NovelToon NovelToon
Karena Orang Ketiga

Karena Orang Ketiga

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: Athariz271

Gisva dan Pandu adalah pasangan kekasih yang saling mencintai. Seiring berjalannya waktu, hubungan keduanya semakin merenggang setelah kehadiran seseorang dari masa lalu.

Hingga saatnya Pandu menyadari siapa yang benar-benar dia cintai, tapi semua itu telah terlambat, Gisva telah menikah dengan pria lain.

**

“Gisva maaf, aku harus ke rumah sakit sekarang juga, Kalila kecelakaan.”

Pandu hendak berbalik badan, tapi tangannya ditahan Gisva. “Tunggu mas.”

“Apalagi Gis, aku harus ke rumah sakit sekarang juga, Kalila kritis.”

“Hiks.. Hiks… Mas kamu tega, kamu mempermalukan aku mas di depan banyak orang.” Gisva menatap sekeliling yang tengah pada penasaran.

“GISVA! sudah aku bilang aku buru-buru. Hari pertunangan kita bisa diulang dihari lain.” Pandu melepaskan tangannya sekaligus membuat Gisva terhuyung dan terjatuh.

“Mass…” Panggil Gisva dengan suara bergetar.

Bagaimana kelanjutan kisah mereka berdua? baca di bab selanjutnya! 😍

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Athariz271, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hotel

Gisva masuk ke dalam salah satu bilik kamar mandi. Ia mengunci pintu dan mencoba menenangkan diri, membasuh wajahnya dengan air dingin. Perasaan bersalah dan kebingungan masih menggelayuti benaknya. Setelah beberapa menit, ia merasa sedikit lebih baik. Ia membuka kunci bilik dan melangkah keluar, berniat segera menemui suaminya.

Tetapi, baru saja ia keluar dari bilik, sebuah tangan membekap mulutnya dari belakang. Gisva terkejut dan langsung meronta. Ia mencoba berteriak, namun suaranya tertahan oleh tangan yang membekapnya. Gisva mencoba membalikkan badan, namun tubuhnya ditarik paksa keluar dari toilet.

Gisva masih sadar penuh dan berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan diri. Ia menyikut, menendang, dan mencakar, namun tenaganya tidak sebanding dengan orang yang membekapnya. Ia diseret melewati lorong belakang restoran, menuju pintu keluar darurat.

"Lepaskan! Tolong! Tolong!" Gisva berhasil mengeluarkan suara meski tertahan.

Namun, tidak ada yang mendengar teriakannya. Suara musik dan hiruk pikuk restoran menutupi segalanya. Ia terus meronta, berharap ada seseorang yang melihatnya, namun sia-sia.

Akhirnya, Gisva diseret keluar restoran dan dimasukkan paksa ke dalam sebuah mobil yang sudah menunggu. Ia terus berteriak dan meronta, namun tidak ada yang bisa ia lakukan. Pintu mobil ditutup, dan mobil itu melaju dengan kecepatan tinggi, meninggalkan restoran yang ramai.

Gisva menatap ke samping, dimana orang itu masih memeluk tubuhnya dengan erat. Matanya terbelalak menyaksikan wajah seseorang yang sangat dia kenal.

“Mas Pandu.” Gumam Gisva lirih.

Pandu tersenyum tipis. “Hai sayang.”

Gisva berusaha melepaskan diri dari pelukan Pandu, namun pria itu semakin mengeratkan pelukannya. "Apa yang kau lakukan? Lepaskan aku!"

"Tenanglah, sayang! Aku hanya ingin berbicara denganmu." jawab Pandu dengan nada lembut, namun matanya memancarkan sesuatu yang menakutkan.

"Nggak,aku gak mau! Lepaskan aku! Tolong mas,biarkan aku turun disini." Gisva terus meronta, mencoba membuka pintu mobil tapi terkunci.

"Tenanglah, aku hanya ingin bersamamu, mengingat semua kenangan indah kita, sayang!" ujar Pandu sambil tertawa kecil. “Kita bernostalgia sayang, kamu pasti suka."

"Kau gila! Lepaskan aku!" Gisva semakin panik. Ia tidak tahu apa yang akan dilakukan Pandu padanya.

Pandu mendekatkan wajahnya ke wajah Gisva. "Aku mencintaimu, Gisva. Aku selalu mencintaimu. Aku gak akan biarkan seseorang memilikimu. Hanya aku, hanya aku SAYANG!." ucapnya penuh penekanan.

"Aku sudah menikah mas! Kamu gak bisa berbuat seperti ini sama aku. Lepaskan aku!" Gisva berteriak, air matanya mulai menggenang.

Pandu menggelengkan kepalanya. "Kau salah, Gisva. Kau seharusnya bersamaku. Kita ditakdirkan untuk bersama, akan aku buatkan pesta pertunangan sekaligus pernikahan yang mewah, sesuai impian kita dulu."

Pandu semakin mendekat dan mencoba mencium Gisva. Gisva memalingkan wajahnya, menolak ciuman Pandu.

"Jangan sentuh aku!" Gisva berteriak.

Pandu semakin marah. Ia mencengkram rahang Gisva dengan kasar. "Kau akan menjadi milikku, Gisva!"

Pandu nyaris berhasil mencium bibir merah Gisva, beruntung sang sopir segera menginterupsi.

“Maaf pak, kita sudah sampai.” Selanya.

“Brengsek!”

Gisva menangis ketakutan. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Ia terjebak dalam mobil bersama seorang pria yang terobsesi padanya dan tidak akan membiarkannya pergi.

Pandu menatap keluar jendela, tempat yang cukup sepi dan telah terparkir sebuah mobil disana.

Pandu keluar lebih dulu, tak lupa menyeret dan memaksa Gisva untuk ikut. Pandu Memasukan Gisva ke mobil yang berbeda, lalu melaju dengan kencang dari tempat itu.

“Mas lepaskan aku, turunkan aku disini. Aku mohon!” Gisva menangis terisak-isak.

Tapi Pandu sama sekali tak menanggapi, pria itu sibuk dengan kemudi yang berkecepatan tinggi. Gisva melihat sekeliling, mencoba mengenali jalan yang mereka lalui. Ia tidak tahu ke mana Pandu akan membawanya.

"Mas, kumohon, lepaskan aku. Aku janji tidak akan memberi tahu siapa pun." Gisva mencoba bernegosiasi, air matanya terus mengalir.

Pandu hanya tersenyum sinis. "Kau pikir aku bodoh?”

Di tengah kepanikannya, Gisva melihat tas di atas pangkuannya. Tangannya menyelinap masuk, meraba keberadaan ponselnya.

Hal itu tak luput dari penglihatan Pandu, pria itu menyeringai menatap sang mantan kekasih. “ Mencari apa sayang?”

Gisva terkejut dan langsung menarik tangannya dari dalam tas. "Tidak... tidak ada." jawabnya gugup.

Pandu tertawa. "Kau pikir aku tidak tahu apa yang kau cari? Kau pasti mencari ini, kan?" Pandu memperlihatkan ponsel hitam milik Gisva.

Gisva terbelalak. Bagaimana mungkin? Sejak kapan ponselnya berada ditangan pria itu. Gisva semakin putus asa, ia harus melakukan sesuatu untuk menyelamatkan dirinya. Ia harus mencari cara untuk melarikan diri dari Pandu.

"Jangan harap kau bisa menghubungi siapa pun, sayang!" ujar Pandu dengan nada dingin.

Gisva semakin putus asa. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Ia merasa terjebak dan tidak berdaya.

Tiba-tiba, Pandu menghentikan mobilnya di depan sebuah hotel, Gisva menatap sekeliling yang tampak asing. Gisva merasa asing dengan tempat itu.

"Kita sudah sampai," ujar Pandu sambil tersenyum. "Ayo kita masuk, sayang. Kita bersenang-senang."

Gisva bergidik ngeri. Apa katanya? Bersenang-senang, apa maksudnya?

Pandu keluar dari mobil lalu menggendong Gisva ala bridal style. Gisva mencoba meronta, namun Pandu mencengkeramnya dengan erat.

"Jangan melawan, sayang. Kau hanya akan membuat semuanya semakin sulit!" bisik Pandu di telinga Gisva.

Pandu menggendong Gisva memasuki hotel, semua telah diurus anak buahnya hingga tak ada hambatan apapun. Mereka melewati lobi dengan santai, menuju lift yang sudah menunggu. Gisva terus meronta dalam gendongan Pandu, namun pria itu tidak memperdulikannya.

"Lepaskan aku! Tolong! Tolong!" teriak Gisva sekuat tenaga, berharap ada seseorang yang mendengar teriakannya.

Namun, lobi hotel tampak sepi. Hanya ada beberapa petugas hotel yang sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing.

"Lepaskan aku! Aku mohon!" Gisva terus memohon, air matanya terus mengalir.

Pandu hanya tersenyum sinis. "Kau tidak akan bisa lari dariku lagi, Gisva. Kau akan menjadi milikku."

Lift berhenti di salah satu lantai hotel. Pintu lift terbuka, dan Pandu keluar dari lift sambil menggendong Gisva. Mereka berjalan menyusuri lorong hotel yang sepi, menuju sebuah kamar di ujung lorong.

Pandu membuka pintu kamar hotel itu dengan kunci yang sudah disiapkannya. Ia masuk ke dalam kamar itu dan menutup pintu di belakangnya.

"Selamat datang di kamar kita, sayang." ujar Pandu sambil tersenyum lebar. "Di sini, kita akan bersenang-senang."

Gisva bergidik ngeri. Ia tahu apa yang akan dilakukan Pandu padanya. Ia harus melakukan sesuatu untuk menyelamatkan dirinya.

Pandu menurunkan Gisva ke tempat tidur. Gisva mencoba melarikan diri, namun Pandu dengan cepat menangkapnya dan mendorongnya kembali ke tempat tidur.

Pandu menindih tubuh Gisva di tempat tidur, mencium bibirnya dengan kasar.

Gisva merasa jijik dan ketakutan. Terus memberontak, memukul dada Pandu bahkan berniat mengigit tangannya.

“Kita akan kembali bersama, sayang.” Ucap Pandu lirih.

“Gak bisa mas, kita sudah putus!”

“Aku belum menyetujuinya kalau kamu lupa, Gis.”

“Itu tidak penting, yang pasti kita sudah PUTUS!” Gisva mendorong dada bidang Pandu yang semakin menghimpitnya.

“Apa semua itu karena acara pertunangan kita yang gagal?” Pandu mengelus pipi mulus Gisva, menyelipkan anakan rambut ke belakang telinganya.

“Aku minta maaf.” Pandu menatap Gisva lekat, menatap setiap inci paras Gisva yang mulus dan cantik. “Aku memang bersalah, dan membuatmu tersinggung. Aku juga minta maaf untuk semua perlakuanku yang lalu, aku janji, aku gak akan pernah mengabaikanmu lagi. Aku akan buatkan pesta meriah untukmu.”

Air mata Gisva semakin deras mengalir, bukan ini yang dia inginkan. Semuanya sudah terlambat, gak akan bisa untuk diperbaiki kembali.

"Semua sudah terlambat, Mas. Aku sudah menikah dengan suamiku.” Ucap Gisva dengan suara bergetar.

“ Menikah?” Pandu tertawa. “Lelucon apa yang sedang kamu perankan sayang, aku sama sekali gak percaya kamu sudah menikah dengan lelaki brengsek itu!” Pandu menatap tajam gadis dibawah kungkungannya, tawanya hilang seketika digantikan dengan aura dingin yang menakutkan.

“Aku berkata yang sebenarnya. Sumpah aku sudah menikah mas.” Gisva terus meyakinkan Pandu yang kembali diselimuti amarah.

“Oke! Kita buktikan, kalau perkataanmu memang jujur.” Seringai Pandu, menatap Gisva dengan liar.

 Bersambung..

Happy reading, saran dan komentar masih ditunggu ya! 🥰🥰

1
partini
😂😂😂😂😂 aduhh ada ada Saja
Sunaryati
/CoolGuy//CoolGuy//CoolGuy/
Sunaryati
/CoolGuy//CoolGuy//CoolGuy/
partini
dihhhh ngmngnya gitu ,,harusnya Dam you soooo good baby 😂😂😂😂😂 lope lope
Athariz271: 🤣 bisa aja.
total 1 replies
Sunaryati
Narest tak sabar mengulang yang semalam, ya
Sunaryati
Wah sudah jadi pasutri yang saling memiliki
Sunaryati
Heemm belah duren
Sunaryati
Apa kamu nggak dengan degub kencang jantung istrimu
Sunaryati
Yang penting bisa selalu jaga diri
partini
hemmm pecah perawan
partini
hi hi hi step by step ya Thor
Athariz271: biar terasa🤭
total 1 replies
Blu Lovfres
lebih bagus datang pela**r lgi🤣🤣baru tau rasa dn menyesal, mengabaikan cinta tulus suami,🤣🤣 datang lah pela***r
Athariz271: 🤭 ampunnn
total 1 replies
Blu Lovfres
makanya hati2 o'on 🤣🤣
Blu Lovfres
rasain wanita, edan ,sok percaya diri, jadi musibah selalu menipa mu, bikin. repot suami mu aja, wanita ga ada rasa takut atw curiga ,seenak nya nyolonong pergi tampa , ada rasa curiga, udsh thor saya baru kali ini, baca novel tapi ga recpet sama pemeran wanitanya
Blu Lovfres
lanjut thor
Blu Lovfres
nikmati lah pandu
Blu Lovfres
pandu laki2 jalang
partini
good story 👍👍👍👍
Sunaryati
Lelaki biadap sudah selingkuh tidak terima diputusin
Sunaryati
Setelah pergi baru kau sesali
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!