Bagaimana perasaanmu jika mendapatkan mertua yang baik? Pasti senang dong. Tapi hal berbeda ditunjukkan oleh seorang wanita bernama Marissa, ia justru tidak bersyukur memiliki mertua yang baik.
Hingga suatu hari, Marissa mengalami kejadian yang di luar nalar, ia akhirnya menjadi menantu yang tertindas dan memiliki Mertua yang jahat. Lantas, kejadian apa yang menyebabkan Marissa mengalami hal seperti itu?
Mampukan Marissa menghadapi kekejaman sang mertua yang selalu menyakitinya? Dan apakah Marissa berhasil lari dari hal yang membuat hidupnya berubah seratus delapan puluh derajat?
Novel ini mengikuti event Air mata pernikahan. Mohon dukungannya 🙏❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LichaLika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedatangan Marissa
"Iya, Ma. Marissa akan pulang, doakan Marissa agar mendapatkan maaf dari Ibu," Marissa berkata sembari berkaca-kaca. Sebagai seorang ibu, tentu saja sang Mama akan mendoakan yang terbaik untuk anaknya.
"Tentu saja Mama akan mendoakan kebaikan untukmu. Tapi, ada satu hal yang belum kamu ketahui," seru sang Mama yang membuat Marissa terkejut dan khawatir.
"Ada apa, Ma?" tanyanya sambil menatap wajah sang Mama lekat-lekat. Sang Mama menundukkan wajahnya dan mengambil nafas dalam-dalam. Setelah itu Mama pun berkata, "Kabar terakhir yang ibu dengar, Bu Narsih sedang sakit, ada teman ibu yang bilang, jika pernah melihat Bram di rumah sakit mengantarkan ibunya check up, tapi ini belum tahu pasti, karena suamimu belum datang ke sini sejak mu di rumah ini," ucap sang Mama.
"Apa, Ma? Ibu sakit? Astaghfirullah, aku harus segera pulang ke rumah, aku akan merawat Ibu selagi aku masih punya kesempatan untuk menebus semua kesalahanku pada ibu, aku ingin menjadi menantu yang baik," seru Marissa sambil mengusap air matanya.
"Ya sudah, sekarang pulanglah! Suamimu pasti sudah menunggumu, dan Mama mohon kamu tidak usah pergi-pergi lagi dari rumah suamimu, jika ada masalah, kamu selesaikan dulu berdua, jangan pulang-pulang dengan membawa masalah rumah tangga, bukannya Mama tidak suka melihatmu datang, tapi kamu sudah dewasa, Rissa! Kamu tahu bagaimana baik dan buruknya suamimu, bagaimana keluarganya, apalagi ibunya, wanita yang sudah melahirkan suamimu, kamu harus ingat itu, kamu harus menghormati ibu mertuamu sama halnya kamu menghormati Mama," Sang Mama menasihati putrinya, Marissa menundukkan wajahnya dan terlihat menangis sesenggukan.
"Iya, Ma! Rissa mengerti sekarang, dan sekarang Marissa akan pulang ke rumah."
Marissa pun segera mengemasi barang-barangnya, seperti baju dan lainnya.
Sedangkan di tempat lain, kondisi kesehatan Bu Narsih semakin memburuk, Bu Narsih semakin susah untuk bernafas, dokter memasang alat bantu pernapasan supaya Bu Narsih bisa bernafas dengan nyaman.
Bram terlihat begitu setia menemani sang ibu, ia pun terlihat mengaji di samping ibunya bertujuan supaya Allah mengangkat penyakit sang ibunda yang sudah berada pada stadium akhir itu. Meskipun tak bisa dipungkiri jika dirinya ingin menangis melihat kondisi sang Mama yang terlihat menderita.
Sesekali Bram melihat air mata yang mengalir di sudut mata ibunya, sungguh pemandangan yang memilukan hati, Bram mengusap air mata Bu Narsih sambil mencium kening sang ibu.
Di saat yang bersamaan, Marissa sudah bersiap untuk kembali ke rumah suaminya, Marissa diantar oleh sang Mama, dan akan meminta maaf atas apa yang dilakukan oleh Marissa.
Perjalanan menuju ke rumah sang suami membutuhkan waktu sekitar satu jam, cukup lama memang karena rumah sang suami berada di luar kota dari rumah sang Mama.
Setelah satu jam berlalu, akhirnya Marissa dan sang Mama tiba di rumah Bram, tapi kondisi rumah Bram terlihat sepi dan sepertinya tidak ada orang, Marissa pun berusaha untuk mengetuk pintu rumah sang suami dan sesekali mengintip jendela untuk memastikan supaya Bram tahu jika dirinya datang.
Sayangnya, setelah beberapa kali Marissa memencet bel, tidak ada reaksi apapun dari dalam rumah. Marissa dan sang Mama saling menatap, dimana sebenarnya Bram berada.
Hingga akhirnya seorang tetangga Bram kebetulan lewat di depan rumah itu, wanita itu melihat Marissa yang sedang mengetuk pintu rumah Bram tersebut.
"Bu Marissa? Ini beneran Bu Marissa? Ya ampun kemana saja Bu Rissa? Kami semua terkejut loh saat mendengar jika Bu Marissa pulang ke rumah orang tuanya, takut aja kalau Ibu sedang bertengkar dengan pak Bram," seru tetangga tersebut yang masih mengenali Marissa.
"Eh Bu Siti, iya Bu! Saya sudah pulang. Kami tidak bertengkar kok, saya hanya kangen banget sama Mama, jadinya saya nginep di rumah Mama, dan Mas Bram sudah mengizinkannya, dan kami pun tetap berkomunikasi seperti biasa, saya dan ibu juga baik-baik saja kok," balas Marissa yang sengaja menutupi rahasia rumah tangganya. Ia tidak ingin para tetangga mengetahui tentang aib keluarganya.
"Oh begitu! Soalnya sih yang saya dengar, Bu Marissa itu pergi dari rumah gara-gara Bu Marissa nggak suka ada ibu mertua yang ikut tinggal di rumah, gitu gosipnya, Bu!" sahut Bu Siti.
Marissa pun hanya tersenyum dan setelah itu ia menanyakan kepada tetangganya itu tentang keberadaan Bram Suaminya.
"Em ... maaf Bu Siti! Apa Bu Siti tahu dimana suami saya pergi?" tanya Marissa.
"Loh Bu Marissa nggak tahu, ya? Katanya masih berkomunikasi dengan baik dengan ibu mertua, masa ibu mertua dirawat di rumah sakit malah nggak tahu, gimana sih!" ucap Bu Siti heran.
Sang Mama pun berusaha untuk membantu sang anak menjawab pertanyaan tetangganya yang kepo itu, "Hmm begini ya, Bu. Anak saya ini baru saja pulang dari luar kota untuk mengurus bisnis keluarga dan juga bisnis suaminya, jadi selain dia tinggal di rumah saya, Rissa itu juga bekerja, jadi waktu untuk menghubungi suaminya di rumah itu semakin sulit, dan Bram pun memakluminya." Ungkap sang Mama. Untuk sejenak sang tetangga diam dan akhirnya Bu Siti bercerita jika Bu Narsih sakit dan sekitar tiga hari Bu Narsih dirawat.
"Apa, Bu? Ibu mertua saya dirawat di rumah sakit?" Marissa pun semakin panik mendengar kenyataan jika sang ibu mertua sedang berjuang melawan penyakitnya.
Hari itu juga Marissa langsung datang ke rumah sakit dimana sang mertua dirawat secara insentif.
...BERSAMBUNG ...
eh tp kok udh tamat kak,,ini bnrn tamat ceritanya?