Siapa yang tidak bahagia bisa menikah dengan laki-laki yang selama ini aku cintai. Laki-laki yang sangat sempurna menurut ku. Dia baik, perhatian dan pekerja keras.
Namun Aku salah menduga, ketika pernikahan tidak seindah yang Aku bayangkan.
Berharap akan menjadi teman hidup yang bisa berbagi cerita,tempat ternyaman untuk berbagi kisah berdua dengan suaminku, nyatanya itu tak sesuai harapan.
Akan kah bisa seorang istri menghilangkan rasa sepi di hatinya, meluapkan apa yang menjadi beban fikirannya selama ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vie Amza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LDR Pertama
Sudah dua hari Mas Bagas pergi bertugas di Jakarta, dan selama dua hari itu pula komunikasi ku dengan nya cukup baik. Dia selalu menanyakan kabar Raya, dan juga setiap kali dia mulai sibuk pasti dia kasih kabar ke aku.
Aku senang dengan komunikasi seperti ini. Tandanya ada perubahan dari Mas Bagas, ya walau cuman sekedar berkabar sebentar, tapi aku lega setidak nya dia ingat anak istri nya di rumah.
Seorang istri memang harus banyak bersabar, apalagi menghadapi sikap suami. Bagaimanapun, seburuk apapun suamiku dia adalah ladang pahala untuk ku. Aku hanya harus banyak melatih sabar ku, ikhlas ku mungkin di luar sana ada beberapa pasangan suami istri yang di uji lebih dari yang aku alami.
Seberat apapun ujian nya, jangan pernah mengeluhkan atas apa yang sudah menjadi takdir nya ALLAH untuk kita. Sebagai hamba, kita hanya harus ikhlas menjalani nya. Pertengkaran dalam rumah tangga itu wajar, anggap sebagai bumbu-bumbu cinta , agar kita tak merasa jenuh.
Aku pergi mengantar Raya ke sekolah, Dia selalu semangat ketika masuk sekolah. Di hari ke tiga tak ada kabar sama sekali dari suamiku, biasanya setiap pagi dia selalu berkabar. Aku sudah menelpon dan mengirim pesan, tapi belum ada balasan juga.
Pulang sekolah aku tak langsung pulang ke rumah, kami mampir dulu ke salah satu supermarket terdekat karena kebetulan kebutuhan dapur sudah pada habis. Sampai di sana aku tak sengaja bertemu dengan Nuri, kulihat dia sedang memilih-milih sayuran segar, sontak aku menyapa teman baik ku yang satu ini dengan semangat.
"Heii Nur!"
Aku menepuk pundak nya, dia pun menoleh ke arah ku.
"Eh Fatma. Belanja juga?"
"Enggak, lagi cuci mata ."
Jawab ku sedikit genit.
"Cieee udah bisa nakal nih mahmud anak satu. Haha .. "
Kami tertawa lepas. Raya yang memperhatikan dari tadi sedikit bingung.
"Kamu gak kebagian tugas ke Jakarta Nur?"
Tanya ku ketika kami duduk di meja di salah satu warung Bakso. Karena sehabis belanja tadi kita memutuskan untuk jajan bakso dulu.
"Aku gak ikut, itu hanya tugas suamimu dan atasan nya. Gimana dia ada ngabarin kamu?"
"Oh gitu. Ada ko, cuman hari ini aja dia belum ngabarin."
"Syukurlah, semoga kalian baik-baik saja ya."
Nuri menepuk pundak ku pelan. Aku tau itu rasa peduli dia dan juga semangat buat aku. Aku memang sempat mencurigai nya, tapi ternyata aku salah. Aku jadi merasa bersalah banget sama dia.
Kami menyantap bakso dengan lahap. Rasa nya enak banget, aku lupa kapan terakhir makan bakso kaya gini. Ternyata sudah lama sekali aku gak jajan bakso pinggir jalan bareng temen ku ini, bahkan sama Mas Bagas pun belum pernah lagi.
Suara ponselku berbunyi, ku kira itu pesan dari Mas Bagas ternyata hanya notif-notif pesan gak jelas yang nawarin pinjaman uang online lah, notif dari penawaran-penawaran promo diskon paket kuota atau apalah, aku jarang baca pesan dari yang begituan. Kalau notif promonya dari fashion atau bahkan per sembako an , aku sih tanpa ada notif juga suka buka aplikasi member nya buat cek promo diskon mingguan . Hahah ada yang sama kah dengan pembaca di sini ?
Selesai makan bakso aku pamit pulang, Nuri juga sama. Kita berpisah di tukang bakso karena jalan pulang tak se arah.
Sampai di rumah, aku cek lagi layar ponsel ku, siapa tau ada kabar dari Mas Bagas dan ternyata tidak ada. Perasaan ku mulai gak karuan, ini sudah jam makan siang tapi ko belum ada kabar sama sekali.
Ku rebahkan tubuh ku di atas kasur, Raya sendiri asik bermain dengan anak tetangga di ruang televisi. Aku membuka ponsel, masuk ke salah satu akun sosmed. Betapa kaget nya aku, ketika pertama kali muncul di layar beranda itu foto Mas Bagas dengan Bos nya. Tapi bukan itu yang buat aku kaget, sosok wanita yang berdiri persis di samping Mas Bagas. Seperti nya sangat asing sekali bagiku, dan kenapa mereka terlihat akrab dengan gaya berfoto yang berdekatan seperti itu.
Sebagai seorang istri, pasti tak enak dan sakit hati melihat suaminya berfoto dengan wanita yang aku saja belum pernah tau. Pastinya aku mulai berfikir negatif lagi, pikiranku kemana-mana. Apa yang membuat Mas Bagas tak ada menghubungiku sehari ini ya.
Tertulis caption di foto itu "Terima kasih untuk waktunya" Di barengi dengan emot tanda love.
Pastinya kau merasa da yang tidak beres dengan foto ini. Aku langsung berusaha menghubungi lagi nomor Mas Bagas, kali ini dia mengangkat nya.
"Ada apa Sayang?"
Tanya Mas Bagas ketika dia mengangkat telephon.
"Kamu kemana Mas, seharian ini belum ngabarin aku "
" Aku baru beres rapat, maaf ya."
"Mas , aku mau tanya dong."
Aku memberanikan diriku untuk bertanya siapa wanita itu, semuanya aku lakukan agara aku tak berfikiran negatif lagi. Walau rasa curigaku pasti ada .
"Wanita yang di foto bersama kamu itu siapa ?"
"Yang mana ?"
Tanya Mas Bagas seakan-akan dia gak tau.
" Itu loh yang kalian di foto bertiga sama Bos kamu juga "
Hening ...
"Oh itu Santi, rekan kerja bos aku di jakarta. Emang nya kenapa ?"
"Oh, enggak Mas aku hanya bertanya saja. Pantesan kau gak kenal."
Aku tak mau terlihat oleh Mas Bagas kalau aku mencurigai nya.
Perbincangan kami hanya sebatas itu, Mas Bagas gegas menutup telephon nya karena akan ada rapat lagi bersama bos nya. Padahal aku belum puas berbincang dengan nya, kenapa dia begitu sibuk. Do'a terbaik selalu aku panjat kan untuk suami ku.
...*****...
Hari demi hari, sudah lima hari Mas Bagas meninggalkan kami. Mulai tak ada kabar lagi dari semenjak itu, aku pun hanya bisa pasrah saja yang penting lusa dia pulang ke rumah. Rasa nya rindu sekali hati ini, akan pelukan nya.
Aku istri yang haus akan perhatian, dan kasih sayang suami. Aku juga butuh bantuan dan dukungan nya, tapi aku di tuntut untuk mandiri, selagi aku bisa mengerjakan nya, aku tak pernah mengganggu aktifitas suamiku.
Pernah di suatu momen, ketika aku sedang menyusui Raya kala itu usia Raya belum satu tahun dan tiba-tiba di luar hujan, aku meminta tolong sama Mas Bagas untuk mengangkat jemuran , padahal aku tau kala itu dia sedang berduduk santai dengan ponsel nya. Tapi dia hanya berkata
"Iya sayang sebentar ini lagi nanggung"
Hingga pada akhir nya jemuranku yang sudah kering menjadi basah lagi, sontak aku kesal, kesal pada suamiku tentunya.
Lalu aku juga pernah meminta dia untuk mengantar aku ke super market belanja kebutuhan, tapi apa ? Dia memang mengantar aku, cuman dengan ekspresi wajah yang tak mengenakan untuk di lihat. Aku tau dia kesal, karena terganggu aktifitas nya oleh ku. Padahal posisi nya saat itu dia sedang rebahan aja sambil Video Call sama teman-teman nya.
Dari semenjak itu, aku berfikir daripada membuat suami ku kesal lagi , dan gak ikhlas bantuin aku. Mending aku belajar untuk mengerjakan sendiri, pergi sendiri.
Aku pernah mengutarakan ini, membahas soal ini sama suamiku. Tapi apa, aku malah di salah kan. Banyak ngatur, pikir nya itu kan kerjaan wanita. Padahal apa salah nya membantu istri , karena membahagiakan istri gak harus dengan uang saja. Di bantu ketika aku sedang repot juga, aku sudah bersyukur banget.
Ah sudahlah, itu hanya cerita ku dulu. Untuk sekarang aku sudah pastikan tak akan mengganggu di kala dia sedang sibuk, sekalipun sibuk dengan game nya.
...*****...
Berjauhan dengan suami, membuatku mengerti apa itu rindu. Iya, aku sangat merindukan suamiku. Aku selalu menanyakan kabar nya, walau terkadang dia balas atau hanya sekedar di baca saja. Aku mencoba memahami posisi nya sekarang, gini ya rasa nya di tinggal suami kerja jauh. Biasanya tiap hari ada di rumah, aku layani semua kebutuhan nya.
Suami ku memang egois, tapi jujur dari hati ku yang paling dalam aku sangat menyayangi nya. Dia pernah buat aku kecewa, tapi aku berusaha untuk bisa melupakan kekecewaan itu. Aku harus memperbaiki diri agar pasangan ku juga baik, karena baik buruk nya pasangan itu tergantung kita nya.
Tak terasa hari ini dia akan pulang, aku bersiap menyambut nya dengan hati yang gembira. Aku memasak makanan kesukaan nya, berdandan rapih, di rumah pun aku jaga kerapihan agar suami semakin betah diam di rumah, karena kata nya rumah yang rapih juga salah satu agar suami betah untuk tinggal di rumah, dan aku sudah membuktikan nya sendiri.
Suamiku datang dengan wajah yang kusam dan lesu, mungkin akibat perjalanan nya. Ku sambut dia , ku peluk dan ku cium tangan nya. Dia tersenyum manis padaku. Rasa nya sudah lama senyuman manis nya itu tak pernah ku lihat, tapi kali ini dia tersenyum manis sekali dan bahagia ku memuncak.
"Mas kamu lelah, biar aku siapkan air hangat untuk mandi. Setelah itu kita makan ya, nanti aku pijitin kamu."
Mas Bagas meng iya kan, dan segera aku mempersiapkan semuanya.
Istri itu, jika suami tersenyum padanya dia akan membalas dengan pelayanan terbaik nya, dan jika suami perhatian walau hal kecil, istri pasti memperhatikan suaminya dari yang terkecil hingga yang terbesar. Semua yang menjadi kebutuhan suaminya pasti dia layani, dia siapkan dia jaga agar suaminya bisa lebih senang daripada dirinya.
Sesimple itu membahagiakan seorang istri. Jika suami bertanya apakah istrinya sudah makan atau belum ? Atau sekedar bertanya Kamu lelah hari ini? .
Istri tuh bahagia banget, setidak nya ada yang memperhatikan dirinya.
Bayangkan saja, setiap hari kegiatan nya hanya sibuk mengurus anak dan suami tanpa dia hiraukan diri nya sendiri. Makanya, dapat perhatian kecil pun istri sudah bahagia banget.
Setelah Mas Bagas makan, dia rebahan di kamar. Raya sudah tidur pulas. Aku memijit kaki dan tangan nya, membuat dia sedikit rileks. Tak lama, Mas Bagas pun ter tidur pulas. Aku memandangi wajah nya, mencium kening nya lembut. Berdo'a dalam hati semoga lelah nya suamiku dalam mencari nafkah, menjadi pahala untuk nya. Amin ...
...*****...