Jodohku Regantara

"Assalamualaikum Bunda...."

"Wa'allaikumsalam....sayang kamu pulang."

Bunda Sella yang sedang mengiris-iris buah-buahan untuk di masukkan ke dalam kulkas segera menghampiri.

"Sendirian?" tanya bunda celingukan mencari Regan. Tumbenan datang sendiri, ngeri belum bisa akut dan pulang karna ingin mengadu.

"Sendiri Bunda, Regan kerja lah. Bunda ini, memangnya harus gitu kemana-mana sama dia. Kita juga kan punya kegiatan masing-masing."

"Syukurlah, Bunda cuma takut kamu pulang itu karena merajuk. Soalnya Bunda tau banget kalian itu belum akur. Iya kan? " tanya Bunda dengan tatapan penuh selidik membuat Kaira risih sendiri.

Kaira menggelengkan kepala kemudian memeluk bunda dari samping. Dia paham betul Bunda khawatir akan pernikahannya dengan Regan. Karena memang dirinya yang sejak awal belum bisa membuka hati dan selalu saja terlihat menolak tentang Regan.

"Hubungan kami baik-baik saja Bunda, Alhamdulillah Kaira sudah lebih bisa menerima dan ingin belajar menjadi istri Sholehah agar bisa seperti Bunda."

Bunda tersenyum lega, itu berarti Regan telah berhasil menaklukkan putrinya. Bersyukur keduanya sudah kembali akur dan berharap yang terbaik untuk keduanya.

"Gitu donk, itu baru anak Bunda. Tapi kamu mau ngapain kesini?" tanya Bunda yang sudah kembali melangkah ke dapur karena masih berantakan.

Mendengar pertanyaan Bunda membuat Kaira mendengus kesal.

"Apa-apaan Bunda ini, memangnya kenapa kalo Kaira kesini? apa Kaira nggak boleh pulang? apa Kaira mengganggu Bunda? atau Kaira memang sudah tidak boleh datang?"

Bunda bertanya satu pertanyaan tetapi Kaira memberondong pertanyaan begitu banyak membuat Bunda segera memperhatikan wajah putrinya yang tampak kesal.

"Bunda hanya bertanya Kai! siapa tau memang punya tujuan. Bukan hanya sekedar main dan rindu Bunda." Dengan sabar Sella menghadapi putrinya yang sedang baperan ini. Sella mengusap kepala putrinya lalu mencubit pipi Kaira dengan gemas.

"Bunda ikh, sakit tau!" Dengan bibir merengut Kaira mengusap pipinya. "Aku tuh mau tanya sama Ayah tentang pekerjaanku Bun."

Dan benar saja, putrinya ada tujuan lain datang ke rumah. "Tunggu sebentar lagi Ayah pulang, karena hari ini Ayah nggak ke kantor. Hanya kunjungan ke beberapa sekolah saja."

Sambil menunggu kedatangan Ayahnya Kaira memilih untuk naik ke kamar. Ia tersenyum melihat kamarnya yang selalu tertata rapi setiap kali ia datang. Bunda selalu memperhatikan setiap kamar anak-anaknya. Dan ini membuat semua anak Sella menjadi betah di rumah.

"Assalamualaikum....apa kalian merindukanku?" Kaira tersenyum saat membuka lemari yang berisikan boneka dari Regan. Dia mengeluarkan ketiganya kemudian membawa ke atas ranjang.

"Aku rindu kalian, apa kalian tau. Biasanya kamu...kamu....dan kamu yang aku peluk. Tapi sekarang aku di peluk sama orang yang memberikan kalian ke aku. Nyebelin memang, tapi....nyaman." Kaira memeluk ketiganya dengan sayang dan mengecup seperti bertemu dengan teman-temannya. Matanya tertutup dengan bayangan wajah Regan memenuhi pikirannya.

"Sepertinya aku mulai sayang...." gumam Kaira dengan kesadaran yang lama-kelamaan menghilang. Ia terlelap hingga sore, sepertinya lelahnya tak selesai-selesai hingga kedua matanya begitu mudah terlelap.

Regan tersenyum melihat Kaira yang kini masih anteng memeluk Boneka babi, tweety dan boneka kodok. Bahkan Regan tertawa kecil melihat wajah polos serta lucu sang istri di tengah-tengah mereka.

"Kamu memang selalu membuat aku gemes sayang..."

Mata Kaira mengerjap merasakan seseorang yang merusuh hingga ia melenguh kegelian. Membuka mata dengan sempurna saat sadar suaminya kini sudah datang.

"Re..."

"Apa masih lelah? kata Bunda dari siang belum keluar-keluar kamar. Tidurnya nyenyak banget ya, hhmm.....atau persiapan buat nanti malam?" Regan menaik turunkan alisnya menatap sang istri dengan menggoda.

Auto merona wajah Kaira saat ini, Regan memang selalu saja membuat canggung. Jantungnya pun tak aman.

"Dan aku sudah mendapatkan jawabannya, ternyata mereka sangat di sayang. Bahkan selalu di peluk tiap malam. Dan aku lihat memang ketiganya begitu mirip dengan kamu. Sama-sama lucu dan menggemaskan."

"REGANTARA! Siap-siap tidur di luar!" Kaira merengut menatap Regan dengan tatapan sengit. Tapi bukan takut justru Regan naik ke atas ranjang dan merusuh membuat Kaira tak mampu melawan serangannya.