Dendam bisa menjadi motivasi untuk bangkit, namun harus di sertai dengan kebijakan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sky Long, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
"Lari!"
Salah satu orang Klan Yun segera tersadar dan dengan cepat melarikan diri. Mendengar teriakan orang itu, semua orang Klan Yun yang berada di situ segera melarikan diri dengan cepat.
Semua orang di lantai satu Paviliun Bulan segera bergerak menjauh seolah-olah takut Fang Yuan akan menyerang mereka.
"Hou Tua, pergi ke Klan Yun dan musnahkan Klan Kecil ini." Fang Yuan menatap Hou Tua dan dan memerintahkan dengan ekspresi tegas.
Awalnya Fang Yuan tidak ingin terlalu di perhatikan. Namun karena sudah terlanjur, Fang Yuan tidak mau repot-repot menunggu orang-orang Klan Yun membuat masalah.
Dia yakin dengan tempramen orang-orang dari Klan Yun, kedepannya mereka akan mencari masalah dengannya. Karena tidak ingin repot dengan hal kecil seperti ini, Fang Yuan memutuskan untuk memusnahkan akar masalah.
"Oke!" mendengar perintah Fang Yuan, Hou Tua mengangguk setuju. Dia juga berpikiran sama dengan Fang Yuan, lebih baik memusnahkan akar masalah agar kedepannya tidak perlu repot-repot menghadapi balas dendam orang-orang Klan Yun.
Inilah Dunia Kultivasi, kejam dan tanpa belas kasihan. Jika hatimu goyah dalam melakukan sesuatu dan tidak bisa mengambil tindakan tegas karena belas kasihan, suatu saat kamu pasti jatuh.
Hou Tua tanpa banyak bicara segera menghilang dari tempatnya seolah-olah dia tidak pernah muncul di sana.
. . .
Di sisi lain, saat ini di kediaman Klan Yun, Patriak Yun Feng sedang duduk di rungannya. Dia tampaknya sedang memikirkan sesuatu dengan wajah yang sangat serius.
"Bam!"
"Patriak, masalah besar, masalah besar!"
Dia yang sedang berpikir dengan serius tiba-tiba di kejutkan dengan salah satu bawahannya yang masuk kerungannya dengan tergesa-gesa. Dengan marah diak berteriak, "Dasar kurang ajar, apa yang membuatmu begitu takut sehingga berani menggangguku!"
"Patriak, Tuan Muda telah menyinggung seorang pemuda dan dibunuh!" Kata bawahannya dengan suara bergetar.
"Apa!" Aura Alam Kesempurnaan Jiwa tingkat 9 meledak dari tubuh Patriak Yun Feng, "Di Mana Tetua kembar, kenapa mereka membiarkan putraku di bunuh!"
"Patriak, Tetua Kembar juga di bunuh oleh pemuda itu! Dia hanya berada di Alam Inti Emas tetapi dia dengan mudah membunuh Tetua Kembar!"
"Apa! Inti Emas?!" Patriak Yun Feng Terkejut dan berkata dengan marah, "Dasar dua orang tua tidak berguna itu, mereka sebenarnya di bunuh oleh Bocah Inti Emas, benar-benar tidak berguna!"
Menatap bawahannya, Patriak Yun Feng berteriak marah, "Karena Putraku sudah mati, mengapa kalian orang-orang tidak berguna ini belum mati?"
"Ampu-"
Melihat Patriak Yun yang sangat marah, bawahannya itu buru-buru bersujud dan memohon ampun. Namun, sebelum dia selesai memohon, tubuhnya sudah meledak menjadi kabut darah.
"Panggil semua Tetua Klan Yun, kita harus membalas dendam untuk putraku. Aku ingin pembunuh putraku di kuburkan bersama dengan putraku!" Teriak Patriak Yun Feng.
"Baik Patriak!"
Dua orang yang berjaga di pintu masuk ruangan Patriak menjawab serempak dan pergi dengan cepat.
"Sialan! Meskipun putraku ini tidak berguna, dia adalah Tuan Muda Klan Yun. Jika orang-orang tahu bahwa Putraku dibunuh oleh seorang Bocah Inti Emas, Klan Yun akan menjadi bahan tertawaan. Bocah ini harus mati!" Yun Feng berkata dengan marah.
"Dia tidak mungkin mati, namun kamu harus tahu bahwa kamu dan seluruh orang Klan Yun akan mati hari ini!" Tiba-tiba suara dingin terdengar.
"Siapa di sana!" Mendengar suara itu, Yun Feng sangat terkejut dan segera memasang sikap waspada.
"Kamu tidak perlu tahu siapa aku. Yang harus kamu tahu adalah putramu telah menyinggung orang yang salah. Ingat, yang membuat Klan Yun musnah adalah Putra baik yang kamu didik!"
Tepat setelah suara itu terdengar, sebuah tongkat emas muncul dari kehampaan tepat di atas kepala Yun Feng. Dengan ayunan pelan Tongkat emas itu kepala Yun Feng meledak menjadi kabut darah.
Begitu saja dan dia mati tanpa tahu siapa yang membunuhnya. Tepat setelah Yun Feng mati, di langit di atas kediaman Klan Yun, sebuah tongkat emas raksasa jatuh dari langit.
Ledakan!
Ledakan yang mengguncang seluruh Kota Benteng terjadi saat Tongkat Enas raksasa itu jatuh. Seluruh kediaman Klan Yun hancur berantakan, bahkan tempat kediaman Klan Yun sebelumnya saat ini sudah menjadi jurang dalam.
. . . .
Tepat saat matahari baru terbit, berita panas menyebar keseluruh Kota Benteng. Berita itu tidak lain adalah berita pemusnahan Klan Yun tadi malam.
Di sebuah lantai bawah penginapan, banyak orang sedang duduk makan di sana. Dari setiap kelompok, pembicaraan mereka tidak lain adalah pemusnahan Klan Yun tadi malam.
"Klan Yun juga bisa di sebut salah satu kekuatan terkuat di sini. Orang kuat mana yang mereka singgung sehingga membuat Klan mereka musnah!"
"Kalian tidak tahu? Sebelum Klan Yun di musnahkan, Tuan Muda Klan Yun sempat menyinggung seorang pemuda yang berada di Alam Inti Emas. Pemuda itu hanya dengan satu tebasan pedang dan membunuh Tuan Muda Klan Yun. Dan yang lebih menakutkan adalah pemuda Inti Emas itu juga membunuh Tetua Kembar."
"Apa?! Inti Emas melompati dua Alam besar untuk bertarung dan menang? Dari mana cerita omong kosong ini, aku tidak percaya!"
"Dasar bodoh, kamu benar-benar ketinggalan berita. Berita ini datang dari Paviliun Bulan, apakah kamu berpikir Paviliun Bulan akan mengeluarkan berita Hoaks?"
"Ya, salah satu saudaraku yang bekerja di Paviliun Bulan juga berkata seperti itu. Di katakan bahwa kejadian itu terjadi di lantai satu Paviliun Bulan dan di saksikan banyak orang di sana!"
Di sisi lain, di sudut tertentu restoran penginapan, Fang Yuan dengan jubah hitamnya duduk makan bersama Hou Tua. Mereka duduk di sudut ruangan tepatnya di samping jendela.
"Hiss, aku sebenarnya ingin tetap rendah hati namun keadaan tidak mengijinkan!" Fang Yuan berkata dengan nada mengeluh.
"Renda hati pantatmu!" Tetua Hou memarahi dengan keras, "Jika kamu tidak bertindak tegas kemungkinan kamu akan di bunuh suatu saat nanti. Jangan seperti orang munafik yang selalu berpura-pura rendah hati kalau tidak mau di bunuh!"
Hou Tua melanjutkan, "Kamu masih muda dan jalanmu masih panjang. Jadi berbuatlah sesuka hatimu asalkan jangan berlawanan dengan nuranimu atau kamu akan menyesal di kemudian waktu!"
"Eh!" Mendengar perkataan Hou Tua yang menceramahinya Fang Yuan tersenyum main-main dan berkata, "Tidak menyangka orang tua mesum sepertimu ternyata sedikit bijaksana!"
"Dasar Bocah Nakal, apakah kamu meminta pemukulan?" Hou Tua menatap Fang Yuan dan berkata dengan marah.
Tepat setelah dia selesai berbicara, matanya tiba-tiba terpaku kearah pintu masuk. Tanpa dia sadari, air liurnya sudah menetes di sela-sela bibirnya.
Melihat tingkah aneh Tetua Hou, Fang Yuan segera menoleh kearah pintu masuk. Ternyata, yang membuat Hou Tua seperti ini adalah menejer dari Paviliun Bulan.