DETEKTIF PESANTREN

Akhirnya akupun mau ikut dengannya aku membonceng di belakangnya dengan hati hati. Setelah aku membonceng aku baru tahu bahwa laki lali yang mengaku bernama Iyon ini ternyata bukan laki laki yang baik hal ini bisa aku ketahui dari bau jaketnya yang sangat tercium aroma alkohol. Belum lagi bau mulutnya yang sangat bau asap rokok, tapi ya begitulah laki laki yang tidak kuat iman.

Ketika dalam perjalanan Iyon begitu bernafas denganku seperti di minta berpegang pinggangnya dengan alasan aku takut jatuh atau mencoba meraba pahaku atau mencoba menarik tanganku ke perutnya agar meningkatkan.ahhh jika orang yang tidak tau pasti akan mengira bahwa kami adalah pasangan kekasih yang sedang dimabuk asmara dengan naik kendaraan malam malam menembus pekatnya kegelapan malam di bawah temaram cahaya rebutan yang seperti cemburu atas kebesaran kami.

Ya Allah aku benar benar bergidik geli memikirkan pikiran jorok laki laki di depanku ini entah apa yang ada dipikiran nya jika tahu sebenarnya aku adalah laki laki sepertinya juga he...he....he.....motor pun melaju dengan lambat menuju arah bandara adi sumarmo di boyolali udara begitu dingin menyusup kulitku wajar aku memakai pakaian yang terbuka tanpa jaket seperti nya.

Hingga akhirnya perjalanan kami berhenti di perumahan mewah kurang lebih tiga ratus meter dari pintu masuk bandara dari yang aku lihat rumah ini sangat mewah rumah bertingkat tiga ini dengan cat berwarna biru dengan pagar besi tinggi di pintu masuknya serta beberapa tanaman hias mahal yang ada di sekitar halaman rumah depan beserta dua mobil mewah yang terparkir di garasi rumah ini Serta ukiran kayu jati yang pastinya sangat mahal.". Ini rumah mas iyon ". Tanyaku pura pura terkejut. ". Bukan ini bukan rumahku dek...tapi rumah budeku ( bude kakak dari ibu atau atah) tapi mas tinggal di rumah ini juga kok". Jawabnya.

Aku atau corin jadi jadian tidak banyak bertanya karena aku sibuk memperbaiki wig rambutku serta pakaianku yang acak acakan karena terkena angin di jalan tadi agar penyamaranku tidak terbongkar. Di depan pintu rumah Iyon membuka helm serta penutup wajahnya barulah aku sadar orang yang bersamaku ini adalah sahabatku sendiri arif nur zahid atau reza yang sejak awal bersamaku menangani kasus ini, ada apa dengannya aku benar benar terkejut bukan main ajankah ajaran dari para guru guru kami serta para ustad di pondok pesantren dahulu tidak membekas di benaknya. Semudah inilah dia salah jalan aku benar benar syok melihatnya!!! Tapi  aku masih berpikir positif mungkin ini salah satu penyamaran nya tapi yang aku ingat dengan pasti bau mulut nya bau alkohol Dan reza juga berani meraba rasa pahaku waktu di jalan astagfirullah semoga sahabatku ini masih di jalan yang sama denganku dan tidak salah jalan begitu harapanku dalam hati.

Hingga sekian lama aku mematung dan syok lagian kenapa sejak tadi aku tidak mengenal suara sahabatku itu atau karena suaranya berubah menjadi serak serak karena kebanyakan minum alkohol sehinggaaku tidak mengenalinya lagi hingga reza mengagetkanku  ". Kamu kenapa dek kok terkejut begitu melihat wajah mas...terpesona ya uda dari orok kali mas ini tampan dan gagah". Katanya dengan penuh percaya diri.aku memutar kepalaku melihat sekeliling rumah untuk meredakan kegugupan ku bertemu dengan temanku ini hingga aku menggeleng cepat dan berkata kalau aku sangat kagum dengan rumah yang sangat besar ini.

". Kemudian reza pun bertanya siapa namaku karena tadi belum sempat kenalan sambil mencubit lenganku hingga kemudian reza kelihatannya sadar karena lengan itu begitu kekar sehingga dia tau kalau aku perempuan jadi jadian.". Siapa kamu?? Bentaknya keras. Aku tentu saja tidak mau memberi tau identitasku yang sebenarnya kepada reza karena jika itu aku lakukan pasti akan mendatangkan masalah di kemudian hari nanti.

Melihat kunci kendaraan yang masih terpasang di kendaraan aku berpikir untuk melarikan diri kemudian aku mengambil pot bunga kecil dan aku pukulkan di tengkuknya aku yakin jika reza dalam keadaan sadar pasti mudah menahan pululanku dan mungkin akan ketahuan jika aku menggunakan jurus yang diajarkan para guruku karena guru kamu berdua sama. Hingga aku memilih memukul de gan pot bunga dan mendorong reza ke deretan tanaman di samping rumah kemudian aku dengan terburu buru membawa ke kendaraan yang kami pakai tadi pergi sejauh jauhnya karena aku yakin di dalam rumah mungkin ada orang orang yang bisa saja menyulitkanku bila aku masih ada di rumah ini.

Aku masih sempat melihat reza banget dari kaca spion sepeda aku tinggalkan kendaraan itu di simpang empat dekat pertokoan kemudian aku mencegat taxi untuk mengantarkan pulang ke rumah aku juga harus mengabarkan ustad muzzaki tentang kekhawatiran ku bahwa sahabatku itu telah berubah sehingga kami bisa lebih berhati hati lagi ke depannya akan tetapi aku masih berpikir lagi perlukan aku melaporkan masalah reza ini sebab bukti yang cukup belum aku kantongi. Bukti bahwa reza sudah benar benar salah langkah dan mungkin menjadi bagian dari Eric tamtomo serta mantan istri pak didik.

Hingga kemudian aku pun sampai di rumah kemudian melepas semua aksesoris perempuan yang membuatku bergidik ini, sungguh jika bukan karena melaksanakan tugas aku mana mau memakai pakaian perempuan seperti ini sesudahnya aku mandi dan bersiap istirahat hingga akhirnya SMS dari ustad muzzaki masuk ke handphone ku mengabarkan bahwa beliau sudah melaksanakan rencananya untuk memanipulasi kematian nya dan sekarang sedang dalam perjalanan ke pondok pesantren at taubah. Aku di suruh beliau untuk datang ke tempat dimana beliau menjatuhkan mobilnya di sebuah jurang di dekat danau serangan di sebelah selatan tawangmangu dan beliau sudah memerintahkan muridnya yang tadi menyopiri beliau untuk menghubungi kepolisian dan mengatur bagaimana kejadian ini bisa diketahui kepolisian tanpa ada berita yang mengeparkan.

Tugasku besok hanya berpura-pura pura sedih dan kehilangan seorang sepupu yang telah menyerahkan perusahaan hingga mengambil sendiri tulang belulang yang sudah disiapkan agar semakin menyakinkan bahwa pak didik sang bis travel dan bis antar kota antar provinsi ternama di negeri  ini mengalami kecelakaan tunggal hingga tersisa tulang belulang saja Sehingga tubuh pak didik tidak bisa dikenali yang akan membuat banyak masyarakat bertanya tanya nantinya. Perintah ustad muzzaki aku harus mengurus sendiri sesampainya pada pemakaman tulang belulamg itu.

Hingga malam pun semakin larut aku sudah merumuskan rencana besok pagi untuk mendatangi lagi rumah dimana aku bertemu dengan reza tadi dengan berpura-pura pura sebagai orang yang meminta pekerjaan atau tukang servis pendingin ruangan sambil menunggu orang suruhan ustad muzzaki datang ke kantorku untuk mengabarkan kabar duka kematian pak didik....