Dulu Renes berkenalan sejak masih kecil bahkan saat Valia melaksanakan pendidikan, renes selalu ada. Tapi sayang saat akan bertunangan, Valia kabur memilih menjadi istri senior yang notabene adalah duda satu anak. Luka hati tersebut membuatnya sulit menerima hadirnya wanita lain di dalam hidupnya.
Namun di waktu berganti, siapa yang menyangka Tuhan mengirimkan gadis pecicilan, kekanakan, ceroboh dan keras kepala hingga kecerobohan gadis itu membuat Renes harus bertanggung jawab dan menikahi gadis tersebut, gadis yang juga adalah adik dari suami mantan kekasihnya.
Belum cukup dengan itu, sulitnya mengatakan cinta membuat sahabatnya Aria, masuk ke tengah hubungan mereka dan membuat Renes meradang. Apakah sebenarnya Renes mencintai gadis itu.
Saat bunga rasa mulai bermekaran, ujian cinta datang. Kehilangan kekasih hati membuat guncangan batin yang hebat pada diri Renes, hingga Tuhan kembali mengirim satu cinta yang sebenarnya ia pendam dalam diamnya sejak lama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone_Batman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21. Bahagiaku bersamamu.
Fia menatap nanar punggung Bang Renes yang menjauh. Hatinya mencelos, merasa bersalah karena telah memancing emosi suaminya. Ia tahu, di balik sikap tenang Bang Renes, tersimpan luka masa lalu yang belum sepenuhnya sembuh.
Bang Renes berhenti dan berbalik. Ia menatap Fia dengan tatapan lembut, berusaha menyembunyikan kekecewaan yang tadi sempat terpancar. Namun ada sapaan yang ia abaikan.
"Ada apa, Dek?" tanyanya pelan.
Fia menunduk, Bang Renes tidak merespon sapaannya. Ia memainkan ujung bajunya. "Fia... Fia minta maaf. Fia nggak bermaksud bikin, Om marah."
Bang Renes menghela napas, lalu mendekat dan berjongkok di hadapan Fia. Ia meraih tangan istrinya dan menggenggamnya erat.
"Saya yang salah, Dek. Saya terlalu sensitif. Maafkan saya," ucap Bang Renes tulus.
Fia mengangkat wajahnya dan menatap Bang Renes dengan mata berkaca-kaca. "Apa Om beneran sayang sama Fia?"
Bang Renes tersenyum lembut. "Tentu saja. Kamu istri saya, ibu dari anak saya. Bagaimana mungkin saya tidak sayang?"
"Tapi... bagaimana dengan Mbak Laras? Apa Om nggak kasihan sama Mbak Laras?" tanya Fia ragu.
Bang Renes menghela napas lagi. Entah istrinya ini lupa atau sengaja memancing situasi. "Saya ingatkan sekali lagi. Saya menghormati Laras sebagai ibu dari Farra. Kami sudah sepakat untuk berpisah baik-baik dan tetap menjalin hubungan baik demi anak kami. Saya akan selalu berusaha untuk membantu dan mendukungnya, sebatas adik kakak saja. Tapi hati saya sudah sepenuhnya milik kamu, Dek."
Fia terdiam, mencoba mencerna kata-kata Bang Renes. Ia merasa lega mendengar kejujuran suaminya, tapi juga masih ada sedikit keraguan di hatinya.
"Om janji, nggak akan pernah bohong lagi sama Fia?" pinta Fia dengan suara bergetar.
Bang Renes menggenggam erat tangan Fia dan menatapnya dengan tatapan penuh keyakinan. "Saya janji. Saya akan selalu jujur sama kamu, apapun yang terjadi. Saya ingin membangun rumah tangga yang sakinah mawaddah dan warahmah bersama kamu dan anak-anak kita."
Fia tersenyum lega dan memeluk Bang Renes erat. Ia merasa damai dan aman dalam pelukan suaminya. Ia tau, perjalanan mereka masih panjang dan penuh tantangan, tapi ia yakin, dengan cinta dan kejujuran, mereka bisa melewati semuanya bersama.
Fia mengeratkan pelukannya pada Bang Renes, menghirup dalam-dalam aroma tubuh suaminya yang menenangkan. Ia merasa seperti menemukan tempat berlabuh setelah terombang-ambing di lautan badai.
"Om..." panggil Fia lirih.
"Iya, Dek?" jawab Bang Renes sambil mengelus lembut rambut Fia.
"Fia pengen kita mulai semuanya dari awal. Fia pengen kita belajar saling mengenal lebih dalam lagi, tanpa ada rahasia atau kebohongan," pinta Fia tulus.
Bang Renes tersenyum dan mencium kening Fia. "Saya juga pengen begitu, Dek. Saya pengen kita jadi pasangan yang saling mencintai, menghormati, dan mendukung satu sama lain. Saya pengen kita jadi keluarga yang bahagia dan harmonis."
"Tapi... bagaimana dengan Farra? Apa Fia bisa jadi ibu yang baik untuk Farra?" tanya Fia ragu.
Bang Renes menggenggam erat tangan Fia. "Saya yakin kamu bisa, Dek. Kamu punya hati yang baik dan penuh kasih sayang. Farra pasti akan menyayangi kamu seperti ibunya sendiri."
Tiba-tiba, Farra berlari menghampiri mereka dan memeluk kaki Bang Renes. "Papa... Mama Fia... Ayya mau ikut peluk!" serunya riang.
Fia tersenyum dan mengulurkan tangannya pada Farra. "Sini sayang, ikut Mama Fia peluk."
Farra langsung berlari ke pelukan Fia dan memeluknya erat. Fia membalas pelukan Farra dengan penuh kasih sayang. Ia merasa hatinya menghangat dan penuh dengan cinta.
Tapi saat Fia akan menggendong si kecil Farra, Bang Renes menghalangi karena Fia sedang mengandung bayi kecilnya. Ia langsung mengambil alih Farra dalam gendongannya.
"Sini, sama Papa dulu. Di perut Mama Fia ada adiknya Farra." Kata Bang Renes.
"Ada adiknya ya Pa? Sama seperti Mama Laras??" Tanya Farra kecil.
"Iya. Farra sayang juga kan, sama si dedek di perut Mama Fia??" Bang Renes pun balik bertanya.
"Farra sayang semuanya." Jawab Farra dengan senyum bahagia.
"Pintarnya anak Papa." Bang Renes mengecup kening Farra kemudian beralih mengecup kening Fia. "Sini, Mama juga naik punggung Papa.." Ajak Bang Renes.
"Kuat Pa??" Celetuk Fia seketika memerahkan pipi Bang Renes.
"Tanya apa ngeledek?? Ayo cepat naik..!!" Perintah Bang Renes.
Fia naik di belakang punggung Bang Renes. Mereka bertiga tertawa bersama seakan lupa permasalahan yang baru saja terjadi.
.
.
.
.
bagus detun, kerjain ayahmu biar gak emosian terus, bang Renes mabok sekalian ngidam disusul bang David jg kebobolan 😂😂😂
awas tumbuh benih² sayang eh cinta 😂😂😂