NovelToon NovelToon
Sang Penerus Yang Tersembunyi

Sang Penerus Yang Tersembunyi

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Anak Yatim Piatu / Identitas Tersembunyi / Konglomerat berpura-pura miskin / Menyembunyikan Identitas / Kultivasi Modern
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: dira.aza07

Seorang anak laki-laki kala itu masih berusia 10 tahun, tidak di kenal oleh siapapun karena identitasnya telah di sembunyikan oleh sang Ibu.

Suatu hari sang lelaki itu harus menerima kehidupan yang pahit, karena sang Ibu harus di bunuh, namun sayang dia tidak dapat menolongnya, sialnya lagi dia harus mengikuti keinginan sang Ibu yaitu bersembunyi di suatu tempat agar bisa menjaga sang adik dan membalaskan dendam sang Ibu, dan juga bisa mengambil alih apa yang telah menjadi haknya.

Dan saat tiba di sebuah tempat di mana dana Dan naya di selamatkan, Dana menemukan seorang wanita yang menarik hatinya, namun sayang ketika dewasa, dia harus meninggalkan wanita itu untuk merebut perusahaan dan berpura-pura mencintai wanita lain, yaitu anak dari pembunuh Ibunya sekaligus yang telah merebut perusahaannya.

Bagaimana cerita cintanya dan apakah Dana mampu setia?, lalu apa yang terjadi dengan perusahaannya ketika Dana hadir di perusahaan itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dira.aza07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22 ~ Dana pulang lebih awal

Dana terbangun dini hari, dan melihat Handphonenya yang masih setia berada di lengannya.

Ketika Dana mengecek Handphone-nya, Dana pun tercengang, karena Sylvia telah menghubunginya sebanyak 15 kali.

Dana dengan sedikit panik, mencoba menghubungi Sylvia, namun sayang ...

'Telepon yang anda tuju tidak dapat menerima panggilan,' ucap sang operator.

Dana menghela nafasnya. Sedikit frustasi ..., Dana paham karakter Sylvia, namun Dana bingung bagaimana bisa menjelaskan kondisi dia sekarang, apalagi dia sedang mencoba memasuki perusahaan itu melalui Fawn.

Jelas tidak mungkin saat bersama Fawn dia harus menerima telepon Sylvia atau bahkan sering mengirim kabar.

Alih-alih bisa memasuki dunia Fernando yang ada akan semakin sulit jika Fawn tahu Dana telah memiliki Calon istri.

Memikirkan itu semua membuat kepalanya berdenyut, di cambaklah rambutnya.

Dana tahu kurangnya komunikasi atau pacaran jarak jauh (LDR) akan selalu ada masalah.

Ya Tuhan, jika aku bisa memilih ingin sekali aku tinggalkan seluruh hartaku, aku lebih bahagia bersama Sylvia dan aku ingin menikahinya. Batin Dana di kala menengadahkan kepalanya dengan helaan nafas yang panjang.

Tapi uang yang selalu dia terima tiap bulan adalah hak mereka semua, yang harus Dana salurkan untuk perusahaan juga karyawan.

Dana lelah sekali, tapi Dana tidak ingin menyerah. Dana mencoba menulis sesuatu melalui aplikasi chatnya berharap Sylvia dapat membaca chat itu kapanpun.

Dana : Sayang ... maaf aku ketiduran, aku lelah sayang, di perusahaan aku kebetulan jadi tangan kanan anak Fernando sehingga aku begitu sibuk, ya rapat, cek laporan bahkan menemui klien. Sepulang kerja aku pun harus kembali mengecek laporan dari anak buah yang setia kepada keluargaku, sehingga aku kelelahan dan membuatku tidur begitu saja.

Dana : Sayang aku mohon jangan marah dan tolong pahami aku saat ini ya, aku butuh doamu juga pengertianmu, aku tahu lagi-lagi janjiku tidak dapat ku tepati. Tolong maafkan aku.

Dana : Tapi aku janji aku pasti kembali.

Dana : Selamat tidur kekasihku 😘

Setelah semua terkirim, Dana kembali menghela nafasnya, karena semua chatnya hanya ceklis satu.

Dia benar-benar marah, Batin Dana.

Dana menatap handphone-Nya berharap chatnya bisa segera ceklis 2 dan berharap segera berwarna biru.

Tatapan nanar pada sebuah gadget membuat matanya lelah, Dana kembali tertidur dengan Handphone masih berada di tangannya.

Di sisi lain, Sylvia pun tidak dapat tidur, dia gelisah dan malas untuk menyalakan handphonenya, kecewa sungguh teramat besar.

Rasa rindu yang tak terbalas, entah bagaimana hubungan dengan Dana kedepannya?, jika setiap hari tanpa ada komunikasi seakan Dana pergi meninggalkan dirinya.

Namun Sylvia yang sama-sama kelelahan pun akhirnya tertidur pulas.

Di pagi hari, Dana sebelum berangkat kembali mengecek Handphone-nya, nahas ... kembali hatinya bersedih, sampai sekarang chatnya pun belum terkirim.

Sylvia masih mematikan handphonenya. Kembali Dana menenangkan dirinya dengan helaan nafasnya.

Dana berjalan lunglai ke jalan raya hanya untuk menunggu ojek onlinenya.

Pandangan Dana kosong, sepi, sedih... berasa tidak bergairah. Niat ke kantor namun rasanya ingin berbelok ke arah desanya yang begitu banyak kehangatan.

Ya dunia perkotaan baginya teramat kejam, hingga seakan tidak ada lagi yang peduli, sendiri itu yang di rasakan Dana.

Sesampainya di kantor ... Dana sedikit-sedikit mengecek handphonenya, lagi dan lagi Sylvia belum mengaktifkan handphonenya.

Dan itu semua mengganggu kinerja kerjanya.

Fokus Dana ... Fokus. Batinnya saat di hadapkan dengan setumpuk pekerjaan.

Ayolah Dana kamu harus mampu profesional, kenapa dengan dirimu? wanita hanya mampu membuatmu terpuruk. Batin Dana kembali.

Dana beranjak menuju Pantry, hanya untuk membuat minuman coklat dingin yang segar, berharap bisa meminimalisir rasa gundahnya.

Setelah membuat air itu ... Dana kembali ke mejanya, dan mencoba fokus. Namun sayang ternyata dunia asli bekerja itu sangat sulit fokus saat pujaan hati sedang menutup dirinya hanya karena kesalahannya.

Dana menengadahkan kepalanya, lelah sekali hatinya, meski dia bukan seorang CEO. namun rasanya dia tengah menduduki tempat itu. Secara apapun yang akan di tandatangani oleh Fawn harus dia cek terlebih dahulu.

Sedangkan otaknya tak mampu bekerja dengan profesional. Dana menutup matanya sambil menengadahkan kepalanya kepada sandaran kursi putarnya.

Tanpa di sadari Dana ada seseorang memasuki ruangannya.

"Dana ... kamu kenapa? kenapa chatku tidak kau balas? apa kau sakit?" cecar Fawn ketika memasuki ruangannya, yang kebetulan Tina sedang izin, sehingga ruangan itu hanya ada Dana seorang, dan itupula yang membuat pekerjaan Dana menjadi menumpuk.

Dana mengerjapkan matanya hingga kepalanya menjadi tegak.

"Eh Fawn kapan masuk? maafkan saya, saya merasakan sakit kepala," kilah Dana.

"Apa masih banyak pekerjaanmu?" tanya Fawn.

"Lumayan," ucap Dana.

"Kalau begitu lanjutkan senin saja, masih ada waktu sampai kita bertemu klien dan rapat bulanan," ucap Fawn.

"Maksudnya?" tanya Dana tidak paham.

"Iya kamu boleh pulang, beristirahatlah, karena nanti senin kamu harus fit agar bisa membuat laporan untuk rapat siang hari juga bertemu klien," saran Fawn peduli.

Dana menatap manik Fawn dan itu membuat Fawn sadar hingga tersipu malu.

Padahal Dana kaget akan perintah Fawn namun ada rasa kaget kala harus membuat laporan sebanyak itu secara mendadak.

Tapi kepedulian Fawn membuatnya tersenyum, dan itu kembali membuat Fawn salah paham.

"Hmm terimakasih Fawn, kalau begitu saya izin pulang cepat karena kepala saya begitu sakit," kilah Dana dengan langsung membereskan mejanya dan merapikan berkas-berkasnya.

"Mau saya antar?" tanya Fawn.

"Oh tidak usah? saya tidak enak sama pegawai yang lain, dan kebetulan barusan saya telah memesan ojol," kilah Dana.

"Oh begitu baiklah, hati-hati," ucap Fawn merasa sedikit kecewa.

Ya Dana di izinkan pulang pada jam istirahat, awalnya Fawn mencoba memanggil Dana melalui aplikasi chatnya, namun tak kunjung di balas.

Hingga Akhirnya Fawn berinisiatif mendatangi Dana hanya dengan niatan awal mengajak makan bersama.

Namun sayang sekali, rencana dan harapannya sirna kala melihat Dana yang sedang sakit.

Ya ... Fawn kejam mirip Fernando itu biasanya mana ada kepedulian, namun rasa yang telah dia taruhkan kepada Dana membuat dirinya memiliki kepedulian kepadanya.

Biasanya ada yang sakit, Fawn membentak karyawan itu atau menyindirnya dengan mengatakan 'kalau kamu ke kantor berarti masih kuat, kenapa tidak memakan parecetamol?'

Namun tidak berlaku untuk Dana, Fawn peduli bahkan sangat peduli, dan dengan susah payah dia ingin mengantarnya.

Kecewa tentu sangat kecewa saat tolakan itu menghampirinya, siapa yang berani menolaknya, jelas tidak ada dan baru kali ini hanya Dana yang berani.

Tapi baru kali ini Fawn tidak dapat marah dan bahkan sangat berlapang dada, heran bukan? apakah Dana mempunyai ilmu pelet?.

Haha ... memang cinta membuat orang jadi gila bahkan tergila-gila. Dan dapat menghancurkan segalanya.

Dana permisi kepada Fawn dan berjalan menuju lift, Fawn menatap Dana dari kejauhan.

Kecewa tentu, tapi tidak dapat memaksakan diri, takut Dana tidak nyaman dan bahkan menjauhinya.

Sedangkan Dana baru memesan ojol di dalam lift itu, dan Dana mengambil kepedulian Fawn untuk menyelesaikan masalahnya.

Ya pekerjaan harus selesai namun permasalahan utama harus lebih di utamakan, agar otak mampu berpikir kembali secara profesional.

Bersambung ...

1
Elisabeth Ratna Susanti
like plus subscribe 👍
dira rahmi: Terimakasih 😘😘😘😘
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!