"Menikahlah lagi mas! Aku ikhlas!"
Kalimat yang pada akhirnya menjadi boomerang bagi pernikahan Sekar Indraswari
Keluarga besar Adrian Baskara sang suami, menuntut hadirnya penerus bagi keluarga, membuat Sekar mengambil keputusan yang begitu menyakitinya
hadirnya wanita lain sebagai madu perlahan memaksa Sekar meninggalkan indahnya mahligai cinta bersama Adrian
Kemana takdir akan membawanya? akankah pertemuan dengan seorang duda beranak satu bernama Alvaro menjadi awal kebahagiaannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon e_Saftri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kamasean
Nina terperangah, ia tahu bagaimana besarnya cinta Adrian pada Sekar. Namun rasanya tak percaya jika putranya yang penurut bisa bicara sekasar itu padanya
"Adrian pamit dulu, ayo sayang!"
Adrian menyalami sang ibu lalu pergi sembari menggenggam tangan istrinya, meninggalkan Nina yang masih setia dengan wajah terkejutnya
***
Mobil telah membela jalanan ibu kota, suasananya tampak ramai dengan kendaraan lalu lalang, serta lampu-lampu yang menghiasi jalanan
"Kita makan di restoran biasa ya!" Ajak Adrian yang diangguki oleh Sekar
"Kamu baik-baik aja kan? Omongan ibu gak usah dimasukin ke hati" Adrian lalu menggenggam tangan sang istri dan mengecupnya
"Maafin aku yaa mas"
"Kok minta maaf?"
"Karena aku mas Adrian harus berdebat sama ibu" Sekar merasa dirinya penyebab masalah yang terjadi antara sang suami dan ibu mertuanya
"Bukan salah kamu sayang, emang ibu yang udah keterlaluan. Harusnya mas yang minta maaf sama kamu"
Adrian menyetir dengan satu tangan karena tangan satunya ia gunakan untuk menggenggam tangan istrinya yang ia ketahui tengah sedih
Tak lama, kendaraan roda empat itu berhenti disebuah restoran di Jakarta. Suasananya tampak ramai pada malam hari
Mereka memilih sebuah meja didekat jendela kaca, hingga keduanya bisa melihat gemerlap lampu disepanjang jalan ibu kota
Tak menunggu lama seorang pelayan datang membawa pesanan mereka lalu menatanya diatas meja
"Selamat makan istriku!" Bisik Adrian membuat Sekar bersemu "cantiknya istriku"
"Udah deh mas, aku jadi malu"
"Ngapain malu, mas kan cuma bicara faktanya aja"
"Udah ah, aku mau makan aja"
Sepasang suami istri itu menikmati makan malam romantis itu bersama, setelah selesai keduanya lalu memesan makanan penutup berupa puding coklat
Tengah menikmati kudapan manis, keduanya terkejut saat seseorang menyapa
"Sekar"
Adrian menatap bingung kearah seorang pria yang terlihat mengenal istrinya
"Sean" Sekar terkejut, ia pikir pertemuan dengan Sean beberapa bulan lalu membuat pria itu lupa dengannya
"Kamu masih ingat aku ternyata" Sean menunjukkan senyum terbaiknya membuat Adrian kesal
"Kamu kesini sama siapa?" Adrian kian kesal mendengar pertanyaan itu, seolah dirinya tak terlihat oleh pria bernama Sean itu
"Aku bersama suamiku!"
Sekar sebenarnya merasa tidak nyaman dengan adanya Sean, terlebih melihat wajah sang suami yang sudah tidak bersahabat
"Oh hay, saya Kamasean"
"Adrian, saya suaminya Sekar" keduanya saling bersalaman, cukup lama karena keduanya seolah saling menunjukkan kekuatan otot tangan dengan saling mencengkram
"Mas"
Adrian melepas tangannya setelah mendapat teguran dari sang istri, tatapannya tajam kearah pria yang sudah bersikap ramah pada istrinya
Adrian hendak kembali duduk saat suara Sean kembali mengusiknya
"Sayang sekali, Harusnya wanita secantik kamu belum menikah. Agar aku punya kesempatan!"
"Kesempatan apa? Memangnya Kamu mau apa?" Adrian benar-benar merasa kesal
Melihat sang suami emosi, Sekar berdiri dan mencoba membuatnya tenang
"Tentu saja mendekati Sekar, lagi pula sayang jika wanita secantik ini diabaikan!"
Sean benar-benar menyulut emosi Adrian, bahkan kini pria itu telah mencengkram kerah baju pria yang telah lancang mencoba merayu istrinya
"Mas, udah mas! Disini banyak orang!" Sekar memegang lengan suaminya
"Kamu semakin cantik jika dilihat dari jarak sedekat ini"
Sekar yang berdiri ditengah seketika berbalik, terkejut dengan apa yang diucapkan Sean. Pria itu sepertinya senang mencari keributan
"Berani sekali kamu merayu istri saya!" Satu bogem mentah Adrian berikan pada wajah tampan Kamasean membuat pria itu mengusap sudut bibirnya
"Cukup mas! Kita keluar sekarang!" Sekar lalu membawa sang suami setelah menyelesaikan pembayaran
Mereka telah menjadi tontonan orang-orang, keributan itu membuat beberapa orang terkejut
"Lepas! Harusnya kamu biarin aja mas mukulin dia, laki-laki tidak tau diri" geram Adrian, bahkan pria itu sampai menepis kasar tangan sang istri
"Kamu jangan emosi dulu mas!" Sekar kembali menggenggam tangan suaminya namun pria itu kembali menepisnya bahkan lebih kasar hingga tubuh mungil Sekar terhempas
Hampir saja tubuh mungilnya menghantam paving blok jika seseorang tidak berhasil menangkapnya
"Kamu" Sekar terkejut saat melihat orang yang menolongnya adalah pria yang telah membuat suaminya kesal "Lepaskan saya"
"Kalau aku lepas kamu bisa lecet, aku gak mau kecantikan kamu berkurang karena jatuh"
Adrian semakin dibuat geram, terlebih melihat bagaimana Sean memeluk pinggang istrinya
"Menjauh dari istri saya!" Adrian menarik paksa sang istri hingga membuat Sekar menjauh dari Sean
"Harusnya kamu tidak kasar dengan Sekar! Jika kamu tidak bisa, biarkan orang lain yang membahagiakan dia!"
"Berani sekali kamu!" Adrian mengepalkan tangannya, ingin rasanya ia robek mulut lancang pria dihadapannya ini
"Cukup mas, kamu bisa dalam masalah karena ini"
"Aku gak peduli!"
Bugh
Sean mundur beberapa langkah, rasanya saat ini sudut bibirnya pecah akibat pukulan yang diberikan Adrian
"Mas!"
Sekar menarik paksa suaminya, lalu membawanya masuk kedalam mobil. Sekar memilih untuk mengemudikan mobil itu dan membiarkan sang suami duduk dikursi penumpang
"Sekar"
"Cukup Sean, sebenarnya apa yang kamu inginkan dengan membuat kekacauan seperti ini!" Sekar menatap tajam Kamasean yang masih berdiri disana
"Aku hanya ingin kamu menerima tawaranku waktu itu!"
"Apa kamu lupa, saya sudah katakan jika saya tidak berminat menjadi model, kamu bisa cari perempuan yang memang lebih berkompeten!"
"Dan orang itu kamu"
Tiiinnn
Keduanya terkejut saat suara klakson terdengar begitu nyaring
"Iya mas"
Tak ingin membuat suasana semakin kacau, Sekar memilih untuk masuk dan duduk dibalik kemudi
Mobil melaju, suasana didalam mobil begitu hening. Baik Adrian maupun Sekar memilih untuk tidak bicara
"Dia siapa sebenarnya?" Adrian membuka suaranya
"Sean, dia bos agency tempat Widia bekerja!" Jawab Sekar
"Kenapa dia seolah-olah ingin mendekati kamu?"
"Aku juga gak ngerti, setelah nganterin Widia waktu itu aku gak pernah lagi ketemu sama dia. Dia maksa aku untuk bersedia jadi model di agencynya"
Sekar menceritakan bagaimana pertemuannya dengan Sean. Ia pikir Sean tidak akan mengenalinya atau berhenti memintanya menjadi model
"Maafin aku mas" Sekar sedikit tidak nyaman jika suaminya diam seperti ini
"Bukan salah kamu, harusnya mas yang minta maaf karena udah bikin kekacauan tadi"
Mobil melaju dengan kecepatan sedang, Sekar memikirkan kendaraan roda empat milik suaminya itu setelah mereka tiba dirumah
Keduanya masuk dengan jemari yang saling bertaut, Adrian seolah butuh untuk menenangkan diri saat ini. Dirinya seolah ingin cepat-cepat menghapus jejak sentuhan pria kurang ajar itu dari tubuh istrinya
Ketika keduanya didepan pintu kamar dan hendak masuk, tiba-tiba suara manja Widia terdengar
"Mas"
Keduanya menoleh, benar saja, Widia kini melangkah mendekati keduanya "Kamu dari mana aja sih mas? Aku gak bisa tidur loh dari tadi"