Arga, seorang remaja yang lahir dari darah daging ayahnya sendiri, tumbuh di rumah besar yang justru terasa asing baginya. Kehangatan keluarga yang seharusnya menjadi tempat berlindung berubah menjadi penjara dingin — penuh tatapan acuh, hinaan, dan kesepian.
Ayah yang dulu ia panggil pelindung kini tak lagi memandangnya. Cinta dan perhatian telah dialihkan pada istri baru dan anak-anak tiri yang selalu dipuja. Sementara Arga, anak kandungnya sendiri, hanya menjadi bayangan yang disuruh, diperintah, dan dilukai tanpa belas kasihan.
Namun di balik luka dan penghinaan yang menumpuk, Arga menyimpan api kecil dalam hatinya — tekad untuk bertahan, dan bangkit dri penderitaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adrina salsabila Alkhadafi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 Menyelamatkan proyek
Keesokan harinya, Laila Diandra melangkah ke Ruang Kontrol Nusantara dengan aura baru. Tidak ada lagi ketegangan. Ia adalah Arsitek Utama yang berintegritas, yang baru saja menyelamatkan Proyek Nusantara dari CEO yang korup (Tuan Alpha).
Semua staf memandangnya kagum. Laila kini memimpin penuh remedial plan fondasi dan secara resmi bertanggung jawab atas seluruh sistem Aurora Tech di Nusantara.
"Selamat, Nona Diandra," sapa Tuan Hadi, salah satu anggota dewan yang paling skeptis, kini tampak hormat. "Anda telah membuktikan integritas Anda. Kami sepenuhnya percaya pada kemampuan Anda untuk memimpin."
"Terima kasih, Tuan Hadi," balas Laila, profesional dan dingin.
Laila kemudian masuk ke ruang kerjanya yang baru—ruangan yang dulunya milik Arga, yang kini ditangguhkan. Di sana, Laila harus menjalankan misi paling berbahaya: menjalankan flash drive hitam Arga untuk mengganti signature kode AI Logic secara diam-diam.
Laila mengunci pintu. Ia menyambungkan flash drive itu ke server utama Nusantara.
Script itu sangat cepat. Dalam waktu 15 menit, kode AI Logic Aurora Tech telah diganti sepenuhnya. Kode lama dengan signature Arga/Tuan Dharma telah dihapus, digantikan dengan mirror image baru yang terdaftar atas nama Laila Diandra.
SUCCESS: CODE SWITCH COMPLETE.
Laila menyandarkan punggung ke kursi, lega, tetapi juga merasakan beban yang luar biasa. Ia kini adalah pemilik sah dari teknologi paling canggih di negara itu, dan Arga telah menyerahkannya kepadanya.
Ia melihat ke sudut ruangan. Di sana, Arga meninggalkan jaket hoodie lamanya, yang biasa ia pakai saat menjadi engineer di Adhiyatma. Laila berjalan, mengambil jaket itu, dan memeluknya sesaat.
Aku akan melindungimu, Arga.
Saat Laila keluar dari ruangan, Tuan Dharma, mentor lamanya dan ayah angkat Vino, sedang berdiri di lorong, menunggunya. Tuan Dharma adalah pria tua yang bijaksana, tetapi matanya kini dipenuhi kekecewaan.
"Selamat, Laila," kata Tuan Dharma, suaranya tenang, tetapi menusuk. "Kau menyelamatkan Nusantara. Dan kau menjatuhkan Tuan Alpha."
Laila merasakan dingin menjalar. Tuan Dharma adalah mentor yang ia hormati, dan ia tahu Tuan Dharma akan sangat kecewa dengan pengkhianatan Laila.
"Tuan Dharma," Laila mencoba menjelaskan. "Saya harus memilih integritas. Saya tidak bisa membiarkan Nusantara dibangun di atas kode curian."
"Aku mengerti," kata Tuan Dharma, ia menatap Laila dengan tatapan yang dalam dan penuh makna. "Tapi, Nak. Dalam kasus ini, kode yang dicuri tidak seburuk kepercayaan yang dikhianati."
Tuan Dharma melangkah mendekat. "Aku mengenal Arga. Dia adalah murid terbaikku, sama sepertimu. Dia memiliki banyak cacat, tetapi dia tidak pernah mencuri untuk kepentingan pribadinya. Dia mencuri untuk membangun. Dan kau tahu itu."
Laila menunduk. Ia tidak bisa berdebat. Ia telah menerima peran sebagai pengkhianat.
"Kami semua berharap, dengan Tuan Alpha disingkirkan, kau akan kembali menjadi arsitek yang hanya fokus pada proyek. Bukan pada drama pribadi," kata Tuan Dharma. "Jaga integritasmu, Laila. Jangan biarkan kekuasaan yang baru ini membutakanmu. Jangan sampai kau menjadi Rendra yang baru."
Tuan Dharma pergi, meninggalkan Laila sendirian. Laila tahu, meskipun Tuan Dharma tidak tahu tentang backdoor atau code switch rahasia itu, dia merasakan ada kebohongan besar. Keretakan dalam hubungan mereka kini menjadi harga yang harus dibayar Laila.
Malam hari, setelah hari yang panjang dalam peran Ratu Nusantara yang dingin. Laila masuk ke safe zone. Arga sudah menunggu di unitnya, pintu penghubung terbuka.
Arga tidak mengenakan hoodie maupun jas. Ia mengenakan kaus polos—kembali ke Arga si engineer yang kasual. Ia duduk di lantai penthouse, dikelilingi server yang mati dan laptop.
"Tugasmu selesai," kata Arga, melihat Laila masuk. "Bagaimana perasaannya, menjadi pemilik tunggal AI Predictive Logic senilai ratusan juta dolar?"
"Terbebani," jawab Laila, duduk di lantai di sebelah Arga, bersandar di dinding kaca. "Aku merasa bersalah pada Tuan Dharma. Dia membenciku sekarang. Dia berpikir aku mengkhianatimu."
Arga mengulurkan tangannya, memegang tangan Laila. Sentuhan itu tidak memiliki paksaan kontrak, hanya kenyamanan dan keintiman yang tulus.
"Dia harus berpikir begitu," kata Arga. "Sekarang, Rendra pasti sedang merayakan kemenangannya, mengira dia telah mendapatkan kembali Laila Diandra. Tapi dia tidak tahu, dia baru saja memberikan kunci kerajaannya kepada wanita yang akan melindungiku seumur hidupnya."
Laila tersenyum, menyandarkan kepalanya ke bahu Arga. Chemistry mereka kini terasa sangat aman, terlepas dari kekacauan di luar.
"Kapan aku harus berurusan dengan tuntutan hukum Rendra atas nama Aurora Tech?" tanya Laila.
"Tidak perlu khawatir," kata Arga, tangannya mengusap rambut Laila. "Begitu Rendra melayangkan gugatan resmi, kita akan membalasnya. Kau akan muncul sebagai pemilik sah kode itu. Gugatan itu akan batal demi hukum karena kode itu kini milikmu, Laila. Bukan milikku."
"Tapi bukankah itu akan membuat Rendra tahu bahwa kita bekerja sama?"
"Dia akan tahu," jawab Arga, suaranya menjadi gelap. "Tapi saat itu, sudah terlambat. Semua file Vino telah dihapus. Fondasi sudah kita perbaiki. Nusantara sudah di tanganmu. Dia tidak punya apa-apa lagi selain kemarahan."
Arga membalikkan badannya, menatap Laila dengan mata penuh passion.
"Sekarang, lupakan Rendra, lupakan Nusantara. Aku butuh ketenangan. Aku butuh Laila, bukan Ratu Nusantara," bisik Arga.
Arga perlahan menundukkan kepalanya, mencium Laila. Ciuman itu dalam, lambat, dan penuh janji. Itu adalah ciuman yang mengukuhkan bahwa, meskipun dunia melihat mereka sebagai musuh yang berpisah, di balik dinding kaca itu, mereka adalah pasangan yang tak terpisahkan, terikat oleh misi dan pengkhianatan yang sama.
Tiba-tiba, ponsel Arga berdering. Itu Dina.
"Tuan Alpha, maaf mengganggu. Tuan Dharma baru saja menelepon. Dia meminta Nona Diandra untuk makan malam di rumahnya besok malam. Dia bilang ini untuk merayakan 'kemenangan integritas' Laila. Dan dia juga mengundang... Ayah Anda."
Arga dan Laila saling pandang, terkejut.
"Ayahku? Rendra? Diizinkan keluar tahanan rumah?" tanya Arga.
"Tidak, Tuan Alpha. Rendra tidak bisa keluar. Tapi Tuan Dharma mengundang Ayah Anda, Tuan Dharma. Dan Tuan Dharma ingin melihat Nona Diandra," jelas Dina.
Arga menarik napas. "Tuan Dharma (Mentor) ingin Laila makan malam bersama Rendra (Ayah kandung Vino) dan Tuan Dharma (Mentor) di bawah satu atap, untuk merayakan pengkhianatan Laila terhadap Tuan Alpha."
Laila menatap Arga. "Ini jebakan. Tuan Dharma curiga. Dia ingin melihat apakah aku akan kaku saat bertemu Rendra."
"Tepat," kata Arga, matanya kembali tajam. "Jika kau menolak, kau membuktikan kau tidak ingin menghadapi masa lalumu. Jika kau datang, kau harus bersikap seolah-olah kau benar-benar membenci Tuan Alpha dan hanya ingin fokus pada Nusantara."
Arga memegang pipi Laila. "Kau harus pergi, Laila. Ini adalah ujian terakhir dari sandiwara kita. Kau harus meyakinkan Tuan Dharma dan Rendra bahwa kau telah menjadi 'milik' mereka lagi."
"Tapi aku harus meninggalkanku sendiri, setelah semua yang terjadi?" tanya Laila, suaranya mengandung rasa sakit.
"Aku akan mengawasi setiap detik," janji Arga. "Dan saat kau berada di sana, di bawah tatapan Tuan Dharma, kau harus menatap Rendra dengan penuh percaya diri dan senyum kemenangan. Itu akan membuat mereka yakin kau telah kembali ke sisi mereka. Dan itu akan membuatku sakit, Laila."
"Sakit?" Laila mengulang.
Arga mengangguk. "Ya. Karena sandiwara ini... cinta kita yang baru lahir ini... harus bersembunyi di balik kebencianmu yang paling sempurna."
Dihina, disakiti, diabaikan — hingga akhirnya ia memilih pergi, membawa luka yang berubah jadi kekuatan.
Bertahun-tahun kemudian, dunia berbalik.
Anak yang dulu diremehkan, kini berdiri di atas cahaya keberhasilannya.
mari masuk ke dunia Tuan alfa