Narendra cakrawala seorang pria badboy berusia 25 tahun, niat hati melarikan diri ke kampung halaman sang nenek untuk menghindari perjodohan, namun siapa sangka di sana justru Naren malah di paksa menikahi salah satu gadis di sana, akibat kecerobohan nya mengendarai motor...
Ayuna mandala seorang gadis yang selalu hidup mandiri sejak kecil karna keadaan ekonomi, kini dirinya baru berusia 19 tahun, niat hati ingin menghirup udara segar di sawah saat sore hari, namun dirinya malah di sangka mesum akibat kecerobohan dari si pengendara motor tersebut...
❤️❤️❤️❤️❤️
Bagaiman kisah mereka selanjutnya? penasaran, yuk baca 👉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emak naufal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 13 : dedemit
Pukul 2 siang Naren langsung bergegas untuk menjemput Ayuna, Naren takut jika Ayuna terlalu lama menunggu nya sebab Naren lupa meminta nomer telpon istrinya itu, sehingga mereka tidak bisa berkomunikasi lewat hp.
" Mau kemana bang ?" Tanya Alif yang baru saja pulang dari sekolah, melihat penampilan Kaka ipar nya membuat Alif merasa penasaran.
" Mau jemput Kaka kamu !" Sahut Naren sambil menaiki motor besar nya.
" Oh ya udah hati-hati !" Ujar Alif, tidak lagi mengajukan banyak pertanyaan sebab kelihatan nya Narendra sedang terburu-buru.
Naren hanya mengangguk saja dan mengangkat jempolnya sebagai jawaban, dan langsung memacu kuda besinya menuju pasar tempat dimana istrinya itu bekerja selama ini.
Tidak sampai 5 menit Naren sudah tiba di pasar sebab Naren mengendarai motor nya dengan gila-gilaan, walau banyak umpatan yang Naren terima di sepanjang perjalanan tadi namun Naren tidak peduli, begitu tiba di pasar terlihat Ayuna yang sedang duduk menunggu nya di depan toko milik pak haji Imron yang sudah tutup.
ayuna langsung berdiri begitu melihat kedatangan sang suami, ayuna langsung memasang senyum manis dengan perasaan yang sedikit berdebar, sebab ini adalah kali pertama Ayuna di jemput oleh seorang laki-laki, selain bapak dan adiknya.
" Sorry Lo jadi nunggu lama !" Ujar Naren tanpa turun dari motor nya, Naren juga tidak memakai helm sebab jarak yang di tempuh sangat dekat.
" Gapapa kang, belum lama juga kok tokonya tutup !" Sahut Ayuna sambil memandangi Naren dari atas hingga bawah.
Tiba-tiba saja Ayuna merasa insecure melihat penampilan sang suami yang begitu rapih, sedangkan dirinya sudah begitu acak-acakan karna seharian bekerja.
Padahal Naren hanya memakai kaos berwarna hitam polos yang di lapisi oleh jaket bomber berwarna biru navi favorite nya, dan juga celana jeans yang sobek di bagian dengkul, namun entah kenapa penampilan Naren yang terlihat urakan justru terlihat sangat keren di mata Ayuna.
" Yee malah bengong, ayo naek !" Ujar Naren mengejutkan Ayuna, membuat wanita itu langsung tersadar dari lamunan nya.
Ayuna pun langsung naik ke atas motor Narendra, seperti biasa ia akan berpegangan pada tangan sang suami, setelah memastikan Ayuna sudah duduk dengan nyaman akhirnya Naren pun kembali melajukan kuda besi nya dengan kecepatan sedang.
" Dah makan belum ?" Tanya Naren sambil memperhatikan Ayuna melalui kaca spion.
" Belum, nanti aja di rumah kang makan nya !" Jawab Ayuna, karna memang tadi dirinya tidak sempat makan siang sebab toko yang ramai, tadi Ayuna hanya memakan gorengan tahu 2 buah yang di beli oleh rekan nya.
Naren tidak menjawab lagi namun terus melajukan motornya dengan kecepatan sedang, namun yang membuat Ayuna bingung adalah ini bukan jalan menuju rumah nya.
" Kok lewat sini kang, harusnya kan tadi belok ?" Tanya Ayuna sambil sedikit mencondongkan tubuh nya sehingga pipi nya dan pipi Naren hampir menempel.
" Udah diem aja ga usah banyak tanya !" Sahut Naren tanpa berani menoleh, sebab jika Naren menoleh pasti dirinya akan mencium bibir Ayuna.
dan akhirnya Ayuna pun menutup mulut nya dan tidak bertanya lagi, hingga tidak lama kemudian motor yang di kendarai oleh Naren pun berenti di depan sebuah rumah makan khas Sunda.
" Ngapain kita ke sini kang ?" Tanya Ayuna setelah turun dari atas motor Naren.
" Mau nyangkul, ya mau makan lah, pertanyaan lu aneh-aneh aja !" Sahut Naren agak sedikit ketus sambil berjalan lebih dulu meninggalkan Ayuna, sontak saja Ayuna langsung mengejar langkah Naren sebab takut jika di tinggal.
" Mau makan pake apa ?" Tanya Naren pada Ayuna yang hanya bengong saja melihat sekitar sehingga begitu Naren bertanya hanya kata ' hah ' yang keluar dari mulut nya membuat Naren berdecak sebal.
" Lu mau makan pake apa, ikan, ayam atau apa, tuh pilih sendiri !" Sungut Naren sambil menunjuk beberapa menu yang berada di etalase.
memang sistem makan di sana adalah prasmanan, sehingga kita bisa mengambil sendiri lauk apa yang kita inginkan, namun jika ingin ayam bakar atau ikan bakar kita harus menunggu lebih dulu sebab menu itu di buat secara dadakan.
" Pake ikan nila bakar aja kang !" ucap Ayuna dan Naren pun langsung memesan, Naren juga memilih menu ikan bakar namun dirinya lebih memilih ikan kerapu di banding ikan nila seperti Ayuna.
Mereka akhirnya duduk sembari menunggu pesanan datang, selama menunggu mereka sama-sama tidak mengeluarkan suara, lebih tepatnya Naren yang sibuk dengan hp nya sendiri.
" Gua minta nomer lu !" Ujar Naren tiba-tiba membuat Ayuna bingung.
" Buat apa ?" Tanya Ayuna dengan wajah super polos membuat Naren greget ingin sekali meniup ubun-ubun istrinya itu.
" Ya buat komunikasi lah, jadi kalo ada apa-apa tinggal telpon atau Chet, ga kaya tadi gua bingung mau ngehubungin lu kaya gimana !" Sahut Naren agak sedikit sewot dan nyebelin nya Ayuna hanya mengangguk saja sebagai jawaban.
Ayuna langsung mengeluarkan ponselnya yang sudah terlihat sangat usang dengan layar retak di beberapa bagian, berbeda dengan hp milik Naren yang nampak keren dan kekinian.
" Hp apaan nih, keren amat ?" Tanya Naren entah beneran memuji atau sebalik nya.
" Jangan gitu dong kang, itu Una beli hp nya pake uang gaji pertama una, itu juga hp pertama yang Una punya, yang penting kan masih bisa buat telpon sama WA !" gumam Ayuna dengan sedikit lirih membuat Naren mendadak merasa tidak enak hati, padahal niatnya bukan untuk seperti itu.
" Sorry, gua ga bermaksud begitu !" Ujar Naren sambil menatap Ayuna dengan rasa bersalah.
" Nih nomer Una !" sahut Ayuna tanpa meladenin ucapan Naren, Naren pun langsung mengetikan nomer ponsel istrinya ke ponsel miliknya.
Setelah selesai Ayuna pun kembali memasukan ponsel milik nya ke dalam tas, begitu pun dengan Narendra yang langsung meletakan ponselnya di atas meja sebab makanan pesanan mereka sudah tiba.
Saat sedang asik makan seseorang menghampiri meja mereka, dan saat itu juga mood Naren menjadi tidak enak.
" Ternyata beneran neng Yuna, A'a kira tadi salah liat !" Tegur orang tersebut membuat Ayuna langsung mengalihkan pandangan nya dari piring berisi ikan bakar.
" Loh A fajar ngapain di sini ?" Tanya Ayuna dengan raut wajah terkejut dan spontan langsung melirik wajah Narendra yang surah kecut.
" A'a di suruh umi beli ayam bakar di sini, eh ga sengaja liat neng Yuna, A'a kira salah liat maka nya A'a samperin lebih Deket biar jelas !" Sahut fajar, ya orang itu adalah fajar si ada kades.
" Neng Yuna ngapain di sini ?" Tanya fajar lagi sebab tidak mendapat jawaban dari Ayuna.
" Buta mata Lo, ga liat bini gua lagi makan ?" Semprot Naren membuat fajar langsung mengalihkan tatapan nya dari Ayuna.
" Saya ga ngomong sama kamu !" Sinis fajar membuat Naren berdecak sebal.
" Tapi yang lu ajak ngomong itu bini gua, lagian lu kenapa kaya dedemit sih dimana aja ada, heran gua !" ujar Naren dengan tatapan sebal.
" Suka-suka saya, lagian ini tempat umum jadi apa masalah nya sama kamu ?" Sahut fajar yang seolah tidak puas memancing emosi Naren.
Naren ingin sekali menonjok wajah di anak kades jelmaan dedemit itu, namun dirinya sadar jika ini di tempat umum dan juga ia tidak ingin membuat ayam nya malu karna dirinya bertengkar.
***
Jangan lupa like, komen and vote ❤️❤️❤️❤️❤️
Thank you 😘😘😘😘😘😘😘
tapi ngiming ngiming mana lanjutanya nih toor
aihhhh miris kali hidup kau una