NovelToon NovelToon
KAMPUNG GAIB

KAMPUNG GAIB

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Penyeberangan Dunia Lain / Hantu / Ilmu Kanuragan
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: kriicers

kampung Gaib adalah sebuah kampung terpencil yang terletak di daerah pegunungan yang sangat jauh dari pusat kota dan kampung ini merupakan kampung sesat yang memuja sekte hitam dan setiap bulan selalu mencari tumbal untuk kampung tersebut. Adat istiadat ini telah ada sejak kepala desa tersebut ganti dengan kepala desa baru.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kriicers, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5

Sekitar pukul jam 04.30 pagi menjelang subuh pak Sahrul membangunkan kedua teman Jimmy yakni Sam dan Damar. Beliau mengajak mereka untuk sholat berjamah di mushola. Yap di kampung Jati masih mempunyai masjid kecil yang setiap harinya dibuat tempat beribadah warga kampung. Biasanya warga yang datang untuk sholat berjamaah hanya pak Sahrul dan pak Wardi. Pak Wardi sekaligus marbot mushola tersebut.

Akhir - akhir ini warga kampung takut sekali untuk pergi malam hari walaupun sebatas pergi ke Masjid untuk sholat isya dan Maghrib karena teror yang sedang melanda kampung Jati.

"Nak nak bangun ayo sholat subuh dulu di mushola bapak tunggu didepan, ajak sekalian si Sam dan Damar untuk yang wanita biarkan di rumah saja dengan ibukmu". Ajak Pak Sahrul.

"umhh howaaahhhhhh iya pakkkk". Balas Jimmy yang baru saja bangun.

"Mar, Yoo bangun kita sholat dulu di mushola udah ditunggu bapak".

"Hmm udah subuh ya Jim "? Tanya Damar.

"udahh ayo cepetannn gua tunggu didepan nanti telat, tuh bangunin Sam sekalian".

"Sam bangunn sholat subuhhhh ". Damar membangunkan Sam.

"ih apa sih cokkk gua masih ngantukkk udah lu aja sana ama Jimmy gua lanjut tidur". Balas Sam yang kembali tidur.

"Astagaaa nih anakkkk". Gerutu Sam.

Setelah itu Damar mengambil sarung yang dibawanya kemudian menyusul Damar dan bapaknya kedepan.

"Lah Sam mana Mar". tanya Jimmy.

"tuh masih tidur susah banget banguninnya". Ucap Damar

" hufttt yaudah yuk kita berangkat,". Ajak Jimmy

Di perjalanan tiba - tiba Jimmy melihat kembali kakek yang pernah ditemuinya waktu bermimpi. Dia melihat kakek itu berdiri dibawah pohon randu yang besar didekat rumah warga. Kakek tersebut menatap Jimmy seraya menggelengkan kepalanya seakan memberikan petunjuk agar Jimmy dan teman -temannya tidak pergi ke kampung Alas.

"Itukan kakek yang kemarin kan yang ada didalam mimpi gue sama kakek penjual angkringan, hmm tidak salah lagi itu pasti dia". Gumam Jimmy didalam hati.

Ketika Jimmy memalingkan wajahnya dan kembali melihat ke arah kakek tersebut Jimmy sudah tidak melihat keberadaan kakek tersebut.

"Loh loh tadi kan kakek itu ada disana, kok sekarang ngak ada, apa itu hanya halusinasiku saja, atau pertanda bahwa akan ada rintangan di perjalananku "?. Batin Jimmy kembali.

"Jangan pergii "

"Jangan pergi "

Sontak Jimmy kaget mendengar bisikan bisikan itu yang berdengung di kupingnya.

" siapaaa "? Tiba - tiba Jimmy bicara.

"Kamu kenapa nak maksudnya siapa"? Tanya Pak Sahrul penasaran karena tiba - tiba Jimmy berbicara sendiri.

" iya nihhh lu bicara sama siapa Jim "? Tanya Damar yang tidak kalah penasarannya.

"ah ngak papa maksudnya itu lhooo siapa sekarang yang jadi marbot Masjid". Jimmy mengalihkan topik pembicaraan takut Damar dan bapaknya tau jika dia melihat sesosok kakek yang selalu mengikutinya dari kemarin sampai sekarang.

" oh kirain bapak siapa,, sekarang marbot Masjid ya diganti pak Wardi karena marbot yang dulu sudah tua dan juga sudah ngak kuat ngurusi mushola, tetapi sekarang sudah ngak kayak dulu nak kampung ini". Tegas Pak Sahrul dengan muka sedih.

"memang kampung kita sekarang ini ada apa pak kok aku jadi penasaran gini "? Tanya Jimmy.

"Nanti saja bapak ceritain kita sudah sampai itu pak Wardi sudah sampai Masjid duluan ayok cepat keburu telat sholat subuhnya". Tukas pak Sahrul.

Selesai sholat mereka tidak langsung kembali ke rumah, mereka masih ngobrol di emperan mushola dengan pak Wardi yang juga masih disana.

"Pak itu tadi lanjutin dong ceritanya ada apa sebenarnya di kampung kita ini "? Tanya Jimmy.

"hmm sebenarnya desa kita sedang diteror jin kiriman nak entah dari siapa yang mengirim akan tetapi dari omongan orang sih berasal dari kampung Alas". Pak Sahrul memulai cerita.

"mohon maaf pak kalau boleh tau terornya seperti apa"? Tanya Damar penasaran

"hmm sebenarnya ngak nentu nak Damar, tapi kebanyakan orang setiap malam pintu rumahnya seperti ada yang mengetuk dan dikampung ini dilarang untuk membuka pintu jika sudah malam hari apalagi jam 22.00 lebih. Makannya kemarin ketika kalian datang ke rumah bapak agak takut dan kuatir kalau kalau yang ada di depan jin itu bukan kalian". Tegas Pak Sahrul.

"Terus kalau ada orang yang bukain pintu pada waktu itu resikonya apa pak? Tanya Damar

kembali.

" Mati "!!!!

Sontak ucapan dari pak Sahrul membuat mereka ciut mental.

Tapi bagaimana bapak dan warga tau kalau itu semua perbuatan dari warga desa kampung Alas "?

"hehe semua orang juga udah tau le kelakuan para warga desa sana, jadi jangan pernah kalian sesekali datang ke sana,, dan juga kampung Alas sebenarnya adalah kampung Ghaib....". Ha? Apa maksud pak Wardi dengan menyebut bahwa kampung Alas adalah kampung ghaib?

"Ja jadi kan Jim kita pergi ke kampung itu "?

Damar tiba-tiba nyeletuk ke Jimmy.

" Maksud kamu apa nak? Maksud kamu kalian mau ke kampung Alas "?

"I iya pak sebenarnya rencana kami kesini hanya singgah sebentar setelah itu niat kami mau liburan ke kampung Alas pak". Jelas Damar yang jelas raut mukannya takut.

Mendengar penjelasan dari Damar sontak membuat pak Sahrul dan Pak Wardi menoleh ke arah Damar.

"Apa kalian cari mati? Kalau kalian masih sayang dengan hidup kalian tolong urungkan saja niat kalian itu"! Tegas Pak sahrul menanggapi omongan Damar.

"Tetapi apakah bapak seyakin itu jika hal itu dilakukan oleh warga kampung Alas? Apakah bapak seyakin itu? Lagipula belum ada bukti kuat kan "? Damar ikut menjawab persoalan bapaknya yang sangat tidak mendasar karena

Menuduh tanpa bukti.

"Kalo bapak bilang gaboleh ya gaboleh jangan ngeyel kalian". Bapak dan anak itu malah seperti berseteru.

"Terserah bapak saja maunya gimana, Jimmy sudah besar sudah bisa menjaga diri, kepalang nanggung jika Jimmy tidak kesana karena keegoisan bapak, toh Jimmy juga udah ngajakin temen - temen Jimmy yang jauh - jauh dari kota". Jimmy membalas bapaknya dengan nada datar seperti kesal.

"Kalau orang tua sudah melarang itu sudah pasti itu adalah hal yang tidak baik nak untuk dilakukan, toh nak Jimmy dan nak Damar sudah besar, sudah bisa menjaga diri, akan tetapi kalau ini sangat berbeda, bisa saja nyawa kalian taruhannya". Pak Wardi juga ikut menasihati Jimmy dan Damar supaya tidak nekat untuk pergi ke tempat tersebut.

"Yasudah ayo kita pulang, kalian juga belum sarapan pasti ibu sudah menyiapkan, kalian nginep aja lagi disini sebelum besok kembali ke kota ". Jelas bapak Sahrul yang tidak mau berdebat dengan Jimmy, berbeda dengan Damar yang hanya diam karena takut untuk berbicara.

" Pak Wardi, mari pak kami duluan dulu, Assalamualaikum ". Pak Sahrul mengucapkan salam kepada Wardi sahabat dekatnya.

" Waalaikumsalam hati hati pak".

Keputusan apa yang akan diambil Jimmy dkk?

Apakah nekat? Apakah nurut dengan bapaknya?

Simak terus ceritanya, enjoyyy

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!