NovelToon NovelToon
Kala Sungsang

Kala Sungsang

Status: tamat
Genre:Horor / Matabatin / Time Travel / Iblis / Akademi Sihir / Tamat
Popularitas:9.1k
Nilai: 5
Nama Author: I Putu Weda Kresna Witana

Dalam kehidupannya yang tampak biasa, Manik merasakan sentuhan kehadiran yang misterius dan menakutkan. Amurva, sosok yang muncul di berbagai sudut hidupnya, membawanya ke dalam lapisan gelap dunia yang tak terduga.

Namun, dia segera menyadari bahwa keberadaan Amurva adalah awal dari sebuah petualangan yang tak terbayangkan. Kekuatan sihir yang mengelilinginya memasuki dunianya, membuka pintu bagi entitas supranatural yang bertujuan baik, dan juga bagi seorang pengejar kegelapan yang berbahaya - Kala Sungsang.

Manik, terjebak di persimpangan nasib, harus mengungkap misteri di balik kekuatan luar biasa ini dan menemukan jalan untuk melindungi dunianya dari ancaman yang tak terlihat. Tetapi, apakah dia cukup kuat untuk menghadapi arus gelombang magis yang misterius ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon I Putu Weda Kresna Witana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Prosesi Hreyanisa

    Manik merasa penuh semangat dan energik saat berangkat ke sekolah hari ini. Keberangkatan penuh semangat ini tidak lain disebabkan oleh kata-kata bijak yang disampaikan oleh Amatya. Ucapan moril tersebut memberikan Manik ketenangan dan keyakinan dalam menghadapi situasi yang mungkin tidak diinginkan. Tutur kata Amatya tidak hanya meringankan langkah Manik, tetapi juga menginspirasi dirinya.

    “Manik, nanti kita akan mengerjakan tugas kelompok di rumahmu, bolehkah?” tanya Candra sambil ditemani Barsa yang berada di sebelahnya.

    “Tentu saja, selain itu tugas kelompok ini memang cukup berat, semoga kita bisa menyelesaikannya dengan baik,” jawab Manik.

    “Jangan khawatir, Manik, Candra juga ada kok hehehe…” kata Barsa dengan senyum cerah.

    Kata-kata Barsa membuat Manik tersenyum, sementara Candra terlihat sedikit cemberut mendengarnya. "Oh iya, aku bakal izin nanti, karena ada acara dengan Amatya," ucap Manik.

    "Lah, terus besok bagaimana?" tanya Barsa.

    "Tenang saja, Barsa," sahut Candra. "Kita masih memiliki dua minggu untuk mengerjakan tugas kelompoknya."

    Pukul 14:00, Manik bersama orang tua berangkat menuju Sedayu untuk bertemu kembali dengan Amatya. Tujuan pertemuan ini adalah untuk memberitahukan bahwa beberapa sarana sudah lengkap, namun beberapa lainnya masih belum selesai. Sebelum berangkat, Pak Ida memberi tahu Manik bahwa keluarga akan membahas persiapan prosesi Hreyanisa dengan Amatya.

    "Kita bertemu dengan Amatya untuk membahas persiapan Hreyanisa, bukan, Pak?" tanya Manik sambil duduk di teras rumah bersama Ade.

    "Iya, ibu sudah menyiapkan beberapa sarana, tapi masih ada yang belum selesai, Manik," jawab Pak Ida.

    Perbincangan dan pertemuan dengan Amatya berlangsung singkat karena rumahnya sedang ramai dikunjungi oleh beberapa kerabat dekatnya. Setelah itu, Manik dan keluarganya kembali pulang untuk melanjutkan aktivitas. Orang tua Manik fokus menyelesaikan persiapan Hreyanisa.

    Dalam perjalanan pulang, Manik berboncengan dengan Pak Ida, sementara Ade berboncengan dengan Ibu Ida. Sekitar pukul 19:00, saat hampir sampai di depan rumah mereka, mereka melewati gang jingga. Manik tiba-tiba menoleh ke arah gang jingga dan terkejut melihat seekor babi hitam besar dengan taring yang panjang.

    Manik menarik baju Pak Ida untuk memastikan bahwa yang dilihatnya bukan khayalan. Pak Ida juga melihat babi hitam tersebut dan memutarkan kendaraan untuk melihatnya dengan lebih jelas. "Aku tadi melihat babi hitam, besar sekali," ucap Manik.

    Namun, dalam waktu singkat, babi hitam tersebut menghilang. "Kok bisa hilang begitu cepat, Pak?" tanya Manik dengan suara pelan.

    "Biarlah, yang penting itu bukan di depan rumah kita," kata Pak Ida.

    Manik menceritakan pengalaman tersebut kepada ibunya. "Ibu, tadi Manik melihat babi hitam besar sekali, Bapak juga melihatnya."

    "Hah?! Di mana?" tanya Ibu Ida terkejut.

    "Jangan khawatir, Ibu. Itu di gang jingga, mungkin hanya kejadian biasa. Lagian, hari ini adalah hari dimensi Peteng, jadi hal-hal aneh bisa terjadi," kata Pak Ida mencoba menenangkan.

    "Ibu, Manik baik-baik saja kok, tidak takut. Amatya dan Sesor sudah memberitahu untuk tidak takut," jawab Manik mencoba meredakan kekhawatiran ibunya.

    "Baiklah, istirahatlah sekarang. Besok kita akan melaksanakan Hreyanisa," kata Ibu Ida.

    Pagi berikutnya di Dieng Murti, Manik, Ade, dan orang tua mereka melaksanakan persembahyangan dan membersihkan diri dengan air pancuran, seperti yang biasa mereka lakukan. Setelah selesai di Dieng Murti, Manik melanjutkan prosesi Hreyanisa di Dieng Kiran. Amatya tiba dan prosesi Hreyanisa pun dimulai.

    Amatya mengamati langit, dan tanpa diketahui apa yang dilakukannya, Manik hanya mengamatinya dengan seksama. Manik memulai prosesi Hreyanisa dengan berdoa kepada Dieng dan Yang Maha Kuasa, serta kepada para leluhur.

    Di tengah siang yang terik, prosesi Hreyanisa berlanjut dengan suasana yang terasa semakin horor dan sakral. Meski matahari bersinar terang, tetapi atmosfer yang tercipta di sekitar Dieng Kiran tetap terasa mencekam.

    Manik melanjutkan prosesi Hreyanisa dengan penuh khidmat, mengikuti langkah-langkah yang diajarkan oleh Amatya. Sementara itu, langit terlihat aneh, awan-awan hitam bergulung-gulung meskipun matahari bersinar terang. Suara angin berdesir di telinga Manik seolah membawa pesan-pesan gaib dari masa lalu.

    Ketika tiba saatnya untuk memohon restu kepada para leluhur, suasana semakin mencekam. Di sekitar Dieng Kiran, bayangan-bayangan aneh mulai muncul, bergerak perlahan-lahan seolah menari di antara sinar matahari yang menyusup melalui pepohonan.

    Amatya, yang merasakan kehadiran roh-roh di sekitar mereka, melantunkan mantra-mantra kuno dengan suara yang syahdu. Setiap kata yang terucap terasa menusuk hati, menciptakan getaran spiritual di udara. Manik, meskipun merasa ketakutan, tetap fokus dan berserah diri pada prosesi Hreyanisa, mencari keberanian dalam keimanan dan keyakinannya kepada para leluhur.

    “Manik, semoga petunjuk dari Yang Maha Kuasa selalu menguatkan dan melindungimu,” ucap Amatya sambil melafalkan mantra. “Wacinara!”

    Kemudian, Manik bersujud ke tanah, memohon keselamatan kepada ibu pertiwi, dan menghadap ke atas, memohon keselamatan kepada semesta.

    Saat Manik bersujud di tanah, Manik merasakan sentuhan lembut di pundaknya, seakan-akan dirinya dilindungi oleh kehadiran entitas halus yang tak terlihat. Di tengah ketakutan, ada kehangatan dan kepercayaan bahwa prosesi ini bukan sekadar upacara ritual, tetapi sebuah penghubung antara dunia manusia dengan dunia spiritual.

    Tiba-tiba, suasana menjadi hening. Angin berhenti berdesir, bayangan-bayangan aneh menghilang, dan matahari bersinar terang kembali. Manik merasa seperti diambil oleh kekuatan yang lebih tinggi, memberinya ketenangan dan keberanian.

    Prosesi Hreyanisa diakhiri dengan menggunakan kelapa muda, yang disiramkan di atas kepala Manik.

    “Bhavatu ?aktirdv?ra? ca sukh?ni j?vanasya,” ucap Amatya sebelum menyiramkan air kelapa muda tersebut ke kepala Manik.

    Setelah prosesi Hreyanisa selesai, Manik merasa energi baru mengalir dalam dirinya. Manik tahu ini merupakan prosesi spiritual yang harus dihadapinya. Dalam keheningan setelah prosesi, Manik merasa dirinya telah tumbuh menjadi pribadi yang lebih kuat, lebih bijaksana, dan lebih terhubung dengan alam semesta yang luas dan misterius.

    Manik menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Amatya atas bantuan yang diberikan selama pelaksanaan prosesi Hreyanisa.

    "Amatya, aku sangat berterima kasih atas bantuanmu dalam menjalankan prosesi Hreyanisa hingga selesai dengan lancar," ucap Manik sambil bersalaman dengan Amatya.

    Amatya merespons dengan senyuman ceria di wajahnya, penuh kebahagiaan. "Semoga sukses dan bahagia selalu, Manik."

    Setelah prosesi Hreyanisa selesai, atmosfer yang tadi mencekam perlahan-lahan kembali normal. Manik merasa kelelahan namun juga penuh kepuasan. Manik dan keluarganya merasa seakan-akan telah melalui sebuah perjalanan spiritual yang mendalam dan penuh makna.

    Amatya tersenyum puas melihat keteguhan Manik dan keluarganya selama prosesi. "Kalian telah melalui ujian yang berat, dan roh-roh leluhur pasti memberkati keberanian dan ketabahan kalian," ucap Amatya dengan suara yang kalem namun penuh kebijaksanaan.

    Setelah prosesi Hreyanisa, Manik merasa perasaannya campur aduk. Di satu sisi, Manik merasa lega prosesi Hreyanisa telah berakhir dengan baik, namun di sisi lain, Manik masih teringat dengan jelas suasana mencekam yang mereka alami. Manik bertanya-tanya apakah itu semua hanya imajinasinya atau memang ada kehadiran gaib di sekitar mereka.

    Malam ini, ketika semua orang di rumah telah tertidur pulas, Manik merasa terpanggil untuk keluar dan menjelajahi sekitar Dieng Kiran. Bulan purnama menerangi langit malam, menciptakan bayangan-bayangan gelap di bawah pepohonan. Manik merasa seperti diundang oleh kehadiran gaib untuk mengeksplorasi lebih dalam.

    Perlahan-lahan, Manik berjalan menuju tempat mereka melakukan Hreyanisa. Di sana, Manik merasakan getaran energi yang kuat. Entah dari mana asalnya, tetapi Manik merasa sebuah kehadiran yang sangat kuat di dekatnya.

    Tiba-tiba, seorang sosok muncul di balik cahaya yang begitu terang. Sosok ini bercahaya, dengan mata yang memancarkan kebijaksanaan dan cinta. Manik merasa tidak takut, sebaliknya, Manik merasa sejuk dan damai dalam kehadiran sosok itu.

    "Salam sejahtera, Manik," ucap sosok tersebut dengan suara lembut namun menggema di dalam hati Manik.

    "Siapa kamu?" tanya Manik dengan rasa hormat.

    "Aku adalah penjaga Dieng Kiran. Aku melihat keteguhan dan keberanianmu selama prosesi Hreyanisa. Kamu memiliki kekuatan yang luar biasa, Manik. Kekuatan yang sangat dibutuhkan oleh tanah ini," jawab roh penjaga dengan penuh kebijaksanaan.

    Manik merasa bangga namun juga merasa tertantang. "Apa yang harus aku lakukan?" tanya Manik dengan penuh semangat.

    Roh penjaga tersenyum, "Pelajarilah sejarah dan kebijaksanaan nenek moyangmu, teruslah menjaga keberanian dan kebijaksanaan di hatimu, Manik. Dunia ini membutuhkan penerus yang bijaksana untuk menjaga keseimbangan antara dunia manusia dan dunia gaib."

    Dengan penuh semangat, Manik merasa tanggung jawab besar menaungi dirinya. Manik tahu bahwa perjalanan spiritualnya belum berakhir, bahkan baru saja dimulai. Dalam gelapnya malam, Manik merasa didampingi oleh kekuatan-kekuatan gaib yang melindungi dan membimbingnya menuju takdir yang jauh lebih besar.

    "Huh… ternyata ini hanya sebuah mimpi," gumam Manik ketika terbangun dari tidurnya, nafasnya terengah-engah dan dalam… huh…

    Manik menyadari bahwa prosesi Hreyanisa kemarin memberinya pandangan baru tentang kehidupannya. Meskipun demikian, pesan yang paling mendalam adalah pentingnya tetap bijaksana, yakni memiliki rendah hati dan menghindari kesombongan. Manik merasa bahwa perjalanan spiritualnya telah membawanya jauh. Namun, pertanyaan yang mengemuka adalah: Apakah kekuatan Magnesa yang ada dalam dirinya setelah prosesi Hreyanisa akan lenyap dengan cepat, ataukah akan tetap bersama dengannya meskipun setelah serangkaian prosesi Hreyanisa?

~ Catatan ~

    Usaha untuk mencari kebenaran adalah seperti mencari cahaya terang yang pada akhirnya akan membentuk gambaran tentang apa sebenarnya kebenaran itu. Menyelami dua dimensi yang berbeda memberikan pemahaman yang lebih luas, bukan hanya terhadap emosi manusia, tetapi juga sudut pandang yang melibatkan penerimaan dan pemberian. Kita harus bertanya pada diri sendiri: apakah kebaikan dan keburukan yang pernah kita lakukan, menciptakan jejak yang membawa kita pada kebaikan dan keburukan yang kita rasakan saat ini?

1
Vivi Z
lanjut author
weda kresna witana: oke siap
total 1 replies
Vivi Z
😭
weda kresna witana: jangan sedih-sedih reader
total 1 replies
Dima
sepi nih
weda kresna witana: Iya nih kurang ramai reader, kayaknya harus bikin konser
total 1 replies
Dima
gas terus author
weda kresna witana: pelan-pelan pak sopir
total 1 replies
Vivi Z
Kalau aku mah bukan ketakutan lagi, udah pingsan 🤣🤣🤣
weda kresna witana: Hahaha... author tahan dulu emosinya, soalnya author juga pas nulis cerita horor malah suka kagetan ^^
total 1 replies
Vivi Z
🥹🥹🥹author semangat ya
weda kresna witana: Berasa sih semangatnya terus!
total 1 replies
Vivi Z
Panji pasti ngang ngeng ngong thor untung Panji gak teriak terus loncat ke Manik 🤣
weda kresna witana: Panji kayaknya kuat sih
total 1 replies
Vivi Z
author... terlalu nyaman baca di noveltoon. manjakan lah kami pembacamu di platform ini author hihi... terus kalau bisa tambah lagi novel2 horor nya
weda kresna witana: Author bakal terus bertumbuh dan berkembang, ikutin terus author, karena author ingin reader senang... Author akan upayakan fokus ke noveltoon, jangan lupa download noveltoon *duh jadi promosi noveltoon hahaha
total 1 replies
Vivi Z
🥰🥰🥰🥰
weda kresna witana: seperti sedang jatuh cinta nih reader ^^
total 1 replies
Vivi Z
iiih kebayang ada orang malam2 manggil nama kita 🤣
weda kresna witana: kata orang tua sih katanya jangan nengok, cari aman aja
total 1 replies
Vivi Z
Manik bener2 nyalinya tinggi
weda kresna witana: Author salut juga kok sama Manik ahhaha
total 1 replies
Agas
ngeri juga ya wkwk
weda kresna witana: banget
total 1 replies
Agas
mampir thor
weda kresna witana: silakan gas
total 1 replies
Agas
gak kerasa ya udah 10 bab thor wkwkwk lama2 bisa jadi fans bayangan ke 100 eps
weda kresna witana: hahaha, kalau bisa 1000 episode
total 1 replies
Agas
lanjut lagi author
weda kresna witana: siap dilanjutkan agas
total 1 replies
Agas
berani juga Manik nanya ke makhluk goib wkwkwk
weda kresna witana: Kadang harus diberaniin sih
total 1 replies
Agas
Event genre horor cocok sih ini ceritanya fresh
Vivi Z: iya bener nih. semoga authornya juara 1 hahaha
total 1 replies
Dima
kayaknya yg digudang itu ada nayla lagi deh... kan awal2nya Nayla memang baik sama Manik... eh gak tahu deh, asal nebak aja hahaha
weda kresna witana: Kan nayla bukan nenek-nenek loh, eh apa iya juga ya, kayaknya gak sih ^^ dududu
total 1 replies
Dima
kenapa bisa Manik ketemu makhluk dimaha ini author... apakah ini tandanya Manik bakal masuk ke dimensi peteng??? ditunggu kelanjutannya author... Aku penasaran kalau Manik mengalami teror terus nyelamatin temen2nya deg2an sih kek main petak umpet sama Panji, untung Panji berhasil kabur
weda kresna witana: wah baca kelanjutnya sih, wajib. Soalnya Manik punya .... hehehe isi sendiri
total 1 replies
Dima
Mulai seru author. Intinya aku padamu yaaaa hihihi... jangan menyerah. Selalu semangat, kalau sempat balas chat, kalau nggak juga gak masalah. Aku tahu author pasti berjuang keras. Aku kasi gift tonton iklan dulu aja ya hihi... Semangat bujang
weda kresna witana: Nyerah karena belum bisa jadi yang terbaik buat pembaca
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!