Istri Kecil Tuan Muda

Setelah pulang Ziel langsung masuk kedalam kamar, ia bisa melihat Shaerin yang baru saja keluar dari walk in closet.

"Kenapa kau ada disini? kamarmu ada di dekat dapur."

"Aku juga tidak ingin ada disini, tapi Bi Tiara menyuruhku untuk tidur disini karena Papah akan pulang."

"Baiklah, tidur di sofa." seru Ziel lalu masuk kedalam walk in closet untuk mengganti pakaiannya.

Shaerin menurut saja walaupun dia melawan Ziel lah yang akan menang karena laki-laki itu tidak ingin mengalah sama sekali.

Shaerin lebih memilih keluar dari kamarnya lalu pergi ke lantai bawah, ia membawa kantung plastik kecil yang berisi lem, kertas origami dan juga penggaris.

"Nona kecil mau kemana?" tanya Kaivan yang ternyata sedang ada di ruang keluarga bersama Kenan dan juga Jayendra.

"Kalian sedang kumpul disini ternyata? tadi aku ingin membuat kerajinan dari kertas origami, lanjutkan saja aku akan pergi ke halaman belakang rumah."

"Tidak apa-apa Sha, disini saja, aku akan membantumu." seru Kenan sambil menahan tangan gadis itu.

"Benar Nona, kami hanya sedang membicarakan hal yang random saja, saya juga senggang dan bisa membantu Nona untuk membuat kerajinan."

Shaerin tersenyum canggung, Kenan sudah menariknya untuk duduk di lantai, Kaivan juga ikutan duduk di lantai untuk membantu Nona kecilnya membuat kerajinan.

Disisi lain Ziel baru saja menggantikan pakaiannya, rasanya ia benar-benar haus sekali dan ia hendak pergi ke dapur.

Baru saja membuka pintu kamar, dirinya di kejutkan dengan Clarie yang sedang berdiri di depan pintunya.

"Kenapa?" tanya Ziel dengan ketus.

"Aku merindukanmu, sayang." ucap Clarie hendak memeluk tubuh Ziel tapi laki-laki itu memundurkan langkahnya.

Clarie mengerucutkan bibirnya setelah menerima penolakan dari Ziel, biasanya jika dia ingin memeluknya, laki-laki itu akan senang hati membalas pelukannya.

"Aku sudah menikah, pergilah!"

"Aku ingin menghabiskan waktu bersamamu, aku sangat merindukanmu, apakah kau masih marah kepadaku?"

"Bagaimana tidak marah? kau sendiri yang memintaku untuk memutuskan hubungan kita, untung saja publik tidak mengetahui tentang hubungan kita."

"Tapi kau masih mencintaiku kan? dulu kau selalu mengatakan jika kau mencintaiku."

"Memang aku pernah mengatakan itu sebelumnya, tapi itu sebuah kebohongan, aku sudah tidak mencintaimu lagi jadi pergilah dari sini!" titah Ziel sambil mendorong tubuh wanita itu agar menjauhinya.

Laki-laki itu menuruni tangga tanpa memperdulikan Clarie yang masih terdiam di depan pintu kamarnya.

Saat di lantai bawah, Ziel bisa mendengar suara tawaan yang nyaring dari arah ruang keluarga.

"Kaivan kau membuat apa? itu bukan bentuk kupu-kupu." kata Kenan yang masih tertawa.

Jayendra dari tadi hanya diam sambil melihat aktivitas ketiga orang itu, bahkan tatapannya terus terarah ke Shaerin yang selalu mengembangkan senyuman manisnya.

"Aku yakin membuatnya dengan benar, aku mengikuti cara Nona kecil." imbuh Kaivan sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal karena sudah dua kali ia gagal untuk membuat kupu-kupu dari kertas origami.

"Seperti ini, Kaivan." ujar Shaerin sambil melipat-lipat kertas origami yang ada di kedua tangannya.

"Ini ternyata lebih susah daripada membuat laporan perusahaan."

"Kau sama seperti kedua kakakku, maniak kerja!" cibir Kenan.

Tiara datang dengan membawa nampan, wanita paruh baya itu meletakan gelas yang berisi coklat panas di atas meja.

"Nona kecil, Tuan muda lebih baik minum coklat panasnya terlebih dahulu, takut keburu dingin."

"Baik Tiara, nanti aku akan meminumnya." sahut Kenan yang masih fokus melipat-lipat kertas origami.

Ziel menghembuskan nafasnya kasar lalu pergi kearah meja makan, Tiara yang kembali ke dapur pun menyiapkan makan malam untuk Ziel karena ia tahu laki-laki itu pasti belum sempat untuk makan malam.

"Suasana rumah begitu ramai saat kedatangan Nona kecil, benarkan?" tanya Tiara yang sudah duduk di kursi yang ada dihadapan Ziel.

"Membosankan."

"Itu karena Tuan tidak pernah tahu kondisi rumah ini bagaimana, setelah pulang bekerja Tuan selalu pergi ke mansion."

"Tiara, kapan Papahku pulang?" tanya Ziel mengalihkan topik.

"Tuan besar akan datang jam dua dini hari, beliau berangkat tadi sore."

Ziel menganggukan kepalanya lalu kembali melanjutkan aktivitas makannya.

Saat jam menunjukan pukul 21.00, Shaerin pun kembali masuk kedalam kamar, ia sudah membuat banyak sekali kupu-kupu dari kertas origami dan itupun dibantu oleh Kenan dan juga Kaivan.

Belum sempat ia mendorong pintu tiba-tiba saja ada seseorang yang menarik tangannya dan langsung menghimpit badannya ke tembok.

"Tuan Jayen-"

Jayendra meletakan satu jari ke bibirnya, meminta agar Shaerin tidak bersuara. dengan gugup Shaerin menganggukan kepalanya.

"Ada apa tuan?" tanya Shaerin sambil berbisik.

Bukannya menjawab laki-laki itu malah menatap kedua bola mata Shaerin, hal itu membuat Shaerin tidak nyaman.

"Memang mirip, apakah Ziel mengetahui jika kau adalah gadis masa lalunya?" tanya Jayendra.

Shaerin mengerutkan keningnya karena tidak mengerti arah pembicaraan laki-laki itu, ia mendorong tubuh Jayendra ke belakang untuk memberinya jarak.

"Maksud tuan? aku tidak mengerti."

"Ini sangat menarik sekali."

Shaerin semakin bingung, ia sama sekali tidak mengerti dengan apa yang diucapkan oleh laki-laki yang ada di hadapannya itu.

Dengan cepat gadis itu masuk kedalam kamar dan mengunci rapat-rapat pintunya, sedangkan Jayendra masih berdiri di tempatnya.

"Aku akan merenggut semua kebahagianmu, seperti kau merenggut semua kebahagianku." gumam Jayendra sambil tersenyum licik.