" Daddy aku masih muda dan masih ingin menikmati hidup , kenapa harus menikah ?" ucap Aqila dengan tidak terima ketika Daddy meminta dia menikah .
" Aqila umur kamu udah 25 tahun jadi memang sudah seharusnya menikah , sudah cukup kamu foya-foya dan membuang waktu selama ini dan Daddy ingin kamu memberikan seorang cucu sebagai pewaris " tegas Daddy .
" Pewaris apa lagi Daddy, aku sudah memenuhi keinginan Daddy untuk menjadi presiden direktur di perusahaan keluarga lalu apa lagi masalah nya?" pertanyaan Aqila yang benar-benar tidak ingin menikah dan kalaupun menikah dia belum punya laki-laki yang tepat untuk dijadikan suami ideal baginya .
" Pokoknya Daddy nggak mau tau , kalau memang kamu tidak mau Daddy jodohkan cari calon suami sendiri dalam rentang waktu 1 Minggu ini jika tidak kamu akan Daddy nikahkan dengan Brian " pernyataan Daddy .
" What, Daddy aku nggak menyukai pria itu " tegas Aqila menolak tegas .
" Maka dari itu cari cepat calon suami " ucap Daddy pada Aqila
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 Aqila julit
"Kayaknya Om Vincent beneran lelah " batin Aqila menatap Vincent yang sudah tertidur pulas dalam hitungan menit .
" Huhhhh" Aqila menarik nafas panjang karena tidak ada yang bisa dia lakukan sekarang selain menurut karena kalau melawan ancaman Vincent sangatlah nyata .
" Hiksss, Daddy takut " rintih Aqila yang sungguh tidak tau kalau Vincent adalah mafia yang menyamar namun Daddy mengenali tapi sialnya Aqila malah tidak percaya .
Lama menangis dalam diam akhirnya Aqila ikut tertidur dalam pelukan hangat Vincent karena mencoba kabur juga percuma .
1 jam kemudian.
Vincent yang baru membuka mata langsung tersenyum menatap wajah damai Aqila yang masih tertidur nyenyak.
Muachhh.
" Istirahat lah " Vincent turun dari ranjang lalu masuk keruang kerjanya untuk menghubungi Daddy dan mengatakan beberapa hal .
" Bagaimana cara aku menjelaskan pada Aqila" ucap Vincent setelah menutup telfon mengelus pelipis nya .
Vincent mengambil sebotol wine didalam lemari khusus lalu meminumnya beberapa teguk untuk menghilangkan rasa jenuh dan perasaan nya yang campur aduk .
" Apa itu " Vincent langsung berlari mendengar suara pecahan kaca didalam kamar .
" Ma,maaf Om aku, aku ,,,haus " ketakutan Aqila yang tidak sengaja memecahkan gelas berisi air yang belum jadi dia minum karena tangan nya gemetaran.
" Girls kalau haus minum lah kenapa takut begini " ucap Vincent duduk di tepi ranjang dekat Aqila lalu memanggil pelayan nya untuk mengantar air dan memberikan pecahan beling .
" Minumlah" Vincent membantu Aqila minum agar kejadian yang sama tidak terulang .
Setelah minum Aqila duduk bersandar ke kepala ranjang menunduk takut memeluk lututnya.
" Aqila , sebelumnya aku minta maaf telah berbohong pada kamu selama ini tentang identitas ku " Vincent meminta maaf ketika mereka tinggal berdua didalam kamar .
" Sekali lagi maafkan aku " ucap Vincent memegang tangan Aqila namun langsung ditepis nya .
" Terus tujuan Om melakukan semua ini apa ? Om punya dendam sama keluarga aku ?" kata Aqila justru menakutkan hal itu .
" Tidak sama sekali Aqila , ketika pertama kali kita bertemu aku sedang melarikan diri dari perang dan musuhku tanpa membawa apapun hingga aku kehilangan kontak dengan semua staf ku " pernyataan Vincent mengatakan dengan jujur .
" Selama beberapa hari aku hidup tanpa memiliki apapun bahkan tidak makan dan minum lalu kamu datang memberikan bantuan " Vincent benar-benar merasa berhutang budi pada Aqila .
" Tapi tiba-tiba setelah pergi beberapa saat kamu menawarkan aku sebuah kontrak " sambung Vincent.
" Terus kenapa Om malah menerima nya seolah-olah Om memang orang terbuang yang tidak punya apa-apa " ucap Aqila yang masih teringat jelas seperti apa Vincent saat mereka bertemu pertama kali .
" Karena hanya dengan cara itu aku bisa kembali mendapatkan semuanya" Vincent mengatakan semuanya dengan jujur .
" Okey, Om butuh semua itu tapi mengapa setelah semuanya Om dapatkan kenapa tidak jujur padaku bahkan kita sudah menikah selama 3 bulan ?"kata Aqila yang merasa sakit dengan keadaan dimana dia dibuat nyaman, dibohongi dan jatuh cinta pada saat bersamaan.
" Karena aku tidak mau kehilangan kamu termasuk hangatnya keluarga yang sudah lama tidak aku rasakan" Vincent mengakui nya .
" Semua keluarga kamu tau identitas ku tanpa aku beritahu tapi kamu sama sekali tidak percaya akan hal itu " Vincent memegang tangan Aqila .
" Aku memang tidak percaya bahkan tidak pernah terlintas dipikiran ku Om seorang mafia , bagaimana bisa aku mempercayai pria lembut dan penyayang seperti Om adalah mafia kejam yang tidak punya hati" pernyataan Aqila mengatakan kekecewaan nya .
" Tapi ternyata aku salah , Om adalah seorang pria kejam yang tidak sengaja aku temui disaat sedang bertopeng dibalik sikap lembut penuh kasih sayang " Vincent langsung terdiam mendengar ucapan Aqila .
" Om benar-benar jahat , nggak punya hati nurani bahkan menyekap puluhan orang dibawah rumah megah yang Om tinggali ini " Aqila benar-benar benci dengan orang jahat seperti Vincent bahkan melihat dengan mata kepalanya bagaimana penderitaan orang-orang yang berada di penjara bawah tanah .
" Ada ya orang sekejam Om" Aqila mengusap air matanya membayangkan bagaimana nasib orang-orang yang berada dibawah tanah itu .
" Aqila cukup, kamu cuma melihat mereka di penjara bawah tanah kan tapi tidak tau apa alasan aku mengurung mereka jadi jangan menilai sebelah mata " tegas Vincent yang mulai tersakiti perasaan nya mendengar setiap ucapan yang Aqila lontarkan .
" Om, kita nggak berhak untuk menghakimi orang lain karena belum tentu kita lebih baik dari mereka " pernyataan Aqila memberikan tamparan kata yang sangat mendalam untuk Vincent.
" Iya kita nggak berhak menghakimi orang lain tapi kita punya kewajiban untuk menyelamatkan jiwa orang banyak jika mampu " pernyataan Vincent yang punya alasan kuat .
" Untuk apa kita membebaskan seseorang jika dia menyiksa orang banyak " sambung Vincent yang membuat Aqila tiba-tiba terdiam .
" Aqila , aku tau bagaimana rasa sakitnya kehilangan jadi aku tidak ingin anak-anak diluar sana juga merasakan apa yang aku rasakan maka dari itu aku memberantas berandalan" Vincent mengatakan alasan nya .
" Hummm, " Aqila malah tersenyum kecut mendengar perkataan terakhir Vincent.
" Aqila percayalah padaku " kata Vincent.
" Aku percaya atau tidak untuk apa gunanya " kata Aqila .
" Kamu istriku jadi harus percaya da,"
" Sebentar lagi kita akan bercerai dan Aku akan mengurusnya" Aqila membuat Vincent langsung berlari.
" Sampai kapanpun aku tidak akan mau menceraikan kamu " tegas Vincent lalu segera pergi tidak ingin rasa emosi membuatnya menyakiti Aqila .
" Tuan Vincent apa kau lupa dengan kontrak yang kau tanda tangani " ucap Aqila tersenyum lebar .
" Aqila, aku akan melakukan apapun asal kamu jangan mengakhiri pernikahan ini " ucap Vincent kembali berbalik dan menghampiri Aqila .
" Untuk apa kita mempertahankan pernikahan yang diawali kontrak dan tanpa rasa cinta sedikitpun" kata Aqila .
" Tapi setelah menjalani pernikahan aku mencintaimu " pernyataan Vincent.
" Omong kosong " pernyataan Aqila yang tidak percaya bahkan menatap deretan pelayan Vincent yang hampir ratusan bukan tidak mungkin pria itu pernah meniduri beberapa darinya .
Sebagai wanita karir bukan Aqila tidak tau bagaimana kehidupan para pria pebisnis apalagi mafia .
" Kamu ingin aku membuktikan nya ?" Vincent siap untuk itu .
" Tidak perlu dan aku juga tidak butuh validasi atas itu " pernyataan Aqila saat logikanya membayangkan semua kemungkinan yang terjadi .
Tok
Tok
Aqila menatap Vincent yang tidak kunjung menjawab padahal pintu kamar sudah diketuk sejak tadi .
Vincent berjalan menuju pintu kamar " Selamat sore tuan apa ingin mandi sekarang aku akan membantumu" ucap Irene dengan sopan dan beberapa pelayan dibelakangnya.
" Mandi pijit plus-plus" ledek Aqila yang masih duduk diatas ranjang dengan begitu julit .
" Maaf nona tuan Vincent memang terbiasa apapun selalu dilayani " kata Irene dengan ucapan ngena walaupun disampaikan secara sopan .
" Yaudah sekalian layani hasrat nya " ucap Aqila semakin julit dan berpikir kemana-mana.
" Aqila " tegur Vincent
segalak galaknya suami dari leluhurnya Ampe mommy tuh suami mereka ga ada yg lost control Ampe segitunya Vin kamu mah rada rada no good