"Apa tidak ada cara lain Pak?, mungkin jika cacat di salah satu kaki dan tangan saya masih bisa menerimanya tapi ini tuli dan bisu, bagai mana saya bisa berkomunikasi dengannya?" ucap Frayogha yang tidak bisa mengerti dengan permintaan seorang pimpinan sebuah pondok pesantren yang memintanya menikahi putrinya yang tuli dan bisu, hanya karena dia ingin menghalalkan makanan yang telah dia makan.
Di paksa untuk menikahi seorang yang tidak dia kenal, dan katanya tuli juga bisu, rasanya jika menikahpun pernikahan mereka tidak akan lama atau mungkin sebaliknya?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ade Diah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dari yang biasa sampai yang luar biasa
Kini mereka sudah sampai di tempat pertemuan Ainur dan temannya, dan tadi selama di perjalanan mereka berdua tidak terlibat lagi percakapan.
Ainur sibuk dengan ponselnya, sedangkan Yogha malas berbicara dengan Ainur yang selalu membuatnya kesal.
Ainur langsung turun setelah mengucapkan salam dan terimakasih.
Sementara Yogha yang tadinya akan langsung pergi, mengurungkan niatnya itu karena melihat teman lamanya ada di area kampus.
"Kapan dia kembali?" gumam Yogha sambil berjalan menghampiri teman lamanya yang biasa dia panggil Hans.
"Hans?" ucap Yogha setelah berada di dekat Hans.
Hans menoleh dan saat itu juga dia berkata "Kau Frayogha bukan?, apa kabar?".
"Kau ini? apa aku sudah banyak berubah sampai kau bertanya seperti itu?" ucap Yogha sambil mengulurkan tangannya.
"Bukan banyak berubah, tapi wajah mu itu, tidak berubah sama sekali, lihat aku! aku sudah terlihat tua sementara kau, masih seperti anak remaja" jawab Hans sambil mengajak Yogha ketempat yang lebih nyaman untuk duduk dan bercerita.
"Kau bisa saja, itu cuman perasaan mu saja" ucap Yogha merendah, padahal memang Yogha awet muda walau usianya sudah menginjak tiga puluh lima tahun.
"Aku serius, jadi apa kabar kamu sekarang? apakah kamu sudah beristri?" tanya Hans karena sudah bertahun tahun tidak pernah mendengar kabar tentang Frayogha.
"Kalau bertanya itu satu-satu! Kabar ku baik, kalau istri belum, kau pasti tahu alasan ku belum menikah bukan?" ucap Yogha yang tahu jika Hans pasti tahu kisah hidupnya.
"Kasihan sekali teman ku yang satu ini, lalu bagai mana dengan asisten mu itu?" tanya Hans yang menanyakan Bagus.
"Dia baik, ngomong-ngomong sejak kapan kamu ada di sini?"
"Satu bulan yang lalu" jawab Hans sambil duduk karena mereka sudah berada di tempat yang pas untuk bercerita.
"Kenapa tidak main kerumah?" tanya Yogha ikut duduk
"Belum ada waktu, maklum baru pindah, masih banyak yang harus di urus" dan baru saja Yogha ikut duduk ponselnya berbunyi tanda pesan masuk.
Yogha langsung melihat pesan tersebut dan setelah itu dia berkata dengan suara yang lemah "Hans, maaf aku harus segera pergi".
Hans yang mengerti kesibukan Yogha berkata "Aku mengerti, cepatlah pergi! nanti kalau ada waktu luang, aku mampir kerumahmu, sekalian aku juga ingin bertemu kedua orangtuamu".
"Ok, aku tunggu!!!" jawab Yogha lalu dia pergi.
Ainur yang sudah melihat Yogha pergi, langsung menghampiri Hans, menucapkan salam, bertanya kabar dan setelah itu dia berkata "Kak? itu tadi siapa?".
"Teman lama, Ayo!!" Ucap Hans mengajak Ainur pergi dari sana untuk bertemu seseorang yang akan memberikan pekerjaan pada Ainur.
Hans juga teman Ainur, tapi bukan teman sekolah atau teman kuliah.
Dulu saat Ainur masih berkuliah di negri orang, dia tidak sengaja bertemu Hans, karena sama-sama berasal dari Indonesia jadilah mereka berteman.
"Eh, apa kamu tertarik dengan orang tadi?" tanya Han karena tidak biasanya Ainur bertanya seperti itu.
Tapi sebelum Ainur menjawab Hans berkata lagi "wajar sih, kalau kamu tertarik soalnya dia tampan, dan punya daya tarik tersendiri".
"Kakak ini ada-ada saja, aku hanya bertanya" jawab Ainur padahal dia ingin mencari informasi tentang Yogha dari orang-orang yang mengenal suaminya itu, karena sekarang dia ragu jika suaminya itu adalah orang yang suka main perempuan.
"Ia maaf, dia teman SMA kakak tapi kami sudah lama tidak bertemu, karena kakak tinggal di luar negri" ucap Hans yang memang merasa jika Ainur tertarik dengan Yogha.
"Oh" ucap Ainur singkat.
"Kalau kamu tertarik padanya, lebih baik mundur dari sekarang, soalnya dia selalu menolak untuk didekati seorang wanita," ucap Hans mengingatkan Ainur agar dia tidak berharap lebih pada Yogha.
"Kenapa? apa dia tidak normal?" tebak Ainur.
"Bukan tidak normal, tapi dia terikat janji dengan kekasihnya yang sudah meninggal, dulu dia berjanji tidak akan mencintai wanita lain selain kekasihnya itu, karena tidak mau ingkar janji jadi dia selalu mengusir para wanita yang menurutnya berpotensi akan mengambil hatinya" jelas Hans panjang lebar.
Ainur yang memang tertarik dengan cerita Hans langsung berkata "Lalu cara dia mengusir para wanita itu bagai mana?".
Hans tersenyum karena mendengar pertanyaan Ainur, yang artinya tebakannya itu benar, jika Ainur tertarik dengan Yogha.
"Banyak cara dari yang biasa sampai luar biasa" jelas Han.
