NovelToon NovelToon
Cinta Terakhir Untuk Hito

Cinta Terakhir Untuk Hito

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Kisah cinta masa kecil / Idola sekolah
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ana_nanresje

Namanya Rahayu yasmina tapi dia lebih suka dipanggil Raya. usianya baru 17 tahun. dia gadis yang baik, periang lucu dan imut. matanya bulat hidungnya tak seberapa mancung tapi tidak juga pesek yah lumayan masih bisa dicubit. mimpinya untuk pulang ketanah air akhirnya terwujud setelah menanti kurang lebih selama 5 tahun. dia rindu tanah kelahirannya dan diapun rindu sosok manusia yang selalu membuatnya menangis. dan hari ini dia kembali, dia akan membuat kisah yang sudah terlewatkan selama 5 tahun ini, tentunya bersama orang yang selalu dia rindukan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana_nanresje, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21_Dilema

Gadis itu tengah duduk di sebuah kursi yang terdapat ditaman, dia sedang menunggu temannya Gita yang entah pergi kemana. Raya memejamkan matanya, membiarkan angin membelai kulitnya secara langsung. Mata itu terbuka saat mendapatkan sebuah pergerakan dari sampingnya, dimana seorang pria kini tengah duduk di sampingnya.

" Hai,"

Raya membalasnya dengan tersenyum, lesung pipitnya terlihat jelas disana membuat wajah cantiknya semakin mempesona " Hai juga." Balasnya.

" Gue ganggu nggak?" Tanya Pria itu. Raya menggelengkan kepala membuat pria itu mengangguk lalu ikut menikmati taman hijau yang ada di sekolahan mereka.

" lo lagi ngapain disini?"

" Nunggu Gita." Jawab Raya " Katanya sebentar tapi lama, Gue juga nggak tau tuh anak kemana."

" Bentar lagi bel masuk, lo nggak mau balik ke kelas?" Tanya pria itu lagi.

Raya terkekeh pelan lalu kembali mengukir bulan sabit disana " Masih sepuluh menitan,"

" Emmm Ngomong ngomong kok lo pindah dari rumah Hito? Lo lagi berantem ya?" Raya mengerutkan keningnya, matanya menyipit menatap pada Rian.

" Gini semalem gue main kesana tapi lo-nya nggak ada. Kata Mbok Jum lo balik kerumah lo, Kenapa?" Rian memperhatikan perubahan raut wajah Raya, gadis itu merubah wajahnya menjadi suram bahkan tatapannya pun berubah menjadi sendu.

" Ray,,," Panggil Rian.

Raya mencengkram kuat pegangan tangannya pada kursi itu. Kakinya mengayun kearah berlawanan, kepalanya yang menunduk kini terangkat melihat kearah langit yang berwarna biru " Gue nggak mau ngerepotin dia."

Rian terkesiap dengan penuturan Raya. Bingung sekaligus tidak mengerti dengan pola pikir dua mahluk beda jenis itu. Tidak Hito tidak Raya ternyata keduanya memiliki kepala yang batu.

" Lo nggak ngerepotin Hito kok," Balas Rian. Raya terkekeh lalu menoleh pada Rian " Gue juga nggak mau ganggu kehidupan dia." Ucap Raya kembali.

" Kenapa?" Raya kembali mengerutkan keningnya, bingung dengan apa yang dikatan Rian " maksudnya gimana sih yan?" Tanya nya kebingungan.

Kali ini Rian yang terkekeh membuat Raya penasaran dibuatnya. Rian mengesah pelan lalu kembali membuka suara " Mungkin hanya waktu yang bisa menjawabnya. Gue cabut duluan ya, lo jangan lama lama disini tar kesambet loh."

" Riann!" Teriak Raya saat Pria itu menggusar rambutnya. Rian tertawa lalu berlari meninggalkannya yang tengah merajuk karena ulahnya.

Karena matanya yang masih fokus pada Raya, Rian tak sengaja menabrak sesuatu. Dan saat dia melihat apa yang baru dia tabrak, tawanya itu hilang seketika. Dia merubah raut wajahnya menjadi sinis tak lupa dengan tatapan tajamnya juga.

Rian berlalu begitu saja, meninggalkan Dirga dengan sejuta pertanyaan dikepalanya. Tapi pria itu tak mau ambil pusing, dia kembali melanjutkan langkahnya menghampiri Raya yang beberapa meter lagi di depannya.

" Ray," gadis itu menoleh mendapati Dirga di depannya. Wajahnya yang merajuk perlahan mulai berubah kembali menjadi semula " Gita di panggil pak Ilham suruh beresin perpus."

" loh, kenapa lagi tuh anak?" Tanya Raya penasaran.

" Dia nyuruh gue kesini buat nyuruh lo balik ke kelas, karena dia tau lo nungguin dia disini. Tadi Gita ribut sama anak kelas XI gara gara ngatain dia cewek jadi jadian. Dari pada masuk BK ya mending di hukum pak Ilham. Untung pak Kumis lagi nggak masuk." Jelas Dirga " Yaudah yuk balik kekelas, bentar lagi bel." Ajaknya. Tanpa sadar Dirga menarik tangan Raya, menggenggamnya erat lalu berjalan beriringan. Begitupun dengan Raya entah sadar atau tidak gadis itu menurut langsung mengikuti setiap langkah kemanapun pria itu membawanya.

Tuhan. Perasaan apa ini?

Raya menoleh, mendapati rahang kokoh milik Dirga. Senyum manis nan mengembang kembali terukir di wajahnya. Satu tangannya dia gunakan untuk menyentuh dadanya, merasakan sesuatu yang aneh yang tiba tiba dia baru rasakan.

Dukkkk

"Awws," Raya meringis saat hidungnya yang tak seberapa itu membentur sesuatu. Dia ingin mengumpat, namun bibirnya terkatup saat melihat apa yang baru saja dia lihat.

Hito. Pria itu menatapnya sesaat lalu kembali melanjutkan langkahnya begitu saja. Melewati Raya dengan sedikit menyenggol bahunya di ikuti Ciko dan Rian di belakangnya. Tanpa ocehan atau makian yang keluar dari mulutnya, Hito berlalu begitu saja.

Perasaan apa lagi ini?

Rasanya lebih menyakitkan. Hampa dan kosong. Raya memutar tumitnya melihat kepergian Hito yang semakin jauh dari pandangannya " Ray?"

" Hem?" Raya langsung menoleh menyadari jika saat ini masih ada Dirga disampingnya. Raya menatap Dirga lalu kembali menatap punggung Hito yang semakin jauh, Raya melakukannya beberapa kali membuat sesuatu di dadanya merasa senang sekaligus sesak secara bersamaan.

Dilema dengan perasaannya sendiri. Sampai sekarang pun Raya dibuat bingung dengan perasaannya itu. Kini dia tengah melamun di kamarnya, memikirkan apa yang sedang terjadi. Kekiri kekanan, duduk dan kembali tiduran. Raya masih saja tidak bisa menemukan posisi yang nyaman hanya untuk sekedar istirahat. Matanya masih saja terbuka walaupun kini waktu menunjukkan pukul sepuluh malam.

Raya bangkit dari tidurannya, bersandar pada kepala Ranjang. Gorden kamarnya sengaja dia buka memperlihatkan gelapnya malam di luar sana. Gerimis mulai berjatuhan, menurunkan setetes demi setetes air yang membasahi bumi. Jendela besar itu mulai berembun, karena hembusan angin yang membawa air.

Shit. Raya mengumpat. Saat ini dia sedang sendiri di rumahnya. Tak ada lagi Gita disana, gadis itu kelelahan karena di hukum pak Ilham sehingga tidak bisa kembali menginap di rumahnya. Hari semakin larut, Raya harus bisa memejamkan matanya. Kakinya mulai turun berniat untuk menutup Gorden.

Raya sekilas melihat kilat yang saling menyambar lalu terdengar suara gemuruh yang sangat keras, membuat getaran pada kaca jendelanya. Raya berjongkok berteriak karena terkejut sekaligus takut.

Dukkk

Hito kelimpungan di rumahnya. Gerimis yang terdengar menenangkan berubah menjadi hujan deras disertai badai. Suara gemuruh saling bersautan. Cahaya kilat memecahkan langit malam. Lampu mati secara tiba tiba, membuat Hito yang tengah menikmati suara hujan segera terbangun dari tidurannya.

Hito mengambil ponselnya, menyalakan senter yang terdapat dalam ponselnya itu. Dia menuruni anak tangga dengan cepat, berlari menuju dapur. Hito langsung menyambar kunci yang tersimpan di laci yang tak jauh dari ruang tamu, lalu dengan secepat kilat dia keluar dari rumahnya.

Kyaaaaa

Raya kembali Berteriak. Tidak berani untuk membuka matanya. Bahkan kakinya terasa berat untuk dia gerakkan. Kedua tangannya menutup kuat kedua telinganya, matanya yang terpejam perlahan mulai terbuka.

Kyaaaa

Raya berteriak kembali. Saat ini dia sangat ketakutan. Di dalam rumah seorang diri, dengan gemuruh yang saling bersautan tanpa pencahayaan.

" Mami!" Raya mulai terisak. Cairan asin itu mulai keluar dari sudut matanya yang kembali terpejam kuat.

" Ray, Raya!" Mendengar seseorang memanggil namanya Raya kembali mulai membuka matanya. Kakinya yang sulit dia gerakkan sebisa mungkin dia gerakkan.

" Ray... Raya."

" Lo dimana?" Raya ingin menjawab tapi bibirnya tidak bisa dia gerakkan, Raya menggelengkan kepala dia harus bisa. Dan dengan sekali gerakan Raya mulai menggerakkan kakinya berlari dari kegelapan dengan tangan yang meraba.

" Raya."

" Cungkring!" Hito berbalik berlari kearah tangga. Dia mengarahkan senter itu membuat Raya semakin mempercepat larinya saat melihat Hito. Hito pun tak tinggal diam, dia yang memang masih berada beberapa meter lagi dari tangga segera ikut berlari sampai keduanya berhenti tepat di anak tangga pertama.

Brukkk

Raya memeluk Hito dengan erat, menenggelamkan wajahnya di ceruk leher pria itu. Kakinya pun melingkar pada pinggang Hito seperti anak kecil yang tengah di gendong orang tuanya.

" G-gu...guee takut cung. Hiks!" Isak tangis Raya dalam pelukannya. Hito mulai menggerakkan tanganya. Bergerak dengan lembut membalas pelukan Raya, Membiarkan gadis itu menangis di dalam pelukannya.

1
Hatus
Padahal jalan masih luas tapi sukanya lewat jalan yang sempit kayaknya memang suka cari perhatian.😑
Celeste Banegas
Wow, aku suka banget dengan kejutan di tiap chapternya. Keren! 🤯
OsamasGhost
Cepat update, jangan biarkan kami menunggu terlalu lama!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!