Instagram; Tantye005
Tiktok: Cepen
Juara dua lomba anak Genius S4
"Sejatinya, gadis yatim piatu sepertiku tidak akan mendapatkan cinta dari siapa pun, termasuk suamiku sendiri."
Alea harus menelan pil pahit di detik-detik menantikan kelahiran buah hatinya. Wanita itu tidak sengaja mendengar pembicaraan sang suami dengan wanita di masa lalunya. Di mana Rocky, akan menikahi Arumi setelah Alea melahirkan anak yang tidak sengaja tertanam di rahimnya.
Tidak ingin dipisahkan oleh buah hatinya, Alea memutuskan untuk pergi jauh dari kehidupan sang suami hingga 6 tahun lamanya. Selama itu pula dia selalu mendapatkan hinaan lantaran mempunyai anak tanpa suami.
Namun, persembunyian yang dia lakukan akhirnya tercium juga ketika anak kembar yang dia besarkan bertemu dengan Rocky secara tidak sengaja di ajang pencarian bakat cilik.
Akankah Alea dan Rocky dipersatukan oleh anak-anak mereka, ataukah mungkin anak itu akan menjadi pemicu perselisihan karena hak asuh?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Susanti 31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 - Ibu mengemis?
Alea tidak dapat mengelak ketika Adrian membawanya ke gedung apartemen yang dulu ia tinggali. Saat berbicara dengan Rocky tadi, ia mengira rumah yang dimaksud adalah sebuah kontrakan.
"Masuklah, Nona! Saya akan kembali beberapa menit lagi," ujar Adrian kemudian berlalu.
Alea bergeming di depan apartemen, ia seakan ragu memasuki tempat tinggalnya dulu. Ia bahkan memikirkan untuk kabur sekarang juga.
"Ibu, apa kita mendadak menjadi orang kaya? Tadi naik mobil bagus, sekarang kita bisa berada di gedung yang sangat tinggi," celetuk Devina yang tidak hentinya bertanya sejak tadi.
"Ibu, ayo kita tinggal di sini! Di sini tidak panas, lantainya juga bagus dan bersih," rengek Devina.
Alea menghela napas panjang, keinginannya untuk kabur memudar seketika mendengar ocehan anak-anaknya. "Mungkin tidak masalah mengorbankan hati untuk mereka," gumamnya.
Ia dengan ragu mengetikkan sandi apartemen, takut sandi itu diubah oleh Rocky. Ujung bibirnya sedikit tertarik ketika pintu berhasil di buka, pertanda sandi untuk tanggal pernikahan mereka belum diganti hingga saat ini.
"Ibu ini rumah siapa? Apa ini rumah kita?" tanya Devina berlarian karena sangat senang.
"Iya," jawab Alea, ia memutuskan duduk di sofa depan tv karena sangat lelah. Kepalanya sakit lantaran menangis tadi.
"Apakah ayah datang dan menjemput kita Ibu? Ayah berjanji dalam mimpi adek bahwa akan membawa kita ke istana."
"Ibu?" Davino duduk di samping ibunya.
"Kenapa kakak?" tanya Alea.
"Ibu tadi menangis dan berlutut di depan om es krim. Apa om Es krim menyakiti ibu?"
"Tidak, sayang."
"Kakak boleh bertanya lagi?"
"Apa?"
"Ibu mengemis demi kakak dan adek?"
"Kenapa kakak bertanya seperti itu?"
"Ibu menangis dan berlutut, setelah itu kita naik mobil bagus dan bisa masuk di rumah cantik ini. Ibu, ayo pergi, kakak tidak mau jadi kaya! Ibu tidak boleh menangis dan bersujud seperti tadi!" Mata Davino berkaca-kaca, ia sangat menyayangi ibunya sehingga tidak tega melihat ibunya bersedih.
"Tidak, Nak. Apa yang kamu lihat urusan orang dewasa, ibu akan menjelaskannya setelah om yang kamu maksud datang. Sekarang kalian harus istirahat, ibu juga lelah."
Alea memejamkan matanya sambil bersandar pada sofa. Ia tersenyum ketika tangan mungil membelai rambutnya juga sebuah kecupan mendarat di pipi.
"Kakak sayang ibu," ucap Davino.
...
Yayasan Smart Company ...
Nama Davino dan Devina terus disebut berulang kali, karena mereka berhasil menduduki tiga besar sesuai bidang masing-masing. Rocky yang mendengar hal itu sangat bangga pada anak-anaknya yang telah tumbuh hebat bahkan tanpa dampingan dirinya.
Kali ini ia mengakui kehebatan Alea dalam mengurus anak-anak, mungkin jika ia, belum tentu anak-anaknya bisa mencapai prestasi tersebut.
Rocky berdiri hendak naik ke panggung mewakili anak-anaknya, tetapi tangannya ditarik oleh Arumi.
"Mau ke mana? Tidak bisakah kamu duduk hingga acara selesai?" tanya Arumi lagi. Hari ini ia dibuat jengkel oleh Rocky yang sering kali menghilang tiba-tiba.
"Saya akan mewakili anak-anak yang tidak hadir," ujar Rocky. Ia maju ke depan untuk mengambil dua piala, juara 2 lomba menghitung dan juara tiga lomba melukis. Setelah itu turun dari panggung kemudian berniat pulang menemui si kembar. Namun, lagi-lagi Arumi datang menghadang dirinya.
"Kau mau pulang? Kalau begitu kita berenggan saja. Hari ini aku tidak membawa mobil dan naik kereta api."
"Maksudmu bermalam di rumah?"
"Apa lagi? Aku sering melakukannya jika sedang ada urusan di sini. Lagi pula kamu adalah kekasihku." Tanpa menunggu persetujuan, Arumi langsung masuk ke mobil tepat samping kemudi.
"Adrian!" pekik Arumi terkejut. Ia mengira Rocky yang akan mengemudi itulah mengapa duduk di depan.
"Telinga saya sampai berdenging mendengar teriakan kamu."
"Aku akan ...."
Belum sempat Arumi bicara, Adrian mengunci pintu, kemudian melajukan mobil meninggalkan yayasan jam 9 malam. Sehingga gadis itu tidak mempunyai kesempatan pindah tempat duduk.
"Berhentilah jika ada hotel terdekat," ujar Rocky.
"Tuan dan Arumi akan bermalam di hotel?" tanya Adrian tanpa sadar.
"Saya akan membunuh kamu di sana!" jawab Rocky
"Tidak Rocky, bagaimana dengan Arumi jika kita tidur di hotel?"
"Bukan kita, tapi kamu. Arumi sedang berada di rumah Tuan Cakra, sebaiknya kamu tidak ke apartemen."
