NovelToon NovelToon
Business Marriage

Business Marriage

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / Angst / Kehidupan alternatif / Romansa
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Theodora A

Setelah mengetahui sebuah rahasia kecil, Karina merasa bahwa ia akan mendapatkan banyak keuntungan dan tidak akan rugi saat dirinya mendekati Steve, pewaris dari perusahaan saingan keluarganya, dengan menawarkan sebuah kesepakatan yang sangat mungkin tidak akan ditolak oleh Steve. Sebuah pernikahan yang mendatangkan keuntungan bersama, baik bagi perusahaan maupun secara pribadi untuk Karina dan Steve. Keduanya adalah seseorang yang sangat serius dan profesional tentang pekerjaan dan kesepakatan, ditambah keduanya tidak memiliki perasaan apa pun satu sama lain yang dapat mempengaruhi urusan percintaan masing-masing. Jadi, semuanya pasti akan berjalan dengan lancar, kan? * * Cerita ini hanyalah karangan fiksi. Baik karakter, alur, dan nama-nama di dalam tidak ada sangkut paut dengan dunia nyata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Theodora A, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 22

“Dia meninggalkan cupang di lehermu?” tanya Felix, kegembiraan yang sebelumnya ada dalam suaranya sudah hilang. Suara itu kini terdengar dingin dan dipenuhi dengan nada kekecewaan, membuat hati Karina serasa terbelah menjadi dua.

Perasaan malu seketika memenuhi dadanya, dan Karina tidak mengerti mengapa dirinya terbata-bata saat ia berusaha keras untuk memberikan penjelasan pada Felix. “I-ini tidak seperti yang kamu bayangkan, Felix. Ini... ini adalah idenya, dan kami memang harus melakukannya saat itu karena–”

Suara Felix yang sedikit meninggi terdengar dari seberang, memotong penjelasan Karina yang belum selesai. Mata Felix melebar, terlihat jelas dipenuhi oleh kejengkelan dan ketidakpercayaan. Dan kini, bara api kecil yang tertiup angin itu benar-benar jatuh di atas tumpukan daun kering dan dengan cepat berubah menjadi kobaran api yang sangat besar. “Situasi seperti apa yang mengharuskan dia meninggalkan cupang di lehermu seperti itu, Karina? Situasi seperti apa yang membuat kalian harus mendalami kepura-puraan kalian sejauh itu?!”

Mata Karina melebar. Saat itulah kobaran api besar itu terus melebar dan membakar semua yang ada di antara mereka. Karina merasa wajahnya memanas, dan rasa panas itu menjalar hingga ke leher dan telinganya. Karina menelan ludah dengan susah payah, merasa susah untuk bersuara. Karina tidak tahu lagi apakah rasa panas di wajahnya saat ini berasal dari rasa malu karena apa yang Felix pertanyakan adalah suatu hal yang benar, atau wajahnya memanas karena rasa marah yang juga muncul di dadanya.

Bagaimanapun juga, Karina adalah seseorang yang berjiwa kompetitif. Hal itu membuatnya tumbuh menjadi wanita yang sedikit keras kepala, selalu tidak ingin mengalah begitu saja, termasuk mengalah pada diri sendiri ketika sebenarnya ia tahu bahwa dirinya memang melakukan kesalahan. Ia pasti akan berusaha membuktikan bahwa dirinya tidak sepenuhnya salah. Dan hal ini juga berarti bahwa ada kalanya Karina menganggap suatu keadaan yang sebenarnya bukan sebuah kompetisi, menjadi sesuatu yang harus ia menangkan. Dan sering sekali, Karina membiarkan api emosi sepenuhnya menguasai dirinya, ketika seharusnya ia memadamkannya selagi masih memiliki kesempatan.

Karina tahu betul, ekspresi dan ucapan kekecewaan yang Felix lontarkan padanya bukanlah sebuah ajakan untuk bertarung. Tapi Karina tidak mengerti mengapa ada rasa marah yang sangat besar muncul di dadanya, membuat urat-urat mencuat di lehernya ketika ia menyerang balik dengan nada meninggi. Karina merasa dirinya telah disalahartikan, dan ia merasa membela diri adalah sesuatu yang harus ia lakukan saat ini. “Felix, apa yang kamu tuduhkan padaku sekarang? Apa kamu tidak percaya padaku?!”

Ada keheningan sepersekian detik di sisi lain. Dengan ekspresi yang semakin meredup, Felix mengedipkan matanya perlahan pada Karina. “Karina, bukan kamu yang tidak aku percayai disini,” ujar Felix sambil memalingkan wajahnya, menghindari tatapan marah di mata Karina. “Bukan kamu, tapi orang lain yang bukan dirimulah yang tidak aku percayai saat ini.”

Karina tidak tahu apakah karena hati dan pikirannya yang sedang terbakar emosi yang membuatnya hanya menangkap nada menuduh dari ucapan dan nada bicara Felix, karena kemarahannya terasa semakin meningkat setelah mendengar jawaban dari kekasihnya itu. “Jadi maksudmu, kamu merasa aku belum cukup dewasa untuk menjaga diriku sendiri? Kamu berpikir aku tidak bisa membedakan mana yang benar dan tidak benar ketika aku memutuskan untuk melakukan sesuatu, dan tidak tahu batasan? Jadi, kamu meragukanku?” nada suara Karina semakin meningkat dan matanya semakin melebar.

Di layar ponsel terlihat Felix yang menghela napas dan menutupi separuh bagian atas wajahnya dengan tangannya. Dia tampak frustrasi dan tatapannya terlihat marah ketika dia kembali menatap mata Karina. Sorot mata yang biasanya hanya memancarkan kekaguman dan cinta itu kini menatapnya seolah Karina adalah orang yang paling tidak disukainya di dunia ini. Dan tatapan itu membuat hati Karina lebih sakit daripada apa pun yang Felix katakan padanya tadi.

“Aku tidak meragukanmu! Karina, dengarkan aku, apakah aku tidak punya hak untuk marah? Aku cemburu karena aku adalah kekasihmu, bukan dia! Kenapa dia boleh melakukan hal-hal yang tidak boleh aku lakukan? Mengapa aku merasa harus bersaing dengannya untuk mendapatkan cintamu, disaat ini semua seharusnya bukan sebuah persaingan? Bukankan kamu bilang bahwa pernikahanmu dengannya ini adalah hal yang terbaik bagi kita semua? Lalu, kenapa aku merasa tidak mendapatkan sesuatu yang bermanfaat dari semua ini sejak awal?!”

Suara Felix meninggi dan berubah menjadi teriakan frustrasi seiring dengan pertanyaan-pertanyaannya yang bertambah. Dan ketika dia menyadari ekspresi terkejut di wajah Karina, suaranya melembut. “Mengapa satu-satunya hal yang aku dapatkan sejak aku mengizinkanmu berdiri di altar bersamanya adalah rasa sakit? Apa kamu tahu bagaimana rasanya menghadiri pernihakan kekasihmu sendiri?”

Karina terdiam. Ada sisi lain dari dirinya yang ingin menenangkan hatinya dan merenungkan kata-kata Felix. Jauh di dalam lubuk hatinya, Karina tahun bahwa yang Felix katanya ada benarnya. Dia berhak untuk marah dan cemburu, karena dia mencintainya. Karina sangat mengenal Felix, dan ia tahu bahwa apa pun yang pria itu katakan pasti dengan alasan yang berdasar.

Namun saat ini, dengan nada bicara yang Felix gunakan dan cara dia menatapnya seolah-olah dirinya adalah hal paling aneh dan menjijikan, Karina merasa tidak bisa meredakan emosinya. Karina merasa apa yang Felix katakan padanya itu tidak adil, ketika Karina sendiri juga sering merasakan elrasa sakit hati yang sama.

“Felix, sudah cukup. Apa yang kamu katakan semakin tidak masuk akal,” Karina berbisik pelan, ponsel dalam genggamannya bergoyang karena tangannya yang gemetar.

“Apa yang tidak masuk akal? Selama ini aku tidak bisa terlihat di depan umum bersamamu, dan aku menerimanya. Aku tidak bisa bertingkah seperti pacarmu di depan orang lain, aku juga menerimanya. Kamu tidak pernah mengizinkanku untuk meninggalkan jejak apa pun di lehermu karena itu akan mempermalukanmu di depan klienmu, dan aku juga menerima itu. Tapi kenapa kamu mengizinkannya melakukan semua itu? Siapa sebenarnya pasanganmu, Karina?” Felix kali ini bertanya dengan nada suara yang cukup tenang, namun emosi dan kekecewaan yang dalam jelas terdengar dari suaranya.

Karina merasakan sensasi aneh di dadanya. Ia merasa seperti terperangkap dalam sebuah kotak yang terus menerus menyempit ke arahnya, menyesakkan nafasnya, dan meremukkan tulang-tulangnya. Ia merasakan panas yang menyiksa di paru-parunya, ia merasa seperti dicekik oleh tangan-tangan yang tidak terlihat, dan dengan setengah sadar, Karina mengucapkan kata-kata yang selama ini tidak pernah ia ungkapkan pada Felix.

“Kamu merasa semua ini salahku?” Karina memulai, air mata sudah menggenang di kedua matanya. “Apa kamu tidak ingat, sebelum pernikahan ini terjadi, apa alasan yang membuatmu tidak bisa melakukan semua itu denganku? Sebelum aku memutuskan untuk menikah dengan Steve, kamu sudah lebih dulu bertunangan dengan Roseane.”

Karina bisa melihat bagaimana Felix terdiam, dengan mata yang sedikit berair dan rahang yang mengeras. Karina menghela napas berat, lalu melanjutkan, “Apa kamu benar-benar tidak memikirkan dengan baik, jauh sebelum aku menikah dengan Steve, apa alasan yang membuatmu tidak pernah bisa melakukan semua itu denganku? Dan apa yang membuatku tidak mengizinkanmu melakukannya padaku? Dan kamu bertanya apakah aku tahu bagaimana rasanya menghadiri pernihakan kekasihku sendiri? Ya, aku tahu rasanya. Aku menghadiri acara pertunanganmu, jika kamu lupa. Dan aku melihatmu menciumnya disana. Bukankah itu juga sama saja, Felix?”

Felix masih diam, matanya menatap lurus pada Karina dengan tatapan yang tidak bisa Karina artikan.

“Jangan telepon aku lagi.” ucap Karina dengan suara bergetar sebelum sambungan telepon terputus.

Karina berdiri dan bergegas meninggalkan taman. Kakinya melangkah dengan cepat, semakin cepat... kemudian menjadi larian kecil... dan perlahan mulai berlari dengan cepat. Karina terus berlari tanpa menoleh ke sekitarnya. Ia keluar dari taman dan bukannya mengarah ke mansion, tanpa sadar ia berlari ke arah yang berlawanan dan melewati gerbang mansion yang tinggi.

Dia terus berlari dan berlari, membiarkan angin malam yang dingin menerpa tubuhnya, berharap angin dingin ini dapat memadamkan api kemarahan yang membakar dirinya. Karina tidak tahu ke mana ia berlari. Satu-satunya yang ada di pikirannya adalah kata-kata Felix yang menyiksa dan menjelma menjadi belati yang menusuknya dari berbagai arah. Nafasnya mulai terasa berat, begitu juga dengan air mata yang mulai mengalir deras dan mengaburkan pandangannya.

Setelah beberapa saat, kakinya perlahan berhenti. Wajahnya berlumuran air mata. Dengan nafas yang terengah-engah, Karina membungkuk dan meletakkan kedua tangannya di lutut. Tiba-tiba kakinya terasa sangat lemas dan Karina membiarkan tubuhnya jatuh dengan posisi kepala yang terlebih dulu menyentuh lantai.

Karina bereskpektasi dirinya akan jatuh di atas permukaan yang keras, entah itu pada permukaan semen, trotoar atau mungkin jalanan beraspal. Ia setengah mengantisipasti beberapa goresan dan sobekan yang akan muncul pada kulitnya.

Namun tidak sesuai dengan dugaannya, ia terjatuh di atas permukaan yang cukup lembut. Tubuhnya jatuh pada permukaan yang terasa seperti ikut tenggelam bersama dengan berat tubuhnya. Karina juga merasakan ada partikel-partikel halus yang menempel pada pipinya yang basah.

Karina berusaha mengangkat tubuhnya dan mengusap wajahnya, memperhatikan butiran-butiran berwarna krem yang kini menempel pada telapak tangannya.

Pasir.

Bagaimana bisa dirinya terjatuh di atas pasir?

1
Shirase
wah banget, alurnya udah bagus ditambah dengan jumlah kata yang banyak untuk 1 bab! ini bakal jadi karya romance yang bagus untuk kedepannya!! semangatt/Hey/
Theodora: Terimakasih kak :)
total 1 replies
Mily
jleb bgt/Grimace/
Skylar
😢
Violette_lunlun
ihh seru banget bacanya, padahal ini baru awal...
aku mampir nih thor... semangat ya!
Theodora: Terimakasih kak :)
total 1 replies
Yunita
Roseane: padahal gua diam2 aja anj-

😭
Theodora: Kak😂😭😭
total 1 replies
Skylar
Waduh.. beneran ikutan nyesek sama chapter ini😣 mau nyalahin karina.. tapi gimana ya. Lihat felix kasian tp setelah dibaca2 ternyata dia jg ada salahnya. Takut bgt habis ini felix sama steve jd musuhan. Duh dilema dah asli😩 seru sih ini chapter! Lanjut kakkk, ini jg si karinanya lari kemana dah dramatis amat
Jacky
ikutan galau bgt;;;
Valley
Ga ada yg bener mah ini mereka berdua🥺
Valley
Deg banget asli😭
Mackenzie
nyesek banget bjir/Sob/
May
dahlah/Sob/
May
dua2nya mulai goyah ini/Blush/
Jacky
wihhhh udah ketahuan😢 makin menarik sih ini. cepat update pls!!
Jacky
emak mereka kerjaannya ngintip mulu wkwkwk
R 💤
🌹 sbg tanda perkenalan hehe
R 💤
Hai Thor aku mampir 👋🏻
R 💤: okey Kaka, 🙏🏻
Theodora: Halo, terima kasih udah mampir🫶
total 2 replies
Anyelir
jalan awal ceritanya udh bagus
Theodora: Terimakasih kak :)
total 1 replies
Skylar
Duh takut😭
Skylar
Real banget sih ini.. relate sama kehidupan nyata🙃
Valley
Waduh gawat😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!