NovelToon NovelToon
Suamiku Pelindungku

Suamiku Pelindungku

Status: tamat
Genre:Romantis / Pernikahan Kilat / Pengawal / Tamat
Popularitas:10.4M
Nilai: 5
Nama Author: Shan Syeera

Tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh
seorang Evanindhia Sashikirana..bahwa pengkhianatan yang di lakukan oleh kekasih nya bersama adiknya sendiri telah memaksa dirinya
untuk menjauh dari hingar bingar kehidupan
glamor kota metropolitan.

Dia memutuskan untuk mengisolasi dirinya ke
sebuah kota kecil yang ternyata keadaan di dalam
nya sangat lah di luar dugaan. Kehidupan liar dan
ekstrim harus dia lalui di sana yang bahkan tidak
pernah terlintas sedikitpun kalau dia akan masuk
dan mengalaminya sendiri.

Dia adalah seorang gadis kota dengan segala
pesona luar biasa yang di milikinya hingga di
setiap kemunculannya akan langsung menyihir
dan membius mata semua orang yang selama
hidupnya belum pernah melihat mahluk cantik
seperti dirinya.

Bagaimanakah Kiran akan dapat menjalani
kehidupan liar nya di kota kecil yang tidak di
kenal nya sama sekali.? Akankah dia menyesali
semua keputusan nya yang telah membawa
dirinya ke dalam kesulitan.??


** Ambilah hikmah yang terkandung di balik
setiap peristiwa **

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shan Syeera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22. Persiapan

\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*

Zack dan bawahannya sempat terkesima sesaat

sebelum akhirnya berloncatan ke arah sisi tebing

saat melihat Agra tergeletak dengan posisi tubuh

telungkup. Pria perkasa itu sempat melompat

keluar sebelum akhirnya mobil yang di kendarai

nya itu terjun ke lembah. Tubuhnya berguling

hebat di atas rumput dan untungnya tidak

membentur bebatuan yang ada di tempat itu.

Zack segera mendekat dengan wajah sudah di

penuhi kekhawatiran akan nasib Tuan nya.

"Tuan Muda.. anda tidak apa-apa.?"

Zack segera membantu Agra yang membalikan

posisi badannya menjadi terlentang. Matanya

masih terpejam, ada luka gores di sekitar wajah

dan pelipis nya yang mengeluarkan darah.

"Tuan..anda dengar suara saya ?"

Zack tampak semakin panik melihat Agra masih

terdiam memejamkan matanya dengan kondisi

tubuh yang kotor terkena lumpur.

"Tuan Muda..apa anda bisa mendengar saya ?"

"Berisik Zack..! aku baik-baik saja.!"

Ketus Agra yang membuat Zack menarik napas

lega begitu pun anak buahnya. Agra kelihatannya

masih mencoba untuk memulihkan kondisinya.

"Seperti dugaan kita, mereka merusak rem mobil

nya. Tapi aku masih bisa mengendalikannya.!"

Rutuk Agra sambil kemudian bangkit duduk di

bantu oleh Zack yang langsung membuka

kostum safety Agra yang dipenuhi lumpur.

"Mereka melakukan rencana keduanya Tuan,

maaf saya terlambat datang, padahal Nona

Kiran sudah memberi peringatan agar saya

mengikuti pergerakan Tuan.!"

"Kiran.? bagaimana keadaannya.?"

Agra nampak sedikit cemas saat ingat istrinya

itu. Dia berdiri sedikit tertatih karena tulangnya

terasa remuk saat ini. Zack mencoba membantu

tapi Agra menolaknya.

"Nona baik-baik saja Tuan, Bara bersamanya."

"Mereka menembak semua ban mobil. Apa kau

sudah mengamankan orang nya ?"

"Sudah Tuan..! Roman dan yang lain sudah membawanya.!"

Sahut Zack, tadi memang sesaat setelah insiden

jatuhnya mobil Agra anak buahnya langsung

meringkus pelaku yang berusaha melarikan diri.

"Hemm.. baiklah..kita akan urus mereka nanti.!"

Gumam Agra dengan wajah yang sangat dingin.

Setelah itu dia berjalan menuju ke bawah pohon

besar yang cukup rindang. Dia harus memulihkan

tenaganya saat ini. Agra meregangkan otot-otot lehernya bersamaan dengan kedatangan Moza

dan teman temannya yang berloncatan turun dari mobil kemudian berlari kearah Agra dengan raut

wajah di penuhi kecemasan. Namun akhirnya

mereka semua menarik napas lega saat melihat

Agra selamat dari maut.

Zack membantu Agra untuk duduk bersandar

di bawah pohon besar tadi. Moza bergegas menghampiri Agra.

"Tuan Agra.. syukurlah anda selamat. Anda tidak apa-apa kan.?"

Moza segera mengecek kondisi Agra dengan

menyentuh wajah dan tangannya. Agra segera

menepis tangan Moza.

"Saya baik-baik saja Nona, tapi sepertinya hari

ini cukup sial bagi saya ,maaf sekali mobil anda

harus masuk jurang.!"

Ucap Agra, semua orang menoleh kearah tebing

yang terlihat masih mengeluarkan asap tebal

akibat mobil yang terbakar di dasar lembah.

Moza terdiam sambil menatap teduh wajah Agra

dengan perasaan lega melihat laki-laki itu baik

baik saja.

"Itu tidak penting buat saya, yang penting anda

selamat, apa yang terjadi sebenarnya.?"

Moza terlihat masih belum percaya bahwa semua

ini bisa terjadi. Dia meraih kembali tangan Agra

dan menggenggam nya kuat.

"Saya hanya kurang beruntung, sepertinya ban

mobilnya bermasalah Nona..!"

Moza dan kawan-kawan nya saling pandang

tidak percaya sebab setahu mereka kondisi

mobil yang di gunakan Agra dalam keadaan

stabil bahkan sangat ready.

"Saya tidak mengerti kenapa bisa terjadi hal

seperti ini karena semuanya sudah di cek dulu

dan tidak ada kendala apapun.!"

Ucap Moza masih terlihat heran. Dari kejauhan

terlihat kedatangan Kiran yang tengah berlari

sekuat tenaga kearah Agra dengan wajah pucat

penuh kepanikan di kawal oleh Bara yang tidak

kalah cemasnya melihat keadaan Tuannya. Agra segera melepaskan tangan Moza, dia mencoba

berdiri dengan menatap kuat kearah kedatangan

Kiran yang sudah berurai air mata.

Agra berjalan tertatih menyongsong kedatangan

Kiran yang langsung melompat berhambur

memeluk dirinya sambil menangis sesegukan.

"Agraa..apa yang terjadi padamu ? kau tidak

apa-apa kan..hiks hiks.."

"Aku baik-baik saja Kiran..tidak ada yang perlu

kau khawatirkan..!"

"Kamu sudah membuatku tidak bisa bernapas.!"

"Semuanya terjadi di luar kendali.."

"Aku kan sudah bilang jangan ikut balapan ini,

kenapa kamu tidak mendengarkan aku..!"

Omel Kiran seraya mempererat pelukannya. Agra

hanya bisa tersenyum getir, dia mencium puncak

kepala Kiran sambil mengusap lembut rambut

indah istrinya itu.

"Maaf karena aku tidak menuruti mu..! yang

penting kan sekarang aku baik-baik saja.."

Kiran melonggarkan pelukannya, keduanya kini

saling pandang kuat, wajah Kiran kembali cemas

saat melihat tetesan darah di wajah dan pelipis

Agra. Tangannya perlahan mengusap halus

tetesan darah itu dengan tatapan yang sangat

lembut penuh kekhawatiran hingga mampu melumpuhkan saraf-saraf dalam tubuh Agra.

"Kau harus janji tidak akan membuat ku khawatir

lagi, aku tidak bisa melihatmu dalam bahaya.."

Lirih Kiran dengan suara yang sangat lembut

dan pelan penuh perasaan. Hati Agra rasanya

seakan ingin meledak saat ini. Wanita ini.? apa

dia sudah mulai mulai merasakan apa yang

selama ini di rasakannya.?

"Apa kau sangat mengkhawatirkan ku.?"

Tanya Agra dengan tatapan yang sangat dalam,

dia tidak bisa lagi menyembunyikan perasaannya

saat ini. Tatapan penuh cinta kasih kini terlihat

jelas dari sorot matanya. Kiran menatap wajah

Agra yang di penuhi keringat dan darah.

"Tentu saja, walau bagaimanapun kau adalah

suamiku, kau selalu ada untuk ku selama ini."

Jawab Kiran dengan wajah di penuhi semburat

merah yang membuat Agra gemas sendiri, kalau

tidak melihat tempat ingin rasanya dia menciumi

wajah kemerahan istrinya itu.

"Baiklah.. setelah semuanya beres kita akan

segera pulang.!"

Ujar Agra di balas anggukan kepala Kiran.

"Apa tubuhmu terluka.?"

Kiran melepaskan pelukannya, meneliti keadaan

Agra secara seksama.

"Tidak ada yang serius Nona Kiran.."

Jawab Agra sambil kembali menarik tubuh kiran

ke dalam pelukannya. Keduanya kini terdiam

saling memeluk merasakan isi hati masing-

masing yang saat ini berkecamuk.

Orang-orang yang ada di tempat itu hanya bisa

berdiri seolah menjadi patung hiasan saja bagi

mereka berdua. Hati Moza semakin panas

melihat kedekatan mereka. Dia menghampiri

keduanya yang kini melepaskan pelukannya.

"Baiklah.. sepertinya kita akhiri saja kegiatan

ini sampai di sini. Tuan Agra harus segera

mendapatkan perawatan.."

Ucap Moza memutuskan. Dia menatap semua

teman-temannya yang terlihat mengangguk

setuju. Moza kembali berpaling menatap Agra.

"Tuan Agra.. bagaimana kalau anda ikut saya ke

kota untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut."

Tawar Moza dengan tatapan penuh harapan.

"Nona Moza.. sepertinya itu tidak di perlukan.

Saya bisa merawatnya sendiri.!"

Tolak Kiran dengan tatapan yang terlihat datar

namun cukup membuat hati Moza terbakar.

"Tapi Nona Kiran..saya merasa bersalah atas

apa yang telah menimpa Tuan Agra hari ini, jadi

sebagai gantinya saya akan merawat Tuan.."

"Nona Moza..Agra adalah suami saya, jadi saya

sendiri yang akan merawatnya.!"

Moza tampak terkejut dengan raut wajah kini

berubah pucat pasi. Apa yang baru dia dengar?

suami..?? tidak, ini pasti salah.!

"A-apa.. Maksud anda, Tuan Agra itu..?"

"Iya..dia adalah suami saya.!"

Tegas Kiran sambil menggenggam tangan Agra

yang terlihat hanya bisa mengulum senyumnya

melihat sikap impulsif istrinya itu. Moza tampak

mundur dengan posisi tubuh sedikit limbung.

"Kalian.. suami istri..?"

Dia kembali mencoba meyakinkan. Agra maju

merengkuh bahu Kiran, menatap tenang wajah

Moza yang terlihat menggeleng tidak terima

semua kenyataan ini.

"Benar Nona Moza..Kiran adalah istri saya.!"

Agra meyakinkan seraya mempererat dekapan

tangannya di bahu Kiran. Moza dan kawan-

kawannya hanya bisa terdiam masih mencoba menerima kenyataan di luar harapannya itu.

******* *******

Agra berdiri di ujung landasan yang baru saja

selesai di kerjakan. Semuanya sudah siap kini.

Landasan itu bisa memuat lebih dari 5 buah

helikopter sekaligus, dan ini yang dia inginkan.

"Semuanya sudah siap Tuan.!"

Badar membungkuk hormat di hadapan Agra

yang sedang menatap puas pada hasil kerja

semua penjaga dan pekerja lainnya.

"Hemm..aku cukup puas melihat nya.!"

"Tuan.. landasan seluas ini apa memang di

perlukan.?"

Badar masih merasa bingung dengan fungsi

dari landasan itu. Agra tersenyum miring.

"Kau akan tahu nanti. Lagipula tempat ini akan

berguna untuk semua orang. Kalian jadi punya

landasan strategis untuk para investor asing

yang akan datang ke tempat ini.!"

Badar mengangguk-angguk mulai memahami

maksud Agra membangun tempat ini.

"Baiklah..kita kembali ke pondok sekarang.

Besok adalah hari yang cukup penting, kita

harus mempersiapkan nya sebaik mungkin.!"

Ucap Agra kemudian sambil berjalan kearah

mobilnya di ikuti oleh 3 bawahan setianya.

Besok adalah hari pertama penebangan dan

semua hal yang di butuhkan kini sudah siap

sepenuhnya, hanya tinggal pelaksanaan saja.

Sore ini di adakan ritual syukuran di pondok

seperti yang biasa di adakan. Acara ini punya

tujuan sebagai ungkapan rasa syukur kepada

Sang Maha Pemberi Rejeki karena telah memberi kelancaran dan keberhasilan hingga akhirnya

hasil jerih payah selama 8 tahun bisa di petik

dengan penuh suka cita walaupun begitu banyak cerita duka di balik keberhasilan ini.

Acara ini juga di hadiri oleh semua pekerja

perkebunan dan orang-orang yang terlibat di

dalam perkebunan Grandnindia.

Malam ini Kiran memutuskan untuk menginap

di pondok karena besok Agra tidak akan bisa

menjemput dirinya di Villa akibat kesibukannya

sebab penebangan akan di mulai pagi sekali

bertepatan dengan terbitnya matahari.

Semua penjaga bersiaga malam ini bersama

dengan beberapa bawahan Zack. Saat ini Zack

sendiri pergi untuk mengurus kedua orang yang

tadi pagi sudah menyerang Agra.

"Apa Nona mau Mbak buatkan minuman jahe

panas..?"

Tawar Rasmi seraya memakaikan mantel ke

tubuh Kiran saat gadis itu berdiri di dekat jendela kamarnya. Melihat keluar menembus kegelapan malam yang pekat.

"Tidak perlu mbak, saya hanya ingin beristirahat

sekarang."

Tolak Kiran sambil tersenyum lembut kearah

Rasmi.

"Baiklah.. kalau begitu mbak permisi ya Nona."

"Iya mbak.. terimakasih..selama ini mbak sudah

menjaga Kiran dengan baik."

"Apa yang Nona katakan..ini semua sudah jadi

kewajiban Mbak.."

"Mungkin ini adalah hari-hari terakhir Kiran ada

di tempat ini.. sebenarnya Kiran sudah mulai

kerasan tinggal di tempat ini.."

Ucap Kiran berat, dia kembali menatap keluar.

Rasmi terlihat sedih, menatap wajah cantik

Nona nya dalam diam.

"Nona kan bisa berkunjung lagi kesini kapan

pun Nona inginkan.."

Kiran tersenyum manis seraya mengangguk.

"Mbak benar.. baiklah sekarang Mbak juga

istirahat ya.."

"Baik Nona.. selamat malam.."

Rasmi akhirnya keluar kamar meninggalkan

Kiran yang kembali menatap keluar jendela.

Dia merenungkan semua hal yang di alaminya

selama berada di tempat ini. Semuanya terasa

bagaikan mimpi. Hampir dua minggu dia berada

di desa ini dengan rentetan kejadian yang tidak

pernah di bayangkan nya sama sekali.

"Apa kau sedang merenungkan sesuatu.?"

Kiran terperanjat saat tiba-tiba Agra sudah ada

di belakangnya, memeluknya erat, melingkarkan

tangan di perutnya membuat tubuh Kiran

langsung panas dingin dengan detak jantung

tidak beraturan.

"Agra..a-apa yang kau lakukan.?"

Lirih Kiran sambil mencoba melepaskan diri

dari pelukan Agra yang semakin kuat dan erat.

"Aku sedang memberimu kehangatan, memang

nya apalagi.?"

"Tapi..ini tidak benar, tolong lepaskan aku.."

"Apanya yang tidak benar.? bukankah aku

punya hak untuk melakukan semua ini ?"

Kiran terdiam seraya memejamkan matanya

mencoba melawan desiran halus yang merasuk

ke dalam jiwanya seakan memaksa dirinya untuk menerima semua perlakuan Agra. Tangan Agra bergerak menyingkap rambut yang menutupi

leher jenjang Kiran.

"Kau butuh kehangatan saat ini sayang.."

Bisik Agra lembut membuat hati dan angan Kiran melayang di penuhi bunga-bunga bermekaran.

Bibir Agra mulai bergerak nakal menyusuri

tengkuk leher Kiran menjilatnya halus membuat

Kiran berjingkat kaget, semua bulu-bulu halus

dalam tubuhnya meremang seketika.

"Agra..tolong.. biarkan aku tidur sekarang..

aakhh..Agra..!"

Kiran mendesah pelan saat bibir Agra menggigit

kecil leher jenjangnya meninggalkan jejak di sana.

Aksinya semakin liar dengan mencumbu seluruh

leher putih istrinya itu.

"Emhh..Agra sudah.. hentikan..!"

Kiran melenguh mulai tidak tahan dengan semua

sentuhan lembut yang di lancarkan Agra, aliran

darahnya kini mulai terbakar hebat.

Agra membalikkan tubuh Kiran, keduanya saling

pandang kuat, wajah Kiran saat ini sudah terlihat

memerah seluruhnya.

"Setelah kita kembali ke kota..aku akan datang

pada orang tuamu, memintamu secara baik-baik

untuk menjadi istriku, kita akan meresmikan

hubungan ini.."

Mata Kiran menatap tidak percaya pada Agra

yang terlihat sangat serius dengan ucapan nya.

"Tapi Agra..kita bahkan belum..emmhh.."

Agra sudah membungkam bibir Kiran dengan

bibirnya, ********** lembut dan intens.Saat ini

Kiran sudah tidak punya daya lagi untuk menolak

perlakuan Agra, perlahan dia mulai ikut terhanyut

dalam buaian ciuman panas dan lembut yang di lancarkan Agra. Dia pun mulai membalasnya

membuat Agra semakin bersemangat .

Cukup lama mereka larut dalam kehangatan

ciuman manis dan lembut yang mampu

mengalahkan dinginnya cuaca malam ini.

Hingga akhirnya keduanya mengakhirinya

saat napas mereka hampir habis.

"Istirahatlah..aku akan keluar sebentar.."

Ucap Agra seraya mengelus lembut bibir Kiran

yang membengkak karena ulahnya. Kiran hanya

mengganguk dengan wajah yang tertunduk malu

membuat Agra tersenyum puas melihat sikap

polos istrinya itu.

"Jangan khawatir..aku akan menemanimu tidur

di sini, malam ini..!"

Ujar Agra kemudian dengan senyum smirk nya, kembali mengecup lembut bibir Kiran setelah

itu dia keluar dari kamar tanpa rasa bersalah

membuat Kiran hanya bisa berdiri membeku

di tempat.

Cuaca di perkebunan sangat dingin dengan

suasana yang sangat aneh dan berbeda dari

biasanya. Cuaca dingin ini bahkan mampu

membekukan kulit.

Setelah melaksanakan sholat isya Kiran segera menggulung tubuhnya di atas tempat tidur

sederhana dengan ukuran sedang yang ada di

dalam kamar tempat nya beristirahat. Selimut

tebal membungkus tubuhnya yang kini mulai kedinginan karena cuaca semakin menusuk.

Dia mulai memejamkan matanya mencoba

untuk beristirahat. Tidak lama kemudian dia

sudah terlelap karena tidak kuat menahan rasa

kantuk akibat lelah yang mendera tubuhnya.

Namun menjelang dini hari tiba-tiba saja Kiran

tersentak bangun dari tidurnya ketika terdengar

gemuruh tembakan yang sangat mengerikan.

Saat ini tengah terjadi sesuatu yang tidak di

inginkan di luar pondok..

\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*

TBC.....

1
Ismu Srifah
hah Hany istri hanya jadi pelampiasan saja, keterlaluan kamu nathan
Ismu Srifah
kasian junior puasa dulu ya
Nuryati Yati
👍👍
Nuryati Yati
ceritanya bagus dan menarik 👍
Lentera Senja
bagus banget, imajinasi penulis luar biasa, rekomeneded 👍
Lentera Senja
Dari novel karya Authornya karakter ceweknya aku suka sama Sherin, bener2 tangguh, gak menye2.
Anonymous
/Good//Good//Good//Good//Good//Good/
Jati Rianingsih
keren
Wirda Wati
masih ada thort karyamu yg terbaru
Nur Aini
betul 5 karya semua sempurna,syg sekali penulis smpk sekrg blm ada karya baru, kami sangat menunggu karya2 yg bagus kyk gini
Lentera Senja: Iya bener, semua karya nya gak ada yg gagal. Kemana perginya penulis ini. Author plis comeback ☺️
total 1 replies
Nur Aini
baca udah 2x tetep mewek
Momy Haikal
dari semua cerita author cuma kisah agra kiran dan Devan Sherin yg paling aku suka dn dibaca berulang-ulang
Momy Haikal
kisah agra dan kiran.dev dn Sherin adalah novel yg kubaca lebih dr 5 kali sakin menarik nya dn tidak menemukan novel lain yg se Bagus ini ceritanya
Momy Haikal
ayahnya agra cuma mau memastikan apakah cinta dn keteguhan agra sm seperti dirinya ketika mencintai ibunya dulu
Yuniafida
Cerita seperti ini hanya ada dinovel😃
Yuniafida
Sdh membaca sampai tamat, tp aku baca ulang lg karna bagus
Sri Mulyati
visualnya tambah seru
Sri Mulyati: saya sudah baca 3kali tidak bosan
total 1 replies
Jwt..ar
kembali kesini lgi,🤭🤭
shofia lee
gantenya hoshi kyak apa ya...jepang indo 🤔🤔🤔🤔
Dhia Syarafana
karya syan sheera semuanya gk kaleng-kaleng
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!