NovelToon NovelToon
Baktiku

Baktiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Ilmu Kanuragan / Penyelamat / Menjadi Pengusaha / Anak Lelaki/Pria Miskin / Mengubah Takdir
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Imam Setianto

seorang sena baru mengetahui kalau dia adalah hanya anak angkat dari seorang kiyai, ia diasuh dalam lingkungan pondok sejak usianya tiga tahun, setelah dewasa dan mendapatkan gelar sarjananya ia malah mendapatkan tugas dari sang kiyai untuk kembali pada orang tua kandungnya yang wajahnya saja sena lupa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Imam Setianto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 22

Sena pun memijit kaki ibu reni dengan pelan, hal itu ia lakukan hanya untuk media dua sosok jin masuk ke tangan kirinya, setelah terasa dua jin bersaudara itu masuk sena pun menghentikan pijitannya.

"Pak herman atau mba perawat tolong coba ibu di bantu berdiri, pelan pelan saja!" Ucap sena meminta ibu reni di bantu berdiri.

"Memangnya bisa mas, soalnya sudah beberapa kali di coba hasilnya istri saya selalu jatuh, seperti tak kuat menopang dirinya sendiri!?" Kata pak herman.

"Bismillah pak semoga bisa, ibu gimana rasanya sekarang kakinya?" Kata iman.

"Sekarang rasanya agak ringan mas, tadi pas belum di pijat rasanya berat dan lemas!" Jawab bu reni.

"Ya di coba berdiri bu, pelan saja!" Kata sena.

Bu reni pun di bantu berdiri oleh perawat dan pak herman sampai berdiri tegak tapi masih di topang dari kedua sisinya.

"Sekarang pelan pelan lepaskan pegangan tangannya bu!" Kata iman.

Perlahan bu reni melepas pegangan tanganya pada pak herman dan perawat, dan seketika ia bisa berdiri dengan sempurna tanpa merasakan lemas atau sakit.

"Pah, mamah bisa pah!" Ucap bu reni dengan haru bercampur senang dan heran.

"Iya mah, Alhamdulilah ta Allah telah Engkau sembuhkan istriku!" Ucap pak herman seketika sujud syukur, saking senangnya istrinya bisa berdiri sendiri.

"Sekarang duduk lagi bu, mbak perawat tolong di tahan kursi rodanya!" Ucap sena lagi.

Bu reni pun menurut mencoba duduk kembali di kursi roda.

"Biarin pak jangan di bantu, cukup di jagain saja!" Kata sena pada pak herman yang akan membantu istrinya duduk.

Perlahan bu reni menurunkan badanya untuk duduk, dan ia pun bisa duduk sendiri dengan sempurna.

"Sekarang berdiri lagi bu, tapi tanpa bantuan!" Kata sena lagi.

Bu reni pun melakukan apa yang di perintahkan oleh sena dengan hati gembira sebab sudah bisa berdiri sendiri dengan normal.

Sena memerintahkan bu reni untuk mengulang duduk dan berdiri sampai lima kaki, setelah di rasa lancar lalu sena meminta bu reni untuk mengangkat kakinya secara bergantian.

"Sekarang coba angkat kaki yang kanan dulu bu!" Ucap sena.

"Nah sekarang gantian kaki yang kiri di angkat!" Kata sena lagi.

"Sekarang ibu duduk dulu, istirahat, nanti kita lanjut dengan mencoba berjalan!" Kata sena lagi menyuruh bu reni istirahat.

Setelah di rasa cukup istirahat sena kembali meminta bu reni berdiri.

"Sekarang kita coba buat jalan ya bu, pelen pelan saja!" Ucap sena setelah bu reni berdiri dengan tegak dan tentu saja masih di jaga oleh pak herman di belakangnya.

Perlahan setapak demi setapak bu reni melangkahkan kakinya ke depan, tak terasa bu reni sudah melangkah sejauh lima meter, ia begitu senang kini sudah kembali bisa berjalan lagi, saking bahagianya ia menangis tersedu sampai tak bisa berkata apa apa.

"Alhamdulillah sekarang ibu sudah bisa berjalan normal lagi!" Ucap sena

"Iya mas sena terimakasih atas pertolongannya, saya sudah hampir putus asa, soalnya sudah berobat ke sana kemari tidak ada perubahan, ini malah sekarang berkat mas sena saya sudah bisa berjalan!" Kata bu reni masih dengan tangis bahagianya.

"Terimakasihnya sama Allah bu, Allah lah yang menggerakan kang burhan menjemput saya biar bisa datang ke sini!" Jawab sena.

"Iya mas sena, Alhamdulillah, saya bersyukur Allah masih memberi saya kesempatan untuk bisa berjalan lagi!" Ucap bu reni yang kini sudah duduk di samping suaminya.

Kini semua orang duduk di ruang keluarga, pelayan menghidangkan berbagai macam minuman dan cemilan.

"Maaf mas sena, kalau boleh tahu penyebab dari lumpuhnya kaki istri saya apa ya?" Tanya pak herman.

"Penyebabnya orang lain pak, tapi tidak usah di pikirkan siapa orang lain itu, Allah sendiri nanti yang akan mengurusnya, bapak sama ibu fokus saja sama keluarga dan pekerjaan, dan pesan saya bapak jangan macam macam, ibu sudah sangat setia menemani anda mulai dari bawah!" Jawab sena sambil menasehati pak herman.

"Iya mas siap, saya akan selalu ingat pesan mas sena!" Kata pak herman.

"Baik pak, saya pegang kata kata bapak, berhubung ibu sudah bisa berjalan dan ternyata ini sudah siang, saya mohon pamit pak, bu, ada pekerjaan di rumah yang mesti saya kerjakan!" Kata sena akhirnya berpamitan.

"Kok buru buru mas, sebenarnya saya pengin ngobrol banyak sama mas sena, tapi ya sudahlah, mas senanya juga mau pulang!" Ucap pak herman.

"Lain kali bisa di sambung lagi pak, maaf sebelumnya!" Jawab sena.

"Iya mas, sekali lagi terimakasih, maaf ini hanya sekedar membeli rokok!" Kata pak herman sambil menyerahkan amplop coklat pada sena.

"Terimakasih pak herman, saya terima ini, mudah mudahan menjadi amal ibadah bagi bapak dan ibu!" Jawab sena lalu berpamitan pulang di antar burhan.

Saat sampai di pertigaan jalan menuju pulang sena meminta berhenti pada burhan.

"Berhenti sebentar kang!" Ucap sena, seketika burhan menepikan mobil yang di kendarainya.

"Ada apa mas?" Tanya burhan setelah mobil berhenti.

Lalu sena mengambil amplop yang tadi di beri oleh pak herman dan membukanya.

"Ini buat beli rokok sama bensin kang burhan, sisanya tolong kang burhan masukan amplop ini ke kotak amal masjid itu!" Ucap sena setelah mengambil beberapa lembar uang warna merah dan di berikan pada burhan, serta sisa uang yang masih ada di amplop di berikannya juga.

Burhan turun dari mobil dan langsung menuju ke masjid yang di tunjuk sena, ia segera memasukan amplop itu ke dalam kotak amal, lalu segera kembali lagi ke mobil.

"Sudah saya masukan mas!" Kata burhan melapor.

"Ya wis kita lanjut pulang kang!" Jawab sena.

Burhan pun kembali menjalankan mobilnya menuju rumah sena.

"Maaf mas, memang tadi isi amplopnya berapa mas?" Tanya burhan di tengah perjalanan mengantar sena pulang.

"Tidak tahu kang, yang pasti kita sudah memasukanya ke kotak amal, he he he he....!" Jawab sena dengan santai sambil menghisap rokoknya.

"Ini yang saya suka dari sampean mas, ga minta imbalan saat menolong orang, dan tidak banyak bicara soal teori tapi langsung praktek, terus uang ini bagaimana mas!?" Ucap burhan menanyakan uang yang di beri oleh sena tadi.

"Ya itu rejekinya kang burhan buat beli rokok sama bensin!" Jawab sena santai.

"Terus mas sena ga beli rokok?" Tanya burhan lagi.

"Ya beli nanti kalau ini sudah habis, tapi yang jelas bukan pakai uang itu!" Jawab sena lagi.

"Kenapa mas, apa uang ini haram, kalau haram saya juga tidak mau memakainya!?" Tanya burhan lagi.

"Ha ha ha ha........, bukan haram kang bur, tapi saya menghindari uang pemberian dari orang yang saya tolong, saya takut di cap menjual doa dan agama!" Jawab sena.

"Ooohh begitu, tapi kan banyak juga ustadz dan kiai yang mau menerima imbalan semacam itu mas?" Tanya burhan lagi.

"Kalau itu urusannya mereka kang, bukan urusanku!" Jawab sena singkat.

1
Ilham
BG up nya jangan tangung tangung Noa BG aku lgi enak baca lah gantung bg
Jamrawati Onon
lanjutkan ke selanjutnya LG seru
Aa Mobui
lanjut kang ...bab d perbanyak 🙏🙏🙏🙏🙏
Ilham
lanjut BG aku suka cerita nya bg
Ilham
lanjut BG aku Suko cerita yang beninian bg
Ilham
bg lanjut aku Suko cerita nya bg..lanjut bg
ginevra
ceritanya seru
ginevra
👍👍👍👍👍
Hoa xương rồng
Membuatku terhanyut.
Necesito dormir(눈‸눈)
Mantap banget thor, plotnya bikin gak bisa berhenti baca!
Poplar Taneshima
Author, kita fans thor loh, jangan bikin kita kecewa, update sekarang 😤
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!