NovelToon NovelToon
Misteri Desa Lagan

Misteri Desa Lagan

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Hantu / Tumbal
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: rozh

Saddam dan teman-temannya pergi ke desa Lagan untuk praktek lapangan demi tugas sekolah. Namun, mereka segera menyadari bahwa desa itu dihantui oleh kekuatan gaib yang aneh dan menakutkan. Mereka harus mencari cara untuk menghadapi kekuatan gaib dan keluar dari desa itu dengan selamat. Apakah mereka dapat menemukan jalan keluar yang aman atau terjebak dalam desa itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rozh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22. Sosok Wanita Asing

Saddam menoleh dan menatap Viko. "Kenapa? Kau melihat sesuatu?" Saddam bertanya.

"A-apa kau melihat sesuatu yang berjalan di antara Bang Irul dan Bang Hendra, Dam?" Viko sampai gagap berkata.

"Maksudmu wanita asing? Kau melihatnya juga?"

"Dam! Kau melihatnya juga berarti?" Viko melotot tak percaya.

"Ya, sejak di air terjun tadi," jawab Saddam santai.

"Apa yang lain juga melihatnya?"

"Kurasa tidak, bahkan bapak itu melewati tubuhnya barusan." Saddam melihat seorang bapak yang membawa cangkul mendekat ke arah Bang Irul dan Bang Hendra.

Para pemuda sudah berkumpul di dalam masjid setelah salat berjamaah magrib. Mereka membahas jalan dan air parit. Rencananya, akan dibuatkan parit besar dari bendungan air terjun mengalir ke rumah-rumah warga. Biasanya, hanya pipa besar yang dibuat agar warga memiliki air, sekarang salah satu pemuda mengusulkan membuat parit air bersih, agar para warga bisa beternak ikan, untuk uang pemasukan.

Usulan itu diterima oleh kepala desa dan pemangku besar desa. Akan tetapi, Bang Hendra dan beberapa orang lainnya menolak.

"Kalau kami boleh tau, apa alasannya Nak Hendra? Sebagai ketua pemuda, tentu saja harus ada penjelasan kepada kami semua," kata kepala desa.

Usulan ini hanya tiba-tiba saja, makanya belum bulat satu suara.

"Karena bisa memicu pertengkaran dan iri," jawab Bang Hendra.

"Contohnya?" tanya pemuda lain.

"Sebelumnya, pernah terjadi perebutan air parit untuk di aliri ke sawah-sawah. Tek Suna dan Tek Gadiaman pernah bertengkar akibat air sawah itu. Yang air parit dari depan akan berkuasa, sehingga yang di belakang sering tidak dapat air, padahal sebelumnya parit itu bergotong royong membuatnya. Yang kedua, tidak semua orang akan beternak ikan."

Beberapa orang sejenak terdiam. Memang agak susah, pernah terjadi perkelahian tentang air parit sebelumnya untuk sawah dan juga pernah perkelahian perihal pembangunan jalan menuju kebun, alasannya, dia tak ingin tanahnya rusak karena dilewati orang, sehingga becek.

"Kalau begitu, bagaimana jika paritnya kita buat di tepi jalan yang kita lebarkan ini saja? Lalu penutupan paritnya di belakang masjid. Tanah waqaf dibelakang masjid cukup luas, bisa membuat kolam ikan. Kolam ikan ini hasilnya untuk masjid, jadi tidak ada yang iri. Jika pun ada yang ingin, mereka buat sendiri paritnya ke rumah. Jadi, kita hanya perlu membuat parit di tepi jalan menuju masjid," ucap Bang Irul.

Bang Hendra menatap Bang Irul lama saat mendengar usulan itu.

"Jalan yang baru dibuat ini tidak ada permasalahan dan aman, ditambah tanah penduduk yang terkena beberapa meter pun diganti rugi sama pemerintah, jadi tidak akan terjadi pertentangan lagi. Berbeda jika kita usul parit melewati rumah warga. Beberapa orang tak ingin sejengkal pun tanahnya dilewati." Bang Irul menyindir beberapa orang yang pelit tanah dan pernah cekcok perihal pembangunan jalan dan lainnya dulu.

"Menurut kami itu juga bagus, berarti parit air bersih mengalir di jalan yang aman, milik umum, menuju ke masjid. Jika ada yang ingin mengalirkan air ke rumah masing-masing, tentu saja harus dengan biaya sendiri dan berurusan dengan tetangganya masing-masing," sahut seseorang yang ada dalam perkumpulan musyawarah itu.

Akhirnya, setelah banyak suara satu sama lain, parit air bersih dari air terjun akun dibuat menuju ke masjid, mereka memilih hari gotong royong, dan mewajibkan bergilir beberapa rumah untuk menyiapkan makanan dan minuman.

"Bang!" Viko memanggil Bang Irul yang hendak pulang.

"Ada apa?" Bang Irul menghentikan jalannya, menatap Viko yang berdiri sendirian. "Teman-teman kamu mana? Kok sendirian?"

"Mereka masih di dalam masjid bang, ngobrol sama Bang Hendra, barusan aku ke toilet, jadi lihat Abang mau pergi, makanya terus ke sini susul Abang," jawab Viko.

"Oh gitu. Ada apa? Ada sesuatu yang penting?" tanya Bang Irul menatap Viko dengan curiga.

"Hmm, itu bang. Tadi waktu di air terjun, pas kita bekerja, apa Abang melihat wanita asing nggak?" Viko berkata dengan ragu. Dia mengusap tengkuknya pelan.

"Wanita asing?"

"Iya Bang. Tadi ... Saat kita pulang dari air terjun, wanita itu juga ikut bersama, dia berdiri antara Abang sama Bang Hendra."

Bang Irul menatap Viko lama sekali, beberapa menit mungkin, membuat Viko jadi salah tingkah.

"A-abang nggak lihat ya!"

Bang Irul menghela nafas. "Bukan begitu. Akan lebih baik kau tidak melihatnya. Aku menjadi cemas jika kau melihatnya."

"Cemas? I-itu berarti bahaya Bang?" Viko khawatir.

"Kau tampan. Semoga tidak terjadi apa-apa. Segeralah kembali bersama teman-temanmu dan cepat pulang, ceritakan lah pada Nek Raisyah jika kau melihatnya. Pergilah sekarang!" Bang Irul berkata dengan wajah yang tak bisa ditebak. Tatapannya tampak tajam dan serius sekali.

"Baik, Bang." Viko segera kembali dan berkumpul dengan Saddam dan lainnya.

"Baiklah, kalau gitu kami pulang dulu Bang," pamit Agung pada Bang Hendra. "Ayo, guys!" ajaknya pada teman-temannya.

Mereka jalan kaki pulang berempat dan ada beberapa orang bapak-bapak lainnya juga. Malam ini, Nek Raisyah tak ke masjid, dia salat di rumah saja karena Bu Anisa tak bisa salat.

Pas hendak berbelok ke gang rumah Nek Raisyah, Viko berbisik pada Saddam. "Dam, tadi aku berbincang dengan Bang Irul, katanya dia cemas karena aku bisa melihat sosok asing itu, bagaimana dengan kita yang melihatnya? Apakah ini sangat bahaya? Dia menyuruh aku menceritakan pada Nek Raisyah, Dam."

"Kalau begitu, kita katakan pada Nenek saat sampai di rumah," sahut Saddam.

"Apa sih bisik-bisik? Kalian lihat sesuatu?" Diro waspada, mendekat ke arah mereka berdua, memegang tangan Saddam.

"Cih, nggak ada Diro. Kepo banget." Saddam berdecih dan mengibaskan tangannya, sampai tangan Diro terlepas.

Sesampainya di rumah, Nek Raisyah tampak menenun bersama Bu Anisa yang tengah belajar dari sang nenek.

Mereka berempat duduk di sofa, berhadapan dengan Nek Raisyah dan Bu Anisa yang duduk juga berdekatan di sofa seberangnya.

"Nek." Dengan halus dan sopan Viko memanggil.

"Iya Nak, ada apa? Bagaimana musyawarah tadi di masjid, aman? Atau ricuh?" Nek Raisyah menanggapi.

"Aman saja Nek. Ada sesuatu yang ingin kami sampaikan," ucap Viko.

"Apa itu Nak? Katakan saja, mungkin saja nenek bisa membantu."

"Tadi siang kami melihat sosok wanita asing, lalu aku bertanya pada Bang Irul tadi saat hendak pulang dari Masjid, dia berkata agar kami menceritakannya pada Nenek," ungkap Viko.

"Sosok wanita asing? Dimana tepatnya kalian melihat? Kalian berempat melihatnya?"

Bu Anisa, Agung dan Diro menatap Saddam dan Viko.

"Tidak Nek, yang melihatnya hanya aku dan Saddam. Mereka berdua tadi tidak ikut, mereka tadi bersama Bu Anisa. Saddam melihatnya sejak di air terjun, sementara aku melihat setelah pekerjaan usai, sosok wanita asing itu berjalan diantara kerumunan kami yang hendak pulang, dia berdiri antara bang Irul dan Hendra," jelas Viko.

"Berarti Irul melihatnya?" Nek Raisyah tercengang

Viko mengangguk, membuat Diro semakin merapatkan duduknya, bahkan kedua kakinya dia angkat ke atas sofa.

1
Ubii
Sebenarnya gadis di foto itu siapa ya? kok muncul terus/Speechless/
Ubii
rarww /Skull/
Ubii
merinding, gak bisa bayangin /Sweat/
Ubii
keren ceritanya, dari sekian banyak yang aku baca, ini sangat menarik /Angry/ aku tunggu kelanjutannya ya!
Rozh: Oke, terimakasih, semoga suka dan terhibur sampai cerita ini tamat 🌹
total 1 replies
Ubii
lagi tegang-tegangnya malah di bikin ngakak/Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!