan Hanna.

Dia teringat ingin mencium Hanna. Untungnya, dia tidak jadi melakukan itu.

Kepalanya semakin sakit saat mengingat hal memalukan itu.

Hanna pun terbangun, lalu dr. Hendra pura-pura tidur.

Hanna menyentuh dahi dr. Hendra lagi. Memastikan apa panasnya sudah turun.

"Real raja iblis sih ini. Panasnya nggak turun-turun. Kayak panas neraka" bisik Hanna.

"Raja apa?" ucap dr. Hendra dengan ekspresi kesal

"Lho.. udah bangun, dok?" Hanna terkejut.

"Menurut kamu?" tanya balik dr. Hendra dengan kesal

"Makan dulu, dok. Biar Hanna siapin" tawar Hanna

"Apa? Suapin?" canda dr. Hendra dengan ekspresi pura-pura salah dengar

"SIAPIN" perjelas Hanna

1
kalea rizuky
ambil ver siapa yg mau ma Arga.. laki munafik aja ambil sana karungin/Sleep/ up banyak thor nanti q kasih hadiah dehh bunga atau kopi
kalea rizuky
Hendra ne munafik bgt jangan jodohin dia ma Hanna thor laki plin plan gengsi an dihh
kalea rizuky: poll ada laki mulut lemes amat banci tau
total 2 replies
Quinza Azalea
next
Quinza Azalea: siap😍
total 2 replies
kalea rizuky
siapa jodoh hana thor/Hunger/
deborah_mae: Siapa yaaah😗
total 1 replies
kalea rizuky
Arga ma Hendra beda orang kah
deborah_mae: Bedaaaa
total 1 replies
kalea rizuky
moga abis ne ketemu cogan ya han
deborah_mae: kabar baiknya udah ketemu cogan nih tapi bingung mau milih yg mana🤭
total 1 replies
Quinza Azalea
bagus
Quinza Azalea
lanjut thor
deborah_mae: otw 😍
total 1 replies
Olivier Mira Armstrong
Duh, seru euy! 🥳
deborah_mae: Terimakasih😍👍
total 1 replies
Ichigo Kurosaki
Gak sabar lanjutin.
deborah_mae: waah terimakasih sudah membaca😍 ditunggu bab selanjutnya yaa🤭👍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!