Terjerat Cinta Mafia

Dengan bunyi dentuman, aku tiba-tiba terjepit di bawahnya. Rayza telah membalikkan tubuhku di bawahnya dan sekarang duduk di pinggulku sambil menjepit kedua pergelangan tanganku di lantai. Aku mengerang keras, ketika Rayza menundukkan kepalanya dan mulai mencium dan mengisap sisi leherku dengan agresif, mengirimkan gelombang kenikmatan ke seluruh tubuhku.

Suara ciuman dan isapan yang keras bergema di ruangan itu bersamaan dengan suara celanaku dan erangan kenikmatan saat Rayza terus mendaratkan ci_man di kedua sisi leherku. Dia menci_m dan menjil_tiku sampai tubuhku terasa lemah dan mabuk kenikmatan.

Aku merasakan tangannya menyelinap sekali lagi ke balik pakaianku sebelum aku merasakan tangannya yang besar mencengkeram Da_aku. Aku mendesah bahagia saat merasakan Da_ku dipijat dan dimainkan. Tangannya yang jantan meremas Da_ku begitu keras hingga mulai terasa sedikit sakit, tetapi kenikmatannya begitu mematikan sehingga aku hampir tidak bisa merasakan sakitnya.

Dia terus meng_sap leherku sementara tangannya membelai dan membelai Da_ku. Aku merasa tubuhku seperti terbakar saat aku menggeliat di bawahnya. Aku berteriak sedikit lebih keras ketika jari-jarinya mulai dengan cekatan memainkan put_ngku yang tegak.

"Ahh! Ahh…" aku mengerang tak henti-hentinya saat jemarinya mulai menggulung put_ngku yang panas di antara ujung-ujung jarinya sebelum mencubit dan menariknya.

Aku merasakan sentakan kenikmatan mengalir melalui tubuhku dari Da_ku hingga ke panasnya di antara kedua kakiku. Cara dia menyentuhku membuatku tergila-gila dengan n_fsu dan hasr_t. Sentuhannya terasa sangat menakjubkan...

"Rayza...bangun...berhenti" kataku sebelum aku melanjutkan eranganku.

Meskipun aku protes, Rayza terus menjelajahi tub_hku dengan tangannya. Aku merasakan tangannya menyelinap di antara pah_ku sebelum ia mulai membelai dag_ng lembut di p_ha bagian dalamku ke atas dan ke bawah dengan perlahan dan lembut. Aku merasakan bulu kudukku berdiri akibat belaiannya yang menggoda.

Aku menarik napas dan menahannya saat merasakan tangannya perlahan meluncur ke p_ha bagian dal_mku, inci demi inci hingga akhirnya mencapai tujuan akhirnya. Ujung-ujung jarinya dengan lembut menggali ke dalam bas_h yang panas di antara kedua kakiku.

"Ahhh…Rayza…" teriakku sambil menggigit b_bir bawahku dan kepalaku berguling ke sana kemari karena tak berdaya.

Aku merasakan jari-jarinya di atas panas kewanit_nku saat ia mulai membelai celah bas_h dan berdenyut-denyutku ke atas dan ke bawah. Rasa sakit yang menyenangkan di per_t bagian bawahku semakin kuat dan aku merasakan ca_ran cintaku meny_mbur keluar dari lub_ngku saat disentuhnya. Ia dengan ahli membelai lub_ng vag_ku ke atas dan ke bawah tanpa memasukiku.

Sentuhannya sangat nikmat dan membuat ket_gihan. Aku mulai menggerakkan pingg_lku, mencoba mengarahkan jari-jariku yang nakal ke titik sens_tif di antara kedua kakiku. Aku membenci diriku sendiri karena terlalu banyak menanggapinya dan menginginkan sent_hannya. Namun, saat itu, aku ingin merasakan sent_hannya pada kli_risku yang bengkak dan keras.

Apakah karena saya sudah lama tidak berhub_ngan s_ks dengan seorang pria sehingga saya merasa seperti ini atau karena saya secara tidak sadar tertarik pada Rayza? Apa pun jawabannya, saya ingin merasakannya menyentuh saya lebih lagi. Saya ingin dia memuaskan saya sampai saya mencapai klim_ks…

Seolah-olah dia menyadari keinginanku yang terpendam, Rayza mulai mendorong jari-jarinya ke kli_risku yang bengkak sebelum menjepitnya dengan kuat dan memutarnya di antara ujung-ujung j_rinya. Rasanya sangat nikmat...bahkan lebih nikmat daripada saat aku menyent_h diriku sendiri saat ma_rbasi. Seolah-olah dia tahu semua titik sens_tifku dengan sangat baik. Aku mengerang begitu keras sehingga aku harus menghentikan eranganku sendiri dengan menutup mul_tku sendiri.

Hal terburuk yang mungkin terjadi saat ini adalah Rayza terbangun. Jika dia terbangun dan melihatku seperti ini, terjepit di bawahnya, dia akan menyiksaku tanpa henti. Aku tidak perlu khawatir tentang itu terlalu lama karena aku tidak bisa berpikir lagi. Aku merasakan jari-jarinya membelah lipatan vag_ku diikuti oleh sensasi tajam yang menusuk di antara kedua kakiku.

"Ahhhh…" aku mengerang dan mer_ntih, pingg_lku tersentak ke atas dengan tajam.

Rayza telah memas_kkan jarinya yang tebal dan panjang ke dalam lub_ng bas_hku dengan sekali tusukan. Tanpa menungguku menyesuaikan diri dengan sensasi jarinya di d_lam, ia mulai menggoyang-goyangkan jar_nya di dalamku. Jari-jarinya mengusap dinding vag_ku, membuat tub_hku bergetar karena h_srat yang membara.

Aku tak percaya aku bisa merasakan kenikmatan yang luar biasa hanya dari satu jarinya yang masuk ke dalam lub_ngku.

Tak lama kemudian jarinya menemukan titik-G-ku dan mulai membelai dan mendorongnya dengan keras. Rayza memasukkan dan mengeluarkan jarinya dari lub_ngku dari berbagai sudut, merangs_ng titik kenikm_tanku dengan setiap dorongan. Aku menggigit jari-jariku sendiri agar tidak berteriak keras karena kegirangan. Pingg_lku bergerak li_r di tangannya. Vag_ku yang lapar mencengkeram jarinya dengan putus asa.

Aku hampir mencapai klim_ks saat Rayza memasukkan jari tebal lainnya ke dalam lub_ng basahku, meregangkan lub_ng masuk dan bagian dal_mku. Jari-jarinya terasa luar biasa saat mengisi dan mengg_sek dinding terowongan cint_ku. Tub_hku menggeliat di bawahnya dan aku merentangkan kakiku lebih lebar untuk memasukkan jari-jarinya lebih dalam ke tub_hku.

Aku tak dapat menahannya lagi; aku bisa merasakan org_smeku mendekat. Jika dia terus memasukkan jarinya ke dal_mku seperti ini, aku akan segera mencapai klim_ks.

"Rayza…" aku berteriak pada tanganku sendiri yang menutupi mulutku saat klim_ksku menguasai diriku.

Aku mencoba untuk menahan dampak klim_ksku dengan diam sambil memejamkan mata dan menggigit jari-jariku. Tub_hku kejang dan gemetar karena beratnya saat gelombang kenikmatan yang bertubi-tubi menerpaku. Pikiranku menjadi kosong, dan aku tidak dapat mengingat apa pun lagi setelah itu…

**

Tubuhku terasa pegal-pegal dan kepalaku nyut-nyutan seperti habis begadang semalaman atau mabuk. Aku masih ingat samar-samar kalau tadi malam aku ke kamar Rayza buat nengokin dia… lalu…

Aku langsung duduk tegak di atas tempat tidur dengan mata melotot saat ingatan semalam kembali ke otakku. Refleks, tanganku meraba-raba tubuh sendiri, nyari baju. Syukurlah… bajuku masih lengkap.

Tapi pas aku nengok ke sekeliling, aku langsung sadar ini bukan kamarku. Jelas aja, ini bukan tempat tidurku, dan satu-satunya kemungkinan aku lagi di kamar Rayza. Tadi malam, aku nggak sempat merhatiin kamar dia karena pikiranku udah penuh. Tapi sekarang, setelah aku lihat-lihat, kamarnya ternyata gede banget dan rapi, jauh dari bayanganku.

Segala sesuatu di dalam kamar itu tampak mewah. Kamar itu memiliki kamar mandi dalam, dan dari tempatku duduk di atas ranjang, aku bisa melihat dua pintu menuju ruangan lain. Salah satu pintunya terbuka, dan aku bisa melihat itu adalah ruang tamu kecil sekaligus ruang kerja pribadi. Sementara satu pintu lainnya tertutup rapat.

Suasana di ruangan itu begitu hening. Aku tidak tahu apa yang terjadi setelah aku pingsan tadi malam, tapi entah bagaimana, aku justru terbangun di ranjangnya Rayza. Anehnya, Rayza tidak terlihat di mana-mana. Aku jadi bertanya-tanya, ke mana dia pergi sepagi ini? Biasanya Rayza justru susah bangun pagi dia jelas bukan tipe orang yang suka bangun lebih awal.