NovelToon NovelToon
Satu Perempuan

Satu Perempuan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Keluarga / Satu wanita banyak pria
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Nurcahyani Hayati

Bagaimana jadinya jika kamu menjadi anak tunggal perempuan di dalam keluarga yang memiliki 6 saudara laki-laki?
Yah, inilah yang dirasakan oleh Satu Putri Princes Permata Berharga. Namanya rumit, ya sama seperti perjuangan Abdul dan Marti yang menginginkan anak perempuan.

Ikuti kisah seru Satu Putri Princes Permata Berharga bersama dengan keenam saudara laki-lakinya yang memiliki karakter berbeda.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurcahyani Hayati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22. Kantor Polisi

Polisi dengan kumis tebal terus memandangi Prapat dari ujung kaki sampai ujung kepala begitu seterusnya sampai Prapat merasa tak nyaman. Peci putih dengan tasbih di tangannya tidak sama sekali menunjukkan bahwa dia adalah ketua geng motor yang menjadi buronan polisi.

"Cepat jawab!"

"Pak polisi, saya sudah bilang kalau saya itu tidak tau. Saya tidak punya basecamp. Apa itu basecamp?"

Sudah puluhan kali hanya itu jawaban yang ia dapatkan dari pria yang masih duduk di depannya, tak ada jawaban lain. Bahkan ia sudah lelah untuk bertanya.

Bukan hanya satu pertanyaan yang ia lontarkan tetapi sudah banyak dan tidak pernah sedikitpun jawaban benar yang ia dapatkan bahkan ia merasa jika kepalanya berdenyut karena sakit. Baru kali ini ia mendapatkan kasus yang membuatnya mual.

"Kamu jangan berusaha bermain dengan saya, ya!" tunjuknya dengan nada mengancam.

Cukup geram kali ini. Nada suaranya sudah memberat. Jemari telunjuknya menunjuk tapi tidak juga membuat pria berpeci itu mengaku.

"Astaghfirullahaladzim pak, saya tidak sedang bermain. Saya berkata jujur karena sesungguhnya orang yang berbicara jujur adalah orang yang baik dan orang yang berbohong adalah orang yang mencontohi sifat syaitan."

"Saya tidak mau ya pak jika saya menyerupai sifat setan yang suka berbohong. Jadi saya tidak pernah berbohong, pak"

"Kalaupun saya mau berbohong sebelum saya berbohong saya sudah takut duluan. Jadi saya tidak berani."

Polisi yang ada di hadapannya melongo. Pria ini malah berceramah di depannya. Pakaian serba hitam, gamis panjang, peci putih dan tasbih maka sudah lengkap lah sosoknya yang menggambarkan sosok ustaz. Kalau saja pria berpeci ini memiliki janggut yang panjang maka sudah lengkap lah, Dia mirip kyai.

"Ini tasnya, pak."

Seorang polisi yang usianya jauh lebih mudah daripada polisi berkumis itu meletakkan tas hitam milik Prapat di atas meja membuat Prapat tersenyum. Akhirnya tas yang sejak tadi ia cari itu ada di hadapannya. Ia begitu sangat bahagia lalu dengan cepat tangannya bergerak menyentuh tas itu tapi-

Bruak!!!

Suara keras dari permukaan meja yang dipukul oleh polisi berkumis itu membuat Prapat tersentak kaget dan segera menjauhkan tangannya.

"Jangan disentuh!"

"Tapi itu tas saya, pak."

"Iya saya tahu ini tas kamu. Saya juga tidak bilang kalau ini tas saya. Saya hanya ingin mencari bukti."

"Bukti apa, pak? Salah saya apa?"

"Sudahlah! Tidak perlu berakting karena di sini kami tidak mencari artis dan jangan coba-coba untuk menghilangkan barang bukti!"

"Barang bukti apa, pak?"

"Pura-pura tidak tau lagi kamu. Barang bukti itu yah senjata tajam."

Kedua mata Prapat membulat sempurna dengan tasbih yang langsung bergetar ketika jemari tangan Prapat bergetar. Ia berkeringat dingin.

Ia menganga tak menyangka. Jantungnya kembali berdebar-debar namun kali ini jauh lebih cepat.

"Astagfirullah."

Prapat mengelus dadanya yang jantungnya terasa ingin melompat keluar dari tempatnya. Cobaan apa ini Tuhan? Baru saja ia telah selesai membaca Alquran di mushola kampus tapi sudah dituduh membawa senjata tajam.

"Kamu menyembunyikan senjata tajam, kan yang kamu pakai tawuran lalu kamu sembunyikan di dalam tas ini kan?"

"Astagfirullah!"

"Terus saja kamu jawab seperti itu astaghfirullah, astagfirullah!" ujar polisi itu mengikuti apa yang telah dikatakan oleh Prapat sejak tadi.

"Jawab saja iya!" sambungnya lagi.

"Afwan pak polisi tapi saya tidak menyimpan barang senjata tajam seperti yang bapak polisi bilang kalau di dalam tas saya ada benda tajam dan tawuran-"

"Apa itu tawuran, pak? Saya bahkan tidak tau cara berkelahi, pak karena sesungguhnya orang yang berkelahi adalah orang yang memutus tali silaturahmi."

"Dan sesungguhnya kita sebagai umat muslim harus memperpanjang tali silaturahmi, pak jadi tidak mungkin kalau saya memutus tali silaturahmi dengan cara tawuran."

Polisi itu kembali melongok. Lagi dan lagi pria berpeci yang ada di depannya itu kembali berceramah. Mungkin beliau mengira bahwa ini adalah Masjid.

"Periksa tasnya!" pintar polisi berkumis itu yang telah lelah mendengar ceramah dari Prapat membuat Prapat melirik ke arah polisi yang langsung menyeret tasnya dari meja.

"jangan diseret pak!"

Kedua mata polisi berkumis itu membulat ia sedikit kebingungan saat melihat Prapat yang terlihat begitu cemas.

"Kenapa? Kenapa tidak boleh diseret? Apakah di dalam tas ini ada bom lalu kamu tau kalau ini bisa meledak?"

Prapat semakin terkejut. Polisi itu menaikkan sebelah alisnya lalu dengan perlahan ia mendekatkan wajahnya dengan tatapan penuh curiga.

"Kamu pakai bom saat tawuran?" tanya pak polisi itulah lagi dengan nada suaranya yang meninggi membuat semua orang yang ada di dalam ruangan itu menoleh.

"Bom? Tas saya ada bomnya?" tanya Prapat dengan wajahnya begitu ketakutan. Ia bahkan tidak menyangka jika di dalam tasnya itu ada bom.

Polisi berkumis itu mengernyitkan kening. Ia memukul jidatnya yang sangat sakit menghadapi pria berpeci ini.

"Apa kamu tidak salah tangkap?" tanya polisi berkumis itu pada kedua anggota yang masih ada di sampingnya.

"Tidak mungkin, pak karena kami mengikuti ketua geng ini dari lokasi tempat tawuran sampai kami benar-benar mendapatkannya di pinggir jalan."

"Benar pak lagi pula wajahnya juga sama," tambah polisi muda yang satu lagi berusaha meyakinkan.

Polisi berkumis itu menghela nafas panjang. Mungkin saja pria berpeci ini sedang berakting. Ini sudah biasa terjadi dalam berbagai kasus.

"Buka tasnya!'

"Tapi kalau ada bomnya bagaimana pak?"

Mereka semua terdiam hingga akhirnya beberapa menit kemudian satu pria polisi berseragam full anti bom kini telah membuka tas milik Prapat.

"Ada bom?!!" teriak polisi berkumis itu sambil menatap dari kejauhan.

"Tidak ada, pak," jawabannya lalu melangkah keluar dari ruangan khusus dan menyimpan tas itu di atas meja.

"Tidak ada bom, pak di dalam tas ini."

"Alhamdulillah," ujar Prapat membuat semua orang menoleh menatap ke arahnya.

"Kamu pasti sudah membuangnya, kan?" tunjuk polisi berkumis itu dengan wajahnya yang kembali penuh mencurigai.

"Astaghfirullahaladzim pak menuduh itu berdosa!" Tunjuk Prapat membuat polisi itu meneguk salivanya, cemas juga dibuatnya.

"Lanjutkan periksa!"

Polisi dengan pakaian pelindung bom itu mengangguk lalu mengeluarkan isi tas milik Prapat. Kedua mata polisi itu membulat menatap Alquran yang diletakkan di atas meja setelah dikeluarkan dari tas. Beberapa buku juga ada di sana tapi bukan hanya ada satu buku tapi ada puluhan.

"Al Qur'an dan buku?"

"Buku cerita anak sholeh dan sholeha, pak. Yang ini-" Prapat meraih salah satu buku untuk diperlihatkan kepada pak polisi yang masih sangat syok di depannya.

"Ini cerita terbaru, pak. Cerita anak baik yang menyelamatkan anak babi. Saya jual, bapak mau beli?"

Polisi itu memukul meja dengan keras membuat Prapat tersentak kaget.

"Keluar!"

1
Sena Safinia
kocak suka ........gimana klo ad cwok naksir incess .....ga sabar nunggu next
balabulu
lanjut Thor
balabulu
semngat thor punya
balabulu
aduh kapan yah semua anaknya kumpul duduk bareng
balabulu
semangat Thor up nya
balabulu
nggak sabar ni pengen tau kelanjutannya
balabulu
semangat Thor up nya
balabulu
giginya kakak
balabulu
ahahahha 🤣, salah tangkap kamu pak 🤣
balabulu
semangat Thor up. ya kalau perlu dobel deh yah 🥹
balabulu
kasian kamu Prapat nasip punya kembaran
balabulu
aduh kasian praga semangat Thor up nya
balabulu
next thoorrr heheh seruh niii
Salju
next thoor
Salju
Pratama jadi anak pemalas nh
Salju
Next thoor
Seru juga bacanya
Salju
kasian banget si kabo tapi lucu
Salju
si pradu jadi bahan resep hahaha
Salju
Pokoknya aku pilih pralim hahaha anak marti yg pling ganteng
Salju
Anaknya ada yang kembar
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!