Cinta Istri Kedua

Disinilah Davon sekarang, di ruangan kerja Aurel. Davon duduk tepat di hadapan Aurel, mereka sama-sama belum mengeluarkan suara sedikit pun. Tatapan Davon begitu kosong, kalimat yang sudah di rangkai dengan begitu apik saat di perjalanan mendadak menghilang begitu saja. Ada rasa tidak tega untuk mengucapkan keputusan nya.

" Kamis sampai minggu. " ucap Aurel memecahkan keheningan di antara mereka. Aurel lebih memilih membagi hari dengan Giska, dia tidak mau mengungkit masalah yang terjadi kemarin.

Davon mempertajam pandangannya ke arah Aurel, namun belum mengeluarkan suara sedikit pun.

" Aku minta keadilan mu, Senin sampai rabu kamu bisa menghabiskan waktu mu dengan Giska, sisanya dengan ku. Aku harap kamu bisa menerimanya. "

" Rel.. aku ingin berkata jujur pada mu. " ucap Davon tanpa menghiraukan permintaan Aurel, Davon ingin mengatakan apa yang menjadi pilihan nya.

" Stop! " Aurel mengangkat satu tangannya seraya menghentikan niat Davon. Dia tidak mau ada penolakan yang akan menimbulkan perdebatan di antara mereka. " Aku capek Von berantem terus ama kamu. Lupakan kejadian kemarin, dan mari kita lanjutkan semua ini dengan keadilan mu membagi waktu. " jelas Giska.

" Aku mau pulang, aku gak enak badan. " Aurel.

Davon menghela nafasnya, mengurungkan niatnya untuk memberitahu hubungan yang sebenarnya dengan Giska. Davon pikir sekarang bukan waktu yang tepat untuk berkata jujur pada Aurel.

Davon memberitahu keputusan yang di buat Aurel pada Giska, tentu melalui bantuan Tomi. Dan selama Davon bersama Aurel, Aurel benar-benar menjauhkan Davon dari istri keduanya itu, ponsel Davon pun dengan sengaja ia sembunyikan.

Rasa cemburu pada Giska membuat Aurel melupakan siapa itu Giska baginya? siapa yang membuat Giska bisa bersama dengan Davon?

Mungkin raga Davon memang bersama Aurel, tapi pikirannya selalu dipenuhi oleh Giska.

*

Berjauhan dengan Giska membuat Davon menggila, Davon tidak bisa menyiakan kesempatan untuk bertemu dengan Giska di kantor. Karena hanya di kantor lah Davon dan Giska bisa bertemu tanpa harus menunggu hari mereka.

Tomi menggelengkan kepalanya setelah mengantar Giska ke ruangan Davon.

" Davon! " pekik Giska saat tangannya di tarik begitu masuk ke ruangan suaminya itu.

Davon sudah menunggu kedatangan Giska saat dirinya menyuruh Tomi membawa wanita yang di cintainya itu dengan cara apapun.

Davon segera menarik tangan Giska masuk ke dalam pelukannya saat Giska baru menginjakan kakinya di ruangan Davon. " Aku kangen banget sama kamu. "

Giska membalas pelukan Davon dengan erat. " Aku juga kangen Von. "

Dengan cepat, Davon segera mengunci ruangan nya agar tidak ada yang menggangu.

Davon tidak sabar lagi merasakan bibir Giska yang sudah menjadi candu baginya. Mereka berciuman untuk melupakan rindu yang menggebu.

Davon menggiring tubuh mereka ke sofa yang lumayan panjang dan sangat empuk tanpa melepaskan pagutannya.

" Von, ini di kantor. " lirih Giska saat melihat Davon yang sudah di penuhi oleh kabut gairah. Apalagi tangannya sudah sukses membuka sebagian kancing kemeja Giska.

Davon menyatukan kening mereka. " Aku kangen Gis. "

" Baru dua hati Von kita gak ketemu. " seru Giska.

" Dua hari serasa dua bulan bagi aku Gis. "

Giska terkekeh. " Gombal banget sih kamu. "

" Gis, boleh ya. " Davon.

" Davon, ini di kantor. malu lah kalau ada yang tau. kaya gak ada tempat lain aja! "

" Yaudah ke hotel yuk.. "

" Jangan gila kamu Von, ini lagi jam kerja ntar aku di cariin sama pak Angga. "

" Please Gis. " Davon tak mau menyerah begitu saja untuk mendapatkan Giska.

" Tapi Von.. "

Tidak peduli, Davon sudah membenamkan ciumannya kembali di bibir Giska. melucuti seluruh pakaian yang ia kenakkan dan yang melekat di tubuh Giska. Hasratnya sudah tidak bisa di bendung lagi, membuat Davon tidak memperdulikan tempat untuk mereka bercinta.

Giska dengan pasrah menuruti keinginan Davon, bagaimana pun Giska juga menginginkan hal itu. Giska yang duduk di pangkuan Davon memimpin kegiatan mereka. Davon dengan rakusnya melahap benda favorit nya yang melambai di depan matanya.

*

Di lobby, datang seorang wanita yang sangat di hormati oleh karyawan yang sudah mengenalnya.

" Siang bu.. " sapa segerombol karyawan yang hendak istirahat makan siang.

Aurel tersenyum dan menganggukkan kepalanya untuk menjawab sapaan mereka. Aurel sengaja ke kantor Davon untuk mengajaknya makan siang bersama.

" Aurel. " pekik Tomi yang melihat kedatangan Aurel dari kejauhan. Tomi berjalan cepat untuk menghampiri Aurel yang hendak memasuki lift.

" Bisa gawat! " gumam Tomi.

Namun, belum sampai Tomi menghampiri Aurel, Aurel lebih dulu masuk ke dalam lift yang memang sudah terbuka. Jarak yang lumayan jauh dengan tempat Tomi berdiri membuatnya kalah cepat.

Tomi segera meraih ponselnya untuk menghubungi Davon, memberitahu kedatangan Aurel.

" Sial! " umpatnya karena panggilannya tak kunjung diterima oleh Davon.

*

*

*

Bye.. bye..