NovelToon NovelToon
Aku Bisa Tanpa Dia

Aku Bisa Tanpa Dia

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Janda / Selingkuh / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Pelakor
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Minami Itsuki

Aku sengaja menikahi gadis muda berumur 24 tahun untuk kujadikan istri sekaligus ART di rumahku. Aku mau semua urusan rumah, anak dan juga ibuku dia yang handle dengan nafkah ala kadarnya dan kami semua terima beres. Namun entah bagaimana, tiba-tiba istriku hilang bak ditelan bumi. Kini kehidupanku dan juga anak-anak semakin berantakan semenjak dia pergi. Lalu aku harus bagaimana?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Minami Itsuki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 11

Aku berdiri terpaku beberapa saat, menatap kosong ke arah Ratu dan Angkasa yang sudah lenyap dari pandangan. Dadaku bergemuruh, tapi waktu terus berjalan, aku sadar aku tidak bisa terus berdiri di sana.

Dengan langkah berat, aku akhirnya memutuskan untuk kembali masuk ke meja kerjaku.

Hari ini aku benar-benar melewatkan jam makan siang. Perutku mulai melilit, rasa perih menjalar hingga ulu hati. Dari tadi aku hanya sibuk memikirkan Ratu, anak-anak, dan pria sia*an bernama Angkasa itu. Aku tidak punya waktu bahkan untuk sekadar menyuap makanan.

Selama bekerja, tanganku memang bergerak menyelesaikan berkas-berkas di meja, tapi pikiranku sama sekali tidak fokus. Bayangan pria itu terus menghantui. Angkasa. Nama yang asing, tapi kini begitu menempel di kepalaku.

Siapa dia sebenarnya? Kenapa bisa bersama Ratu?

Tanganku mengetuk meja berkali-kali, rasa penasaran bercampur amarah. Kalau benar dia bekerja di tempat yang sama denganku, itu berarti aku akan mudah mengorek siapa dia, bukan?

Aku menarik napas panjang, mencoba menenangkan diri. Tapi dalam hati aku sudah bertekad—aku harus cari tahu siapa Angkasa, apa jabatannya, dan kenapa dia bisa ikut campur dalam rumah tanggaku.

...****************...

Karena tadi siang aku terlalu sibuk, aku sama sekali tak sempat mengirim pesan kepada Ratu. Pikiran tentang kepergiannya terus menghantui, membuat hatiku panas dan penasaran.

Begitu ada waktu sedikit, aku membuka ponselku. Jari-jariku gemetar saat mengetik pesan. Aku ingin tahu—kenapa dia pergi, kenapa tidak pulang ke rumah, dan terutama… kenapa dia lari saat melihatku tadi.

“Ratu… kenapa kamu pergi? Kenapa tidak pulang ke rumah? Dan kenapa kamu lari saat melihatku?” tulisku, nada pesanku jelas mencerminkan amarah bercampur rasa sakit.

Aku menatap layar beberapa detik, berharap pesan ini bisa membangunkan rasa tanggung jawabnya atau setidaknya memberiku jawaban. Tapi tak ada balasan sama sekali. Hanya layar kosong yang menatapku, seakan menantang kesabaranku.

Dengan kasar, menepuk meja. “Kenapa selalu begitu? Kenapa dia tega meninggalkan rumah, anak-anak, dan aku begitu saja?” gumamku sambil menunduk.

Karena tak kunjung mendapat balasan darinya. Emosiku kembali memuncak. Aku akan gertak dia dengan ancaman cerai. Aku yakin dia pasti takut dengan ancamanku dan kembali pulang ke rumah.

“Ratu… kalau kamu tidak segera pulang, jangan harap aku masih akan menganggapmu istri. Aku akan menceraikanmu! Istri seperti kamu tidak pantas dipertahan kan, lebih baik aku pulang, kan kamu ke rumah ibumu. Agar hidupmu makin sengsara karena banyak hutang!" tulisku dengan huruf tegas, tanpa meninggalkan ruang untuk kompromi.

Aku menatap layar beberapa saat, memastikan kata-kata itu tersampaikan dengan jelas. Hati ini campur aduk—marah, kecewa, tapi juga penuh rasa sakit.

Setelah menekan tombol kirim, aku menutup ponsel dengan kasar. Rasanya lega sekaligus tegang. Aku tahu ancaman itu bisa membuatnya kaget, tapi aku juga sadar, ini bisa membuat hubungan kami semakin memburuk.

Baru beberapa detik setelah pesan ancaman itu terkirim, ponselku berdering menandakan pesan masuk. Jantungku langsung berdegup kencang. Aku buru-buru membuka layar, berharap itu balasan Ratu.

Dan benar… namanya muncul di layar. Aku tersenyum lebar, perasaan lega dan senang membuncah. Akhirnya dia membalas!

Namun, saat kubaca pesannya, senyum itu seketika menghilang. Mataku melebar, tangan yang tadi gemetar menahan amarah, kini terasa dingin.

“Kalau itu yang ingin kamu mau lakukan lah, Mas Erlangga… silakan. Aku setuju kita bercerai,” bunyi pesan Ratu, singkat tapi menusuk hati.

Aku menatap layar ponsel beberapa detik, tidak percaya. Perasaan senang yang tadi sempat muncul lenyap begitu saja digantikan rasa hancur dan marah bercampur kecewa.

Aku masih terdiam, menatap layar ponsel dengan mata melebar. Tidak percaya. Bagaimana mungkin Ratu membalas pesan seperti itu? Padahal aku hanya mengancam dan ingin membuatnya sadar, agar dia kembali ke rumah, mengurus anak-anak dan tanggung jawabnya.

Hatiku campur aduk—marah, kesal, tapi juga hancur. Rasanya seperti semua usaha dan amarahku sia-sia. “Dia… dia setuju diceraikan begitu saja? Padahal aku cuma ingin membuatnya pulang!” gumamku pelan, suara serak karena emosi.

Aku menatap ponsel lagi, jari-jari mengetik pesan dengan amarah yang membara:

“Ratu, kamu jangan main-main ya. Aku akan ceraikan kamu kalau tidak pulang ke rumah!”

Beberapa detik kemudian, ponselku bergetar menandakan ada balasan. Hatiku sempat berharap dia akan merenung, takut, atau setidaknya merasa bersalah.

Namun, yang muncul justru membuat darahku mendidih. Pesannya singkat tapi menusuk:

“Silakan, Mas aku setuju kita berpisah. Kapan kamu akan proses ke pengadilan? Kalau kamu tidak sempat untuk kepengadilan dan mengurus semuanya. Biar aku yang gugat kamu kepengadilan agar kita berdua bisa mempunyai status baru," balasnya lagi.

Aku menatap layar dengan mata melebar, tidak percaya. Sekali lagi, Ratu menanggapi ancamanku dengan sikap dingin, seolah semua kata-kata dan emosiku sia-sia.

“Ini gila… bagaimana bisa dia begitu berani dan tidak punya rasa takut. Padahal ini ancaman yang tidak main-main!” gumamku, suara serak. Rasanya amarah, kecewa, dan penasaran bercampur jadi satu.

Aku menatap ponsel dengan tangan gemetar. Perasaan campur aduk—marah, kesal, tapi juga ada rasa lega kecil karena aku bisa langsung menelponnya.

Tanpa menunggu lama, aku menekan tombol panggilan. Dering terdengar beberapa kali sebelum akhirnya terdengar suara Ratu di seberang.

“Hallo… Mas Erlangga?” suaranya terdengar dingin, hampir datar.

“Ratu… dengar baik-baik. Aku tidak bisa membiarkanmu pergi begitu saja. Kamu harus pulang ke rumah sekarang juga!” suaraku tegas, tidak meninggalkan ruang untuk kompromi.

Di seberang sana, dia terdiam sejenak, seolah menimbang kata-kata yang akan diucapkannya. Lalu suaranya terdengar pelan tapi pasti:

“Kenapa aku harus pulang ke rumah kamu, Mas? Bukan kah kamu ingin mencerai kan, ku?"

Aku menelan ludah, dadaku terasa panas. Suara dingin itu menusuk hati, tapi sekaligus membakar amarahku. “Aku memang mau cerai,kan kamu. Tapi aku juga akan kasih kamu kesempatan. Seharusnya kamu berpikir dulu sebelum ambil keputusan, kamu pikir enak hidup jadi janda?" Kamu pikir aku akan diam saja? Anak-anakku, rumah, semuanya kamu tinggalkan begitu saja, dan kau malah menantangku?!” bentakku, suara serak karena marah.

"Aku lebih senang jadi janda dari pada jadi babu gratisan hanya untuk mengurus dia orang anak yang tidak punya sopan santun terhadap ibu tirinya."

"Apa kamu bilang?" bentakku tak terima dengan perkataan Ratu. Apalagi dia membawa kedua anakku dan mengatakan hal buruk.

"Aku bukan ibu kandung anakmu, tapi kedua anakmu. Begitu kurang ajar dan licik! Aku sudah tidak sudi urus kedua anakmu. Silakan kamu urus sendiri, dan ajarkan etika yang baik terhadap orang lain. Sifatmu yang buruk itu jangan kamu turunkan ke anakmu, Mas. Cukup kamu dan ibumu yang punya sifat buruk!"

1
Riani Putri
mantap, tinggal liat gimana menderitanya dia ditinggal ratu, belum lg ketauan korupsi dikantor nya, ayo Thor dilanjutkan lg cerita nya
Riani Putri
mana lanjutannya thor
Riani Putri
ayo dong kk, up lagi, seru ceritanya
Pajar Sa'ad: oke, siap.. ditunggu ya
total 1 replies
Himna Mohamad
mantap ini
Pajar Sa'ad: terima kasih, kak.. tunggu update selanjutnya ya kak 😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!