NovelToon NovelToon
Perfect Marriage

Perfect Marriage

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / cintapertama / dosen / nikahmuda / cintamanis / Pernikahan Kilat
Popularitas:18.9k
Nilai: 5
Nama Author: Vmina_

revisi dari my beloved lecture yaa

Syafa, sejak bayi, hidup dan dibesarkan oleh Ayahnya yang bernama Arya. Meskipun tanpa adanya kehadiran seorang Ibu, Syafa bisa tumbuh sehat dan penuh cinta seperti gadis pada umumnya.

Sampai suatu ketika, Arya risau anak semata wayangnya akan kesepian, mengingat usianya yang semakin tua. Dengan yakin ia menjodohkan putrinya dengan seorang lelaki mapan. Syafa yang saat itu diberitahu akan perjodohannya, ia menerima, tanpa ada drama.

Ia justru sangat senang saat mengetahui dengan siapa ia akan menikah.

Bagaimana kisah asmara Syafa dan suaminya nanti?

salam dari author amatir 🤍

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vmina_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

tiga belas

Syafa mulai merubah dirinya. Ia sudah bertekad untuk memantaskan dirinya dan lebih memperdalam ilmu, mengingat keluarga Hasby itu sangat menjunjung tinggi adab dan agama. Syafa tak mau menjadi menantu yang gagal, terlebih sekarang ia sudah di khitbah.

Awalnya Syafa suka lepas pasang hijab, tidak konsisten. Perlahan ia belajar untuk terus memakainya setiap melangkah keluar dari rumah, sekedar menyiram bunga dihalaman pun ia tetap memakai hijab dengan bentuk yang instan, tanpa jarum.

Belakangan ini, selepas ia menerima pinangannya. Syafa sibuk mengurus berkas-berkas untuk pengajuan di KUA, ia pergi bersama Hasby, tentunya didampingi Fathimah. Syafa ingat sekali gadis itu duduk di tengah-tengah ia dan Hasby, ia mengawasi Hasby dengan sangat baik, membuat Syafa gemas.

Akhirnya ia bisa istirahat dan punya waktu untuk jalan-jalan sejenak setelah kelas. Ternyata menikah itu tak segampang yang ia kira, banyak sekali yang harus di urus. Terlebih ada pelaksanaan Bimbingan Perkawinan yang berupa Bimbingan tatap muka. Syafa mengikuti bimbingan perkawinan tersebut selama 2 hari.

"Sibuk terus nih calon pengantin."

Syafa manyun.

"Banget, jangan ditanya lagi, aku baru bisa istirahat."

"Tapi kan bonusnya bisa liat dia," goda Kio.

"Hahaha iya, jadi agak semangat," balasnya.

"Ngomong-ngomong sekarang kemana-mana pake hijab terus, ya? Abis dapet azab?" celetuk Kio dengan wajah tak bersalah.

Syafa mendelik.

"Astaghfirullah, azab apa. Aku mau berubah, belajar buat jaga aurat."

Kio manggut-manggut.

"Iya deh, yang udah di khitbah," godanya.

Syafa malu-malu.

"Keluarga dia juga hijabnya panjang-panjang gitu kan?" tanyanya.

Tak semua, tapi ibu dan adik perempuan Hasby memang pakaiannya tertutup. Apalagi Fathimah yang santri.

Kio sendiri sudah mengetahui perihal hubungannya dengan Hasby sehari setelah pertemuan keluarga itu. Kio sempat mengamuk dan mengomel, tak terima karena baru diberi tau.

"Iyaa, aku tertampar banget. Padahal mereka Masha Allah cantiknya, tapi dijaga banget," ucap Syafa.

"Hum, kamu yang pas-pasan tapi seperti setan," timpa Kio.

Syafa menatap tajam lelaki didepannya, "Aku colok matamu lama-lama," ancamnya.

Mereka berdua tengah bersantai di salah satu cafe yang jaraknya hanya enam ratus meter dari kampus. Cafe ini yang paling sering dikunjungi oleh mahasiswa maupun dosen. Kio hari ini ada kegiatan lain dikampus, sembari menunggu ia menemani Syafa di cafe tersebut.

"Bentar lagi aku balik ke kampus, buru pesan ojek onlinenya," ucap Kio.

"Kamu harus banget ikut rapat? Padahal kita baru ini bisa nyantai." wajah Syafa memelas.

Berat hati untuk pulang dengan ojek online, karena lebih menyenangkan pulang bersama Kio. Syafa ingin mengutuk panitia yang membuat sahabatnya itu terlibat rapat siang hari begini.

"Bentar lagi kita ujian akhir, rapat organisasi ini penting. penutupan," ucapnya.

"Berkurang satu orang juga nggak akan nyadar mereka." Syafa berusaha memprovokasi Kio agar tidak pergi.

Kio tertawa, ia mengusap kepala Syafa yang lesu.

"Pulang sendiri, aku bukan Ayahmu," ucapnya.

"Kamu nggak asik. Padahal kedepannya kita nggak mungkin bisa nongkrong berdua."

"Iya, nggak mungkin juga aku mau berduaan sama kamu yang udah jadi istri orang. Bisa-bisa Hasby tuh ngamuk, dia kan nggak tau aku gimana."

Syafa tertawa.

Benar juga. Hasby pasti belum tau soal Kio, pria gemulai ini pasti akan kesulitan dimasa depan.

"Makanya kamu tuh cari pasangan, biar bisa double date," sindir Syafa.

"Maunya menikung pak Hasby, sih," ucapnya dengan enteng.

Syafa bersiap mengayunkan sendok dessert nya ke arah Kio.

"Eh— bercanda."

Tiba-tiba ponsel Kio berdering.

"Bentar."

Syafa merenggut.

"Mulutnya tuh, hih!"

Usai menerima telpon, Kio beranjak dari kursinya lalu membenahi barang-barangnya. Syafa mendongak melihatnya. Sudah mau pergi, kah?

"Ih mau pergi? sekarang banget, nih?"

Kio mengangguk, "Maaf, udah ditelpon ini, mereka pada ngumpul di sanggar. Kopi sama dessert, Aku yang traktir hari ini, Hati-hati kamu pulangnya, ya."

"Semangat calon pengantin!" ucapnya berangsur pergi.

Meninggalkan Syafa yang mencebik tak terima karena ditinggal sendiri. Kesunyian langsung melandanya, ia menoleh ke kanan dan kiri.

"Pulang aja, deh."

Ia meraih Tote bag nya lalu meletakkan bagian talinya ke pundak. Tak lupa menenteng laptopnya. Hijabnya kadang masih sering tersangkut karena panjang dan belum terbiasa.

Hari ini rasa lelahnya berlipat ganda, ditambah ia belum bertemu Hasby usai pengajuan. Kelas beliau di gantikan dengan asistennya. Syafa ingin melihat wajahnya untuk penyemangat, tapi pria itu benar-benar menghilang seperti ditelan bumi.

Kenapa Syafa begitu tak tau diri dan paling genit? Entahlah, Syafa sudah di tahap sangat menyukainya. Ibarat kata senyummu adalah semangat hidupku.

Syafa memutuskan pulang, ia melenggang pergi. Namun, sebuah pemandangan di depan mencuri perhatiannya, sontak tubuhnya membeku, dan langkahnya kaku. Ia melihat Hasby yang keluar dari mobil sambil berbincang dengan seorang wanita yang Syafa yakini tak jauh berbeda usianya dengan pria itu.

Keduanya tampak akrab, siapa wanita itu? Kenapa Hasby bisa tersenyum begitu manis didepannya? Dada Syafa mulai sesak membuatnya sulit bernafas, tubuhnya seperti terbakar, ia berusaha menahan air matanya. Sakit sekali ...

Menyadari keduanya semakin dekat dengan pintu masuk, Syafa mengusap kasar wajahnya. Dengan bersamaan, ia menguatkan dirinya untuk melangkah. Hasby masuk bersama wanita itu, ia sama kagetnya dengan Syafa, tetapi beberapa saat wajah itu tersenyum. Apa itu? Sebuah senyum penuh kerinduan?

Syafa memalingkan wajah, lalu menyeka sudut matanya yang hampir saja meneteskan air mata, membuat wajah Hasby berubah khawatir.

Entah benar atau tidak kekhawatiran itu, Syafa tidak perduli. Hatinya hancur.

Syafa tak habis pikir, apa yang dilakukan Hasby ini? Pantaskah ia tersenyum? Apa pria itu tidak memandang statusnya? Sial ... wanita itu terlihat sangat cantik. Dengan perasaan marah dan kecewa, Syafa melewati Hasby begitu saja. Ia tidak sanggup menahan air matanya lebih lama, terlebih harus menangis didepan pria brengsek itu.

Pria itu sempat mencoba meraih lengannya saat Syafa hendak melewatinya, tapi Syafa langsung menepis.

Syafa berjalan keluar, ditepi trotoar. Mulutnya mengumpat karena lupa memesan ojek onlinenya, kalau sudah begini bagaimana bisa cepat-cepat meninggalkan cafe. Ia enggan melihat kebelakang.

"Syafa," panggilnya.

Suara itu tak lain adalah milik Hasby, tubuh Syafa semakin bergetar. Ia memencet asal ponselnya, begitu mendapatkan driver.

kenapa harus kesini! Kesalnya.

Karena tak kunjung menoleh, Hasby meraih lengannya, membuat tubuh Syafa mau tak mau menghadap ke arahnya. Sebisa mungkin ia memalingkan wajah.

"Maaf Pak, saya mau pulang," ucap Syafa.

"Syafa, saya—"

"Ini didepan umum, lain kali aja, ya?" pintanya.

Hasby bisa melihat jelas wajah gadisnya sembab, betapa marahnya Hasby telah membuat gadisnya terluka hingga menangis. Ia terpaku, sejauh apa Syafa berpikir tentang apa yang dilihatnya tadi?

"Tolong lepasin, Pak ... saya mau pulang," kali ini Syafa memohon.

Hasby menghela nafas.

"Maaf ... tapi kamu salah paham, tolong jangan nangis. pulanglah ke rumahmu, sebentar lagi saya menyusul. Biar saya jelaskan apa yang kamu lihat hari ini."

Suaranya terdengar halus dan khawatir. Syafa tidak menjawab, beruntungnya ojek yang ia pesan tiba. Tanpa pikir panjang ia langsung naik ke motor dan pergi.

Terserah! Lakuin apa yang bapak mau! Pintu rumah saya tidak akan terbuka!

1
LISA
Wah slmt ultah Syafa..selamat utk rmh barunya jg y 😊 langgeng selalu y utk Hasby & Syafa
LISA
Wah ada kejutan apa nih utk Syafa 😊
LISA
Syafa ultah y
LISA
Suasana keluarganya Hasby harmonis bgt..rukun selalu y Syafa & Hasby
LISA
Berdoa utk operasi Ayah Arya..lancar dan Ayah Arya bahagia bersama anak dan menantu..
LISA
Bahagia terus y buat Hasbi & Syafa..utk Pak Arya jg..segera pulih..
poetri @poetrysekarr
maaf baru up karena semalam mati lampu 😣
LISA
Aq mauu Kak double up nya 😊
LISA
Bener Kak..Hasby ini bener² calon suami yg di idamkan semua wanita 😊🤭
LISA
Mohon maaf lahir & batin y Kak author
LISA
Luar biasa
LISA
Bik Arsih udh spt ibu utk Syafa..bener Syafa kmu mesti pulg utk membantu suamimu..
LISA
sedih bgt..Syafa yg kuat yaa .
LISA
Moga aj Pak Arya stabil kembali kesehatannya..kuatkan Syafa..
LISA
🤭🤭 harga kasur aj sampe puluhan juta..
LISA
Wah koq udh mulai bertengkar y
LISA
Ortu Hasbi sangat menyayangi Syafa..syukurlah Syafa punya ibu mertua yg baik bgt
LISA
moga Syafa ga kenapa²
LISA
Bagus nih kisahnya
LISA
Aq mampir Kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!