NovelToon NovelToon
Kembalinya Sang Pendekar

Kembalinya Sang Pendekar

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Fantasi Timur / Kelahiran kembali menjadi kuat / Pusaka Ajaib
Popularitas:128.8k
Nilai: 4.7
Nama Author: biru merah

Seorang pendekar tua membawa salah satu dari Lima Harta Suci sebuah benda yang kekuatannya bisa mengubah langit dan bumi.

Dikejar oleh puluhan pendekar dari sekte-sekte sesat yang mengincar harta itu, ia memilih bertarung demi mencegah benda suci itu jatuh ke tangan yang salah.

Pertarungan berlangsung tiga hari tiga malam. Darah tumpah, nyawa melayang, dan pada akhirnya sang pendekar pun gugur.

Namun saat dunia mengira kisahnya telah berakhir, seberkas cahaya emas, menembus tubuhnya yang tak bernyawa dan membawanya kembali ke masa lalu ke tubuhnya yang masih muda.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon biru merah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch 22. Sampai Di Tujuan

Setelah semua itu, Lin Yan berjalan meninggalkan Kota Bunga Mawar tanpa menoleh ke belakang. Ia tahu waktunya semakin sempit.

Harta suci yang dikabarkan akan muncul hanya tinggal hitungan hari, dan dia harus segera mencapai Kota Kematian sebelum yang lain mengambilnya terlebih dahulu.

Namun, ketenangan itu tidak berlangsung lama.

"Apa?! Siapa yang berani membunuh muridku?!" Sebuah teriakan marah mengguncang ruang pertemuan di suatu tempat yang jauh dari Kota Bunga Mawar. Suara itu berasal dari seorang pria paruh baya, bermata tajam, dengan jubah hitam yang berkibar meski tak ada angin.

Salah satu bawahannya segera menjawab, "Kami mendapatkan kabar, yang membunuh Ba Xiao adalah seorang pemuda muda yang membawa pedang merah menyala di pinggangnya."

Wajah pria itu menghitam seketika. "Pedang merah, ya... Baiklah. Setelah urusan ini selesai, akan kucari kau sampai ke ujung dunia!" gumamnya dalam hati.

Sementara itu, Lin Yan sudah melanjutkan perjalanannya, melintasi hutan lebat dan jalur berbatu yang menuju arah timur. Ia sudah semakin dekat dengan Kota Kematian. Namun di tengah perjalanan, matanya menangkap sesuatu dari atas sebuah pohon tinggi.

Sekelompok orang berpakaian serba biru sedang bertarung melawan seekor binatang buas bertubuh seperti beruang dengan sisik keras dan taring beracun.

"Sepertinya mereka dari Sekte Seribu Teratai..." gumam Lin Yan dalam hati.

Binatang buas itu mengamuk, mencakar dan menerjang dengan kekuatan brutal, tapi formasi kelompok itu cukup rapi. Empat pendekar tingkat menengah mengepung dari empat arah, sementara satu kereta kuda tampak dijaga di belakang. Tak lama kemudian, setelah pertarungan sengit selama belasan jurus, mereka berhasil membunuh makhluk itu dengan luka cukup serius di pihak mereka.

Namun tepat saat mereka menarik napas lega, suara tenang namun tajam terdengar dari dalam kereta, "Bukankah sudah waktunya kau keluar dari tempat persembunyianmu?"

Mata Lin Yan membelalak.

Dia langsung melompat turun dari pohon dan berdiri dengan hormat. "Salam, Senior."

Dari dalam kereta terdengar suara lembut namun tegas, "Apa alasanmu mengawasi kami dari tadi?"

"Aku hanya penasaran... Kenapa orang-orang dari Sekte Seribu Teratai bisa berada di sini?" jawab Lin Yan sambil menjaga nada suaranya tetap sopan.

Jawaban itu membuat hening sesaat.

"Kalau kau sudah tahu alasannya, mengapa masih menanyakannya?" suara itu kembali terdengar, kali ini mengandung sedikit senyum sinis.

Lin Yan sedikit kikuk. "Sepertinya aku salah jawab," gumamnya dalam hati.

"Tidak penting. Aku tidak merasakan niat jahat darimu," lanjut suara itu.

"Kalau begitu, mohon izin, Junior pamit lebih dulu," ucap Lin Yan, sedikit membungkuk dan bersiap pergi.

"Tunggu."

Langkahnya terhenti.

"Kami sedang kekurangan orang. Apa kau mau bergabung dengan kami? Tujuannya pasti sama. Kalau kita berhasil mendapatkan hartanya, kau akan mendapat bagian yang setimpal," tawar suara itu.

Lin Yan terdiam sejenak. Tawaran itu bukanlah hal buruk. Dia tahu Kota Kematian akan dipenuhi pendekar tingkat tinggi, dan akan merepotkan jika dia harus bergerak sendirian. Bergabung dengan Sekte Seribu Teratai bisa memberinya banyak keuntungan.

"Terima kasih atas tawarannya, Senior. Junior ini akan ikut."

"Bagus. Masuklah, kita tidak punya banyak waktu."

Lin Yan melangkah ke arah kereta. Begitu masuk, ia melihat seorang pria tua dengan rambut abu-abu dan jenggot rapi duduk di dalam, ditemani oleh seorang gadis muda berwajah dingin.

"Terima kasih atas penerimaannya. Nama saya Lin Yan," ucapnya sambil sedikit membungkuk. Sejak keluar dari Kota Bunga Mawar, Lin Yan memang telah menutupi wajahnya dengan topeng agar tidak dikenali.

"Aku Du Long, panggil saja Paman Long. Dan gadis ini adalah Lan Zhi," pria tua itu memperkenalkan dirinya dan gadis di sampingnya.

Sepanjang perjalanan, Du Long dan Lin Yan banyak berbincang. Aneh memang, Du Long merasa percakapan mereka seperti antara dua orang seusia—padahal Lin Yan masih sangat muda.

"Jadi dari mana asalmu, Nak Yan?" tanya Du Long.

"Saya berasal dari Sekte Pedang Suci. Ketika dalam perjalanan, saya terpisah dari guru saya. Jadi saya memutuskan untuk menuju ke sini sendirian," jawab Lin Yan.

"Begitu ya... Baiklah, nanti aku akan bantu mencarikan gurumu jika ada kesempatan," ucap Paman Long.

"Terima kasih."

Akhirnya, setelah dua hari perjalanan, mereka tiba di depan gerbang Kota Kematian.

Kota itu jauh berbeda dengan yang sebelumnya pernah dikunjungi Lin Yan. Suasana suram, bangunan tua yang ditinggalkan, dan hawa kematian menyelimuti setiap sudut. Tapi kini kota itu sudah dipenuhi pendekar dari berbagai sekte, yang datang karena kabar munculnya harta suci.

Mereka segera mencari penginapan. Tapi hampir semua penginapan penuh. Mereka sudah mencoba tiga tempat tanpa hasil.

Akhirnya mereka tiba di ujung kota, di sebuah penginapan lusuh yang tampaknya sudah lama tidak direnovasi. Namun karena itu satu-satunya pilihan tersisa, mereka tetap memasukinya.

"Permisi, kami ingin memesan lima kamar untuk tiga hari ke depan," ucap Du Long.

Seorang wanita tua dengan sorot mata tajam keluar dari balik tirai.

"Baiklah, kamarnya ada di lorong kiri. Ini kuncinya," ucapnya datar.

Setelah beristirahat sebentar, Lin Yan dan Du Long memutuskan untuk keluar mencari informasi. Mereka menyusuri jalan utama dan berhenti di sebuah rumah makan sederhana. Begitu masuk, Lin Yan langsung merasakan hawa yang menekan.

Beberapa pendekar tingkat tinggi duduk di meja terpisah. Tak ada suara pembicaraan, hanya suara sendok yang menyentuh mangkuk.

"Sepertinya akan sulit mencari informasi di sini," gumam Du Long.

Lin Yan tetap diam. Dia tahu lokasi makam dewa tempat harta itu muncul, tapi belum tahu kapan gerbangnya akan terbuka.

Beberapa saat kemudian, pelayan datang membawa makanan. Lin Yan dan Du Long menyantapnya dalam diam.

Namun, ketenangan itu pecah seketika.

DUARR!!

Pintu rumah makan mendadak terbuka lebar, dan seseorang terlempar masuk dengan keras, menghantam meja dan membuat mangkuk-mangkuk beterbangan.

Semua mata langsung tertuju ke arah pintu.

Dari luar, masuklah tiga orang pendekar bertampang garang. Di antara mereka, seorang pria bertubuh besar dengan jubah perak berdiri di depan.

"Siapa yang berani melukai adik kami di depan rumah makan ini?" teriaknya dengan suara seperti guntur.

Lin Yan mengerutkan dahi. Tampaknya perjalanan ke Kota Kematian ini tidak akan sesederhana yang ia bayangkan...

1
Paksi Winata
thour bukan ny kebalik ny lan zhi itu kk ny sdgkn lan yin itu adik ny yg dcerita sebelum ny lan yin itu cowok dchapter pedang bulan atau di chapter apa gitu q jg lupa thour????🤔🤔🤔🤔/Doubt//Doubt//Doubt//Doubt//Chuckle//Chuckle//Chuckle//Chuckle//Chuckle/
Pixel 3
lah kan sdh tau klo terbuka 2 THN lg apakah dia tdk tau dimana lokasinya, ngapain pakai beli peta sobek jg
Paddle Pops
/Hey/
Nanik S
Lanjutkan Tor
Nanik S
Lin Yang cepat keluar
G Wu
Lin yan masih hidup , kata2 itu terus di ulang ulang !

Dan masih banyak kata yg di ulang.
G Wu
Sudah beberapa bab cerita nya hanya di seputar elang neraka ! ?

kayaknya sudah kehabisan ide uthor !
Nanik S
jaga kesehatan agar tetap Up
Nanik S
Lanjutkan Tor 🙏
Nanik S
Kalau masih di kawasan gunung masa Lin Yang tak mendengar keributan
Paddle Pops
/Sleep/
Paddle Pops
/Hey/
Kismin Akut
MC kejam tapi masih lemah,bukannya meningkatkan kekuatan malah berpetualang mengejar harta Karun,yang belum tentu di dapat🤔
Nanik S
Emang Neraka yang ganas
Nanik S
Lanjutkan Tor 💪💪💪
Kismin Akut
sudah ada di pendekar bumi ko tingkatan tenaga dalamnya sedikit🤔
Nanik S
Gaaaas Pooool
Nanik S
Apakah Lin Yang bisa keluar dari dalam jurang
Nanik S
Air Panas... siapa tau bisa menyembuhkan luka
Nanik S
Apa Lin Yang akan selamat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!