Tidak terbayang kehidupan Elina yang tadinya biasa-biasa saja berubah dalam sekejap mata. Hari dimana ia mendapatkan kabar dari sang kekasih berselingkuh dan berhubungan intim dengan kekasih gelapnya.
Detik itu juga Elina bersumpah perasaan dan juga cintanya ia akan kubur sedalam dalamnya. Baik itu mantan pacarnya atau pria lain semuanya sama brengsek dimata gadis itu.
Namun naasnya malam itu saat ia bertemu dengan pria bernama Damian Aditama Sanjaya janji itu ia ingkari sendiri. Karena insiden itu seorang anak lahir ke dunia.
Bagaimanakah kelanjutan hidup Elina selanjutnya??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KimMy75, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 21 Mencari Elina
"Karina aku minta maaf! Kumohon dengarkan penjelasan ku dulu aku tahu kamu marah besar tapi disisi lain aku terpaksa melakukannya."
Elina menjelaskan dengan suara paruh. Menyesal tentu saja dia sangat menderita. Seperti sekarang ini sahabat terbaiknya. Mengacuhkan dirinya.
"Aku sahabat mu kan mengapa kamu tidak percaya diri terhadap ku? Aku tidak pernah menyalahkan mu Elina tapi tolong aku sudah katakan jika aku tidak suka dibohongi," lirihnya seraya berjalan pergi. Dia sudah terlanjur marah apalagi ini masalah sangat serius.
Egi anak itu langsung saja menahan tangan Karina. Dia menggelengkan kepala lalu menangis sendu. Karina adalah orang baik kalau Karina juga pergi siapa lagi yang akan membela mereka seperti yang dilakukan Karina di acara tersebut. Egi tak mau ibunya dipermalukan didepan orang tadi kalau saja dia dewasa mungkin dialah yang akan membalas perbuatan orang-orang itu. Dia ingin cepat-cepat dewasa dan bisa melindungi sang ibu.
"Tante, kalau tante benci mama siapa lagi yang akan membantunya dia saja masih ceroboh kadang bangun terlambat. Apa tante nggak kasian padanya," lirih Egi memelas sambil meraup kedua tangan Karina, bermohon. "Terus siapa yang akan mengantar ku ke sekolah mama kan nggak bisa diandelin," sambungnya mengadu menatap sebal pada ibunya.
Karina menghela nafas panjang. Melihat keimutan yang dibuat-buat putra kecil Elina membuat perasaannya tersentuh.
"Hey, kamu anaknya kan mengapa menjelekkan ibumu sendiri dasar anak nakal," gemas Karina mencubiti pipi gembul Egi.
"Aah! Sakit tante berhenti mencubiti pipi ku," gerutu Egi sebal.
"Ya sudah tante bakal pergi karna Egi marahin tante!" seru Karina hendak pergi tapi spontan Egi merengek padanya.
"Tante Karina jangan gitu iya deh terserah mau tante apa tapi janji ya nggak bakal ninggalin kami," kata Egi membulatkan bola matanya sedih.
Karina tersenyum jahil inilah kenapa Egi begitu unik dia mudah dipermainkan dan itu membuatnya senang. Karina gadis itu memutuskan untuk tetap bersama dengan Elina. Mereka bertiga meninggalkan mansion dan pergi sejauh mungkin dari tempat itu. Ini adalah pilih terbaik bagi Elina dan orang yang dia cintai. Damian tak pantas menjadi ayah bagi Egi. Dia menyesal mulai mempercayai kata-kata lelaki itu. Buktinya saja di acara tadi mengapa dia tak muncul kenapa saat Elina dipermalukan dia tak datang membelanya apa dia sengaja melihatnya di olok-olok para tamunya itu. Elina lupa berhadap pada orang yang tak punya hati seperti Damian hanya membawa luka untuknya.
***
Kediaman keluarga Sanjaya.
Acara yang ramai tadi berakhir runyam. Semua tamu meninggalkan acara tersebut. Sementara Damian yang tertidur sejak tadi karena ulah Lily. Dia bingung saat terbangun begitu lama dikamar. Perasaannya tiba-tiba tak enak. Pikirannya hanya tertuju untuk satu orang yakni Elina. Pria itu segera menuruni anak tangga dan matanya langsung tertuju pada gadis yang terduduk menangis di sofa sana.
"Lily! Dimana Elina bagaimana dengan acaranya kenapa semuanya pergi!?" tanyanya langsung.
"Daddy tidak lihat mommy lagi sedih kenapa malah menanyakan gadis pelacur itu!" seru Liora kesal kenapa juga ayahnya harus memilih wanita lain dibandingkan ibunya apa benar ayahnya menikah lagi.
"Liora! Dia juga ibumu sekarang kamu harus berperilaku baik padanya," tegas Damian bersuara keras.
Mata Liora mengembun ini pertama kalinya ia dimarahi oleh ayahnya. Sekarang ayahnya tidak menyayanginya lagi dia akan meninggalkannya bersama gadis itu dan anak laki-laki tadi. Pikirannya.
"Daddy jahat aku benci daddy!!" sentak Liora bergegas pergi ke kamarnya.
Lily nampak menyeka sisa air mata palsunya. Benar dia akan berpura-pura terlihat ditindas membuat Damian berpihak padanya.
"Mas… lihat Elina menampar ku dia sengaja menyimpan dendam padaku padahal aku sudah baik dan mau menerimanya menjadi madu ku tapi dia menyalah gunakan statusnya itu," adunya didalam hati gadis itu menyeringai jahat.
Menampar? Mengapa Elina melakukan itu. Damian seperti tak percaya dengan pengakuan Lily. Dia tak mau mengambil kesimpulan yang tidak-tidak.
"Elina dimana aku mau bertemu dengannya," ujar Damian dia harus memastikannya sendiri.
Elina, Elina lagi kenapa hanya nama gadis itu yang ditanyakan Damian hah! Dia sedang terluka Damian bertanya soal keberadaan gadis itu. Sungguh!?
"Entahlah dia pergi kemana setelah dia melukai ku gadis itu tiba-tiba saja menghilang mungkin karna dia tak ingin menyesali perbuatannya," jawab Lily memutar bola mata malas dan mendengus kesal.
"Apa!? Lalu mengapa kamu setenang ini dia pergi malam-malam diluar sana kenapa tidak mencegatnya, hah!" teriaknya marah besar mencengkram bahu Lily aura yang dipancarkan pria itu sangat menakutkan.
Lily jadi ketakutan sendiri.
"Aku tidak tahu kalau dia akan pergi mas, kenapa kamu menyalahkan ku dia sendiri yang ingin pergi dari sini," sentak Lily.
Damian tampak terdiam untuk sesaat kemudian pria itu bergegas pergi menggunakan mobil.
"Sial! Ini semua karna Elina gara-gara dia Damian marah padaku semoga saja dia mati dan mayatnya membusuk," gerutu Lily menatap bayangan Damian dari jendela.
Mobil yang dikendarai Damian melesat cepat di sepanjang jalan ia menyelip mobil-mobil di hadapannya. Dia bagai menguasai jalanan itu. Pikirannya berkecamuk kemana-mana. Lelaki itu heran dengan pemikiran Elina. Gadis itu sebenarnya mau apa. Kenapa dia sulit memahami Elina.
Damian merogoh saku blazernya lalu mengirimi foto Elina pada beberapa anak buahnya.
[Temukan istri ku bagaimana pun caranya dia harus ditemukan kalau tidak kalian semua akan ku habisi.] Dia juga mengetik ancamannya kepada semua anak buahnya itu. Mereka semua sontak menjalankan perintah dari bosnya kalau tak ingin nyawa mereka menjadi jaminannya.
Gery yang juga mendapatkan pesan tersebut. Refleks memuntahkan minuman jus jeruknya. Kenapa dia tidak diberikan ketenangan untuk sesaat saja. Lagi dan lagi dia harus mencari kedua perempuan menyusahkan itu. Mereka selalu membuat orang kesusahan saja. Cik!
BERSAMBUNG…
ninggalin jejak dulu ❤️