NovelToon NovelToon
AIRLANGGA 2 Dewaraja Ring Medang

AIRLANGGA 2 Dewaraja Ring Medang

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Fantasi / Fantasi Timur / Raja Tentara/Dewa Perang / Ilmu Kanuragan
Popularitas:206.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ebez

Hancurnya Istana dan Kotaraja Wuwatan Mas oleh serangan Ratu Lodaya membuat Prabu Airlangga harus mengumpulkan kembali keluarga dan para pengikutnya yang tercerai-berai. Satu tekad nya untuk mengembalikan kejayaan Kerajaan Medang, membuatnya harus membuat perjanjian dengan Dewa-dewa dari Kahyangan Suralaya tentang nasib anak keturunannya kelak.



Dukungan dari seluruh rakyat Medang juga keluarga besar nya membuat semangat Prabu Airlangga kembali membara untuk mengembalikan kejayaan Kerajaan Medang seperti para leluhur nya.



Berhasilkah Prabu Airlangga mengembalikan Kerajaan Medang seperti dahulu? Simak selengkapnya dalam kisah AIRLANGGA 2 Dewaraja ring Medang. Di jamin seru dan mendebarkan. Selamat membaca...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ebez, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertempuran di Bekas Kotaraja ( bagian 2 )

Dewa Geni, salah satu sesepuh Alas Larangan suatu kelompok pengikut Aliran Tantra Bhairawa, cepat mengayunkan senjata nya yang berupa cakar besi dengan tiga ujung tajam ke arah belakang. Namun sambaran nya yang begitu cepat hanya menyambar udara kosong belaka.

Dengan cepat, ia memutar tubuh nya dan melihat sosok lawannya sedang berdiri sambil tersenyum ke arah nya. Tak ingin kehilangan kesempatan, dia menghentakkan kaki nya dan kembali mengayunkan cakar besi yang berwarna merah akibat aliran tenaga dalam panas nya ke tubuh musuh.

Shhhrrraaaaaaakkkkkhhh!!

Lagi-lagi, serangan cepat Dewa Geni hanya memotong bayangan Tumenggung Sakri saja. Dan sosok itu kembali muncul di arah yang berbeda.

Seperti diketahui, Sakri merupakan murid tercerdas di Padepokan Padas Putih. Tak seorang pun diantara saudara seperguruan nya yang mampu menyaingi kepintarannya dalam menelaah dan berpikir selain Prabu Airlangga. Dia cepat sekali menyerap semua ilmu yang diajarkan oleh Begawan Bagaspati seolah-olah sudah mempelajari nya lebih dulu. Dia bahkan mampu menemukan titik titik lemah dari ilmu silat Padepokan Padas Putih hingga tak seorang pun bisa mengalahkan nya di perguruan.

Begawan Bagaspati juga menurunkan Ajian Sepi Angin bersamaan dengan Ajian Tapak Dewa Api yang kelak di kemudian hari akan menjadi ciri khas dari setiap murid Padepokan Padas Putih. Sakri yang cerdas bisa menggunakan Ajian Sepi Angin dengan sempurna, bahkan menggunakannya untuk menciptakan ilmu baru yang disebut dengan Ajian Langkah Sayuta yang membuat nya mampu bergerak di luar pemahaman manusia. Dan ilmu kedigdayaan inilah yang sedang ia gunakan untuk melawan Dewa Geni dari Alas Larangan.

Shhhrrraaaaaaakkkkkhhh shhhrrraaaaaaakkkkkhhh!!

Dewa Geni terus memburu setiap wujud Tumenggung Sakri yang tercipta di hadapan nya. Dia seolah-olah tak kenal lelah dengan terus mengejar kemanapun bayangan itu muncul.

Melihat Dewa Geni seperti menjadi mainan sang perwira tinggi prajurit Medang, Dewa Bumi salah satu sesepuh Alas Larangan lainnya sedikit meradang. Dia yang baru saja menghabisi nyawa salah seorang prajurit Medang yang mencoba untuk menghadang nya, menjejak tanah dengan keras lalu melenting tinggi ke arah ujung pergerakan Tumenggung Sakri.

Lelaki paruh baya bertubuh gempal ini memang punya kemampuan untuk mencari keberadaan seseorang lewat tanah karena ia mampu merasakan setiap getaran selemah apapun dari orang yang ia inginkan lewat tanah tempat ia berdiri.

Whhhuuuuuuuggggggghhhhh whhhuuuuuuuggggggghhhhh!!

Secepat kilat, Dewa Bumi mengayunkan sepasang gada yang menjadi senjata nya ke arah gerakan Tumenggung Sakri. Merasakan hal yang sedang mengancam nyawa sedang bergerak ke arah nya, Tumenggung Sakri merubah gerakan tubuhnya dengan berkelit ke arah samping kanan.

Akibatnya, dua senjata andalan dari dua sesepuh Alas Larangan inipun berbenturan.

Thhhrrraaaannngggg.... bllllllaaaaaaaaaaaaaammmmmmm!!!

Dewa Bumi dan Dewa Geni sama-sama tersurut mundur beberapa langkah ke belakang. Keduanya menyadari bahwa serangan cepat mereka telah dimanfaatkan oleh Tumenggung Sakri untuk berbenturan satu sama lain. Keduanya langsung mendengus geram sembari menatap ke arah Tumenggung Sakri yang mendarat 4 tombak jauhnya dari tempat mereka bertarung.

"Dasar keparat! Kau ini niat bertarung atau tidak hah?! Dari tadi hanya lari kesana kemari seperti monyet liar", maki Dewa Geni yang gusar karena tidak juga berhasil menjatuhkan lawan meskipun sudah di bantu Dewa Bumi.

" Katanya pendekar besar, tapi nyatanya cuma gelar kosong belaka..

Kalau kau benar benar pendekar sejati, dua lawan satu tentunya akan dengan mudah mengalahkan ku. Tapi nyatanya orang-orang Alas Larangan cuma tong kosong nyaring bunyinya. Tak ada isinya ", ejekan Tumenggung Sakri seketika membuat Dewa Bumi marah besar. Dia langsung mengacungkan gada di tangan kanan nya ke arah sang murid Padepokan Padas Putih.

" Bajingan tengiiikkkk!!! Aku akan menghancurkan seluruh tubuh mu hingga tak ada yang mengenali mayat mu!!! "

Usai menggembor murka, Dewa Bumi segera mengerahkan seluruh tenaga dalam nya ke kedua gada di tangan nya. Aura hitam keunguan seketika menjalar ke seluruh gada, menebarkan hawa dingin yang menakutkan. Setelah itu dia langsung menghantamkan gada nya ke tanah.

Bhhhuuuuuuummmmmm!!

Tanah berguncang hebat yang membuat semua orang kehilangan keseimbangan. Segera setelah itu, Dewa Bumi melesat maju ke arah Tumenggung Sakri sambil mengayunkan gada di tangan kanan ke arah kepala dan satu nya lagi mengincar pinggang.

Belum sempat dua serangan berbahaya itu menyentuh kulit Tumenggung Sakri, tiba-tiba..

Clllaaaaaaaaaaassshhhh...

Aaaaaaaauuuuuuuuggggggghh!!

Entah bagaimana caranya menjelaskan, akan tetapi Dewa Bumi roboh dengan dahi bolong tembus ke tengkuk. Dia hanya sempat berteriak tertahan sekali sebelum jatuh ke tanah tanpa nyawa. Dewa Bumi, sesepuh Alas Larangan telah tewas dengan isi kepala berhamburan dimana-mana.

Rupanya, saat Dewa Bumi mulai melesat maju, Tumenggung Sakri merapal mantra Ajian Jari Api nya yang langsung dia tembakkan ke arah Dewa Bumi yang bergerak mendekat. Dewa Bumi yang tidak punya kesempatan untuk menghindari, langsung meraung tertahan saat kepalanya di lobangi.

Kematian mendadak Dewa Bumi serta merta membuat para anggota Alas Larangan marah dan berniat untuk menuntut balas atas kematian salah satu tokoh penting mereka. Kesemuanya langsung mengepung Tumenggung Sakri dengan senjata terhunus.

Melihat ratusan orang berkerumun mengepungnya, Tumenggung Sakri tersenyum tipis saja dan langsung memejamkan matanya sesaat. Diatas jari jemari tangannya, muncul bola api serupa di jari telunjuk. Tumenggung Sakri menyeringai kecil sebelum mulai bergerak cepat membantai mereka semua.

Dewa Geni langsung ikut maju dengan seluruh kemampuan beladiri nya, namun seperti nya nasibnya sama buruknya dengan Dewa Bumi. Dia tewas dengan tubuh penuh lobang sebesar biji keluwih.

Perang besar itu terus berkecamuk dengan sengit. Namun sudah mulai terlihat bahwa pasukan Medang lebih unggul dibandingkan dengan pasukan Lewa.

Melihat keganasan Tumenggung Sakri membantau orang-orang nya, Pangeran Alas Larangan menggeram keras sambil mencabut sebuah golok besar di punggungnya. Sebuah golok besar berwarna biru gelap dengan bau anyir darah yang membuat ingin muntah.

Senjata di tangan Pangeran Alas Larangan adalah Golok Iblis Air, salah satu dari 7 pusaka puncak dunia persilatan Tanah Jawadwipa. Meskipun tidak sekuat Pedang Naga Api, tapi keampuhan Golok Iblis Air tak kalah menakutkan. Dia mampu menciptakan air tipis yang sanggup membunuh lawan tanpa disadari. Juga merubah air menjadi senjata rahasia yang sangat berbahaya.

Tanpa menunggu lama, Pangeran Alas Larangan langsung menyabetkan golok besar nya ke arah Tumenggung Sakri.

Shhhrreeeeeeetttt...

Gelombang air tipis melaju cepat ke arah Tumenggung Sakri. Sedikit kaget, Tumenggung Sakri melompat menghindari. Ia berhasil lolos meskipun tebasan air ini sempat memotong ujung jarit penutup bokong nya. Ini menandakan bahwa serangan dari golok besar itu sangat berbahaya.

'Tidak salah lagi, itu pasti Golok Iblis Air. Ciri-ciri nya sama dengan yang dikatakan oleh guru. Dan orang yang memegangnya pasti Pangeran Alas Larangan.

Hemmmmmmmmmm..

Aku tidak boleh sembrono jika tidak ingin mati konyol disini.. '

Telapak tangan kiri Tumenggung Sakri langsung memegang lengan tangan kanannya. Mulutnya komat-kamit merapal mantra. Cahaya merah menyala seperti api yang berkobar pun muncul di telapak tangan kanannya. Rupanya dia mengumpulkan seluruh tenaga dalam nya untuk memusatkan Ajian Tapak Dewa Api.

Sementara itu Pangeran Alas Larangan menggenggam erat Golok Iblis Air nya sebelum melesat ke arah Tumenggung Sakri. Melihat hal itu murid Padepokan Padas Putih ini langsung menghantamkan tapak tangan kanannya ke arah pergerakan sang pemimpin Alas Larangan.

Whhhhuuuuuuuuttttthhhh...

Thhhrrraaaannngggg bllllllaaaaaaaaaaaaaammmmmmm!!!!

Ledakan maha dahsyat terdengar saat cahaya merah menyala berhawa panas ini membentur tebasan Golok Iblis Air. Gelombang kejut besar langsung menyebar ke segala arah, menjatuhkan apa saja yang dilaluinya.

Tumenggung Sakri terpental ke belakang dan menghantam tanah dengan keras. Dia langsung muntah darah segar. Sementara Pangeran Alas Larangan dengan cerdik menancapkan senjata nya ke tanah untuk bertahan.

Melihat Tumenggung Sakri terjatuh, Pangeran Alas Larangan menyeringai lebar.

"Saat kematian mu telah tiba, antek Prabu Airlangga!! ", usai menggembor buas, Pangeran Alas Larangan melesat cepat ke arah Tumenggung Sakri yang masih terduduk sembari mengurut dadanya yang sesak. Saat yang genting ini, sesosok bayangan melesat cepat sambil mengayunkan pedang berpamor merah.

Dhhhuuuuaaaaaarrrrrrr..!!!

Pangeran Alas Larangan terpental jauh ke belakang dan menyusruk tanah dengan keras. Dia muntah darah segar namun cepat bangkit dengan menggunakan Golok Iblis Air sebagai penyangga tubuh. Dia melotot ke arah sosok bayangan yang memegang pedang berpamor merah itu.

"P-prabu Airlangga?!!!

Huh, rupanya kau datang sendiri mengantar nyawa. Setelah membunuh mu, Pedang Naga Api akan menjadi milik ku.. hahahaha.... ", tawa keras terdengar dari mulut Pangeran Alas Larangan.

Di sisi lain, Prabu Airlangga cepat mendekati Tumenggung Sakri yang berdiri dengan sedikit sempoyongan.

" Kau baik-baik saja Kakang? ", tanya Prabu Airlangga segera.

" Aku tidak apa-apa, Dhimas Prabu. Aku masih sanggup untuk bertarung ratusan jurus lagi ", Tumenggung Sakri mengusap sisa darah di bibirnya.

" Aku pinjamkan Pedang Naga Api untuk mu. Atasi orang-orang Alas Larangan ini sedang aku akan mengatasi makhluk menyeramkan yang ada disana ", Prabu Airlangga menunjuk ke arah sosok mahkluk menyeramkan yang sedang mengamuk di tengah pasukan Medang lalu menyerahkan Pedang Naga Api pada Tumenggung Sakri. Murid Padepokan Padas Putih ini mengangguk cepat dan menggenggam erat gagang Pedang Naga Api.

Usai meminjamkan Pedang Naga Api, Prabu Airlangga melesat cepat ke arah yang ditunjukkan nya. Sementara itu, Tumenggung Sakri berdiri tegak menantang Pangeran Alas Larangan sambil berkata,

"Pangeran Alas Larangan, majulah sekarang. Pertarungan antara kita...

Masih belum selesai... "

1
Sugeng Toboali
tumben kang ebez macet novel nya
rudi
Luar biasa
Ali
tamat
Wahyu Indra
kok ndak ada kelanjutannya lagi setelah bertemu dengan bagaspati ayo thor jangan bikin penasaran
Nuno Devilito
msh blm ada klnjutannya...kayaknya airlangga sdh menang n hidup damai dgn istriny
Bunga Ghaib
Sepertinya sang Author bingung menemukan titik temu dan titik sambung ceritanya sehingga terbengkalai narasi novelnya. Kalau seperti ini, kenapa tidak dengan narasi cerita baru, jangan cerita berbentuk sequel novel² sebelumnya atau prequel. Pada tahap ini, siapa readers yg tidak kecewa. Karena tujuan dari teks naratif kan MENGHIBUR PEMBACA. Bukan berarti tidak respect kepada penulis, cuma sebagai bahan pertimbanngan saja.
Nuno Devilito
udah finish ?
Danu Wijaya
sdh tamat sampe sini aja ya....??
Ali
kang ebez
Uong Auam
lama kali updtenya
andymartyn
the end
Heryala Hery
Heaammm,,ku kira dah tamat,sampai di peram2 biar mateng ni cerita, rupanya masih gantung,dengar2 kang ebez malah buat cerita baru, waduh... 😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😁😁😁😁😁,tetap semangat.. 💪🏼💪🏼💪🏼💪🏼💪🏼💪🏼💪🏼👊🏾👊🏾👊🏾👊🏾👊🏾👊🏾👊🏾👊🏾👊🏾👊🏾👊🏾👊🏾👊🏾👊🏾👊🏾👊🏾👊🏾👊🏾👊🏾👊🏾
Umar Muhdhar
1
Nuno Devilito
msh blm tune in...
Buyut Anom
kang kapn up nya lg....
Wahyu Indra
ayo lanjutkan kang Ebez
Wahyu Indra
punya ajian panglimun enak betul jika kangen bisa lsg wus wus nyampek tujuan /Grin//Grin/
Vinski Sasa
kang gak lanjut ini
arumazam
mungkinkah ini JD calonya Sakri Ama wanabaya
Danu Wijaya
udah cape nulis om.....???
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!