NovelToon NovelToon
OBSESI SANG “CALON CEO”

OBSESI SANG “CALON CEO”

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Terlarang / Nikah Kontrak / Percintaan Konglomerat / Kehidupan di Kantor
Popularitas:10.3k
Nilai: 5
Nama Author: Five Vee

Gyantara Abhiseva Wijaya, kini berusia 25 tahun. Yang artinya, 21 tahun telah berlalu sejak pertama kali ia berkumpul dengan keluarga sang papa. Saat ia berusia 5 tahun, sang ibu melahirkan dua adik kembar laki - laki, yang di beri nama Ganendra Abhinaya Wijaya, dan Gisendra Abhimanyu Wijaya. Selain dua adik kembarnya, Gyan juga mendapatkan sepupu laki-laki dari keluarga Richard. Yang di beri nama Raymond Orlando Wijaya. Gracia Aurora Wijaya menjadi satu-satunya gadis dalam keluarga mereka. Semua orang sangat menyayanginya, tak terkecuali Gyan. Kebersamaan yang mereka jalin sejak usia empat tahun, perlahan menumbuhkan rasa yang tak biasa di hati Gyan, yang ia sadari saat berusia 15 tahun. Gyan mencoba menepis rasa itu. Bagaimana pun juga, mereka masih berstatus sepupu ( keturunan ketiga ) keluarga Wijaya. Ia pun menyibukkan diri, mengalihkan pikiran dengan belajar. Mempersiapkan diri untuk menjadi pemimpin Wijaya Group. Namun, seiring berjalannya waktu. Gyan tidak bisa menghapus

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Five Vee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

18. Aku Mencintai Kamu, Cia.

Telinga Gyan terasa sangat panas mendengar obrolan para orang tua yang ingin mendekatkan Cia dengan salah satu anak dari rekan bisnis mereka.

Mulai dari anak keluarga Hugo, keluarga Sanjaya, keluarga Dinata, hingga keluarga Haditama yang menjadi rekan bisnis mereka sejak Gyan berusia lima tahun.

Demi menghalau emosinya agar tidak semakin tersulut, selesai menikmati makan malam Gyan memilih pergi meninggalkan kediaman opa Jordan.

Ia beralasan mendapatkan panggilan dari salah seorang teman untuk berkumpul di salah satu kafe milik temannya yang lain.

“Sejak kapan kak Gyan suka berkumpul dengan teman - temannya?” Tanya Raymond pada si kembar.

Ganendra dan Gisendra pun mengedikan bahu dengan kompak. Akhir - akhir ini mereka jarang berinteraksi dengan Gyan, karena kesibukan masing - masing.

Di tempat lain, Gyan bukannya bertemu dengan teman seperti yang ia katakan pada keluarganya.

Namun, pemuda itu pergi ke salah satu pusat perbelanjaan, tempat dimana Cia dan teman - temannya berada.

Gyan tau keberadaan Cia dari aplikasi di ponsel mereka yang terhubung sejak dulu. Maka tak akan sulit untuk Gyan melacak keberadaan gadis itu, meski tak berkabar sekalipun.

Gyan melangkah dengan cepat ketika mobilnya telah terparkir rapi di basemen mall. Dari aplikasi ponsel, ia mengetahui Cia saat ini sedang berada di bioskop.

Pria berusia dua puluh lima tahun itu pun sudah tidak sabar untuk memberikan kejutan untuk Cia. Ia pun tanpa sadar menyunggingkan sudut bibirnya.

Namun senyum di bibir Gyan tiba - tiba menghilang, begitu melihat Cia keluar dari gedung bioskop.

Gadis itu tidak hanya bersama rekan - rekan kerjanya saja, ternyata pak Bima — sang kepala Devisi Keuangan juga ikut serta.

Rahang Gyan mengeras, dan kedua tangan terkepal di sisi tubuhnya.

“Jadi seharian ini kamu pergi dengannya.” Gumam Gyan penuh amarah.

Ada empat orang wanita termasuk Cia, dan pak Bima satu - satunya pria diantara mereka.

Langkah pemuda itu pun semakin melebar. Kemudian berhenti tak jauh dari rombongan Cia dan teman - temannya.

Namun gadis itu sama sekali tidak menyadari kehadiran Gyan. Ia sibuk berbicara dengan pak Bima membahas film yang baru selesai mereka tonton.

“Pak Gyan.” Ucap salah seorang teman Cia.

Sontak membuat Cia mengalihkan pandangannya.

“Gyan.” Ucap gadis itu pelan.

“Sudah selesai?” Gyan mengabaikan sapaan teman - teman Cia. Tatapan tajam pemuda itu hanya tertuju pada Cia.

“Kenapa kamu ada disini?” Tanya Cia dengan tenang. Namun ia tau, Gyan saat ini sedang marah padanya.

“Menjemput kamu. Sudah cukup main seharian ini.”

Cia menghela nafas pelan. Ia kemudian melangkah mendekati Gyan.

“Aku pulang dengan teman - teman.”

“Pulang dengan aku. Ini sudah malam.” Tegas Gyan.

Teman - teman Cia merasa tidak enak hati. Bagaimana pun juga, gadis itu merupakan anak dari pemilik tempat mereka bekerja.

“Cia, tidak apa - apa jika kamu pulang bersama pak Gyan.” Sela pak Bima. Sebagai seorang pria dewasa yang bisa membaca situasi, pria itu memilih menengahi perdebatan dua muda - mudi itu.

“Tapi pak, kita ‘kan sudah janji mau pergi kuliner—

“Kita bisa pergi lain hari Cia.” Tukas teman Cia yang lain.

Tatapan Gyan sungguh membuat suasana menjadi tegang. Siapapun pasti bisa melihat amarah pada wajah pria tampan itu.

Cia kembali menghela nafas. Ia pun memilih ikut dengan Gyan.

\~\~\~\~

“Untuk apa kita kemari, Gy?” Mata Cia membola, ketika mobil Gyan masuk ke salah satu pelataran gedung apartemen mewah.

Gadis itu tentu tau, jika sang sepupu memiliki satu unit di gedung itu. Namun, ia tak mengerti maksud Gyan membawanya kesana, dan bukan langsung pulang ke rumah.

“Kita bicara sebentar.” Ucap Gyan sembari memarkirkan mobilnya di basemen gedung bertingkat dua puluh itu.

Cia hanya mampu menghela nafas kasar, sembari memutar bola matanya dengan malas.

Mereka kemudian keluar dari dalam mobil. Berjalan berdampingan menuju lift, yang akan membawa mereka ke lantai lima belas. Tempat dimana unit Gyan berada.

“Masuk.” Gyan mendorong pelan tubuh Cia, setelah pintu apartemen terbuka dengan lebar.

Cia berdecak pelan. Namun ia menurut. Masuk ke dalam hunian mewah itu, kemudian menjatuhkan tubuhnya di atas sofa ruang tamu.

Ia sudah sering datang ke tempat ini saat mereka masih kuliah dulu. Bahkan beberapa baju dan keperluan Cia ada di salah satu kamar apartemen itu.

Unit apartemen yang ayah Dirga hadiahkan untuk putra sulungnya, bisa di katakan cukup mewah. Memiliki dua kamar, dapur terpisah dengan ruang tamu. Dan kolam renang pribadi di balkon apartemen itu.

Gyan membiarkan Cia disana, pemuda itu melangkah ke dapur untuk mengambil minuman dingin.

“Minum dulu.” Ia meletakan satu kaleng soda yang sudah terbuka di hadapan Cia. Kemudian duduk di samping gadis itu.

Meski sudah tidak tinggal di apartemen, namun sesekali waktu Gyan masih menyempatkan diri untuk mampir, sekedar memeriksa kebersihan tempat itu.

“Mau membicarakan apa, Gy? Sampai - sampai kita harus mampir kemari?” Tanya Cia kemudian.

Gyan menghela nafas pelan. Ia meletakkan satu kaleng lain di atas meja.

“Jadi kamu absen di acara keluarga, karena pergi dengan kepala devisi itu?” Tanya Gyan dengan datar. Pandangan pria itu lurus ke depan. Menatap layar televisi yang tidak menyala.

“Aku pergi dengan teman - temanku.” Tukas Cia sembari menatap Gyan dari samping.

“Tetapi dia satu - satunya pria yang ikut, bukan?”

“Itu karena pak Bima yang mentraktir kami, Gy.”

“Alasan klasik supaya bisa dekat dengan kamu.” Cibir Gyan.

“Memangnya kenapa?” Tanya Cia pelan.

“Sudah aku katakan, aku tidak suka kamu dekat dengan pria itu, Cia.” Gyan pun memutar kepala ke arah Cia.

Tatapan pria itu sangat tajam. Membuat Cia sedikit bergidik.

“Kenapa? Bukankah wajar, jika aku dekat dengan seorang pria? Aku sudah berusia dua puluh lima tahun.” Suara Cia sangat pelan. Namun Gyan mendengarnya dengan jelas.

“Karena aku — Gyan menjeda ucapannya. Ia tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya pada Cia.

“Karena apa, Gy? Kenapa kamu harus marah? Kamu juga berhak dekat gadis lain. Kita sudah sama - sama dewasa, Gy. Sudah saatnya menjalani cerita baru, dengan orang yang baru juga.”

Gyan mencebik pelan setelah mendengar ucapan Cia. “Itu tidak mungkin, Cia.”

“Kenapa tidak mungkin?” Tuntut gadis itu.

“Karena aku sayang sama kamu.” Ucap Gyan pelan.

Cia berdecak kesal. “Aku tau kamu menyayangi aku. Begitu pula sebaliknya. Aku juga sayang sama kamu. Kita sudah bersama sejak umur empat tahun. Tetapi sekarang, sudah waktunya kita membuka hati untuk orang baru. Karena kita tidak mungkin selamanya bersama seperti ini.”

Hati Gyan memanas mendengar kalimat panjang lebar yang Cia lontarkan. Gadis itu berniat menjalin hubungan dengan orang baru.

“Tetapi aku menyayangi kamu bukan sebatas sayang seorang saudara, Cia.” Ucap Gyan penuh amarah.

Dahi Cia berkerut halus, mencoba mencerna setelah mendengar kalimat itu.

“A- apa maksud kamu, Gy?” Tanyanya tak mengerti.

“Aku mencintai kamu, Cia. Layaknya seorang pria kepada seorang wanita. Seperti papi mencintai mami, dan seperti ayah kepada ibu.” Ucap Gyan dengan jujur.

Cia tersentak. Ia menatap lekat manik hitam pemuda yang duduk di sampingnya itu. Tidak ada kebohongan yang terlihat.

Kepala gadis itu sontak menggeleng lemah.

“I- itu tidak benar, Gy. Kita sudah seperti saudara kandung. Papi dan ayah juga seperti itu.”

“Tetapi itulah kenyataannya, Cia. Aku sungguh mencintai kamu. Sudah sejak lama, bahkan aku tidak tau, kapan rasa itu tumbuh di hati aku.”

Cia kembali menggeleng. Gadis itu kemudian bangkit dari tempat duduknya.

“Mau kemana kamu?” Gyan mencengkram pergelangan tangan gadis itu.

“Aku mau pulang. Ini sudah malam.” Cia menepis tangan Gyan dari pergelangan tangannya.

“Tunggu, Cia. Aku belum selesai.” Gyan kembali menarik lengan Cia. Membuat gadi itu sedikit limbung, sehingga tubuh mereka pun menempel satu sama lain.

Tangan Cia pun secara otomatis berada di antara daadaa mereka.

“Lepaskan aku, Gy.” Ronta gadis itu.

Selama dua puluh satu tahun, malam ini untuk pertama kalinya Cia merasa takut dengan Gyan.

Bagaimana bisa pemuda itu menyatakan cinta padanya? Sementara selama ini mereka sudah seperti saudara kadung?

Cia sungguh merasa takut sekarang. Gyan, pemuda yang selalu ada untuknya, ternyata menyimpan perasaan padanya.

Dan itu tidak boleh terjadi.

“Aku antar kamu pulang.” Putus Gyan ketika melihat raut ketakutan di wajah Cia.

...****************...

1
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
iya memang kesalahan.
Noviie 🍃🍃
❤️❤️❤️
Noviie 🍃🍃
❤️❤️❤️
Siti Vogel
bagus
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
memang dia cemburu bu gista
Jengendah Aja Dech
❤️
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
sadarlah gyan. takutnya kamu stress nanti
Rafly Rafly
saya kira Gyan lelaki jantan..eh . ternyata hanya seorang pecundang /Facepalm/
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
waaa.. CIA mengajak bima ke cafe Gista ya?
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
CIA kemana ya? senja juga belum datang?
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
gyan. sadarlah. kamu buat cia takut
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
CIA mulai mencari circle baru. Gyan, tak ada yang mendukung rasamu.
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
kamu tau sejak awal gyan. kamu & gua is impossible..
Naufal Affiq
gyan kamu sama cia itu gak bisa menikah,karena ayh dirga dan papi Richard saudara sepupu lak -laki,kecuali ayh dirga sama mami renata yang beradik kakak baru bisa,itu disebut pariban gyan
Author Amatir🍒: Kasih tau si Gyan itu kak.. 😅 jangan ngeyel…
total 1 replies
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
maka kamu harus mencoba berpaling & harus bisa Gyan
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
senja tau gyan cinta CIA. apakah niat CIA menjodohkan mereka akan berhasil?
Amidah Anhar
Aku dukung CIA buat pergi dari Gyian 🤭🤭🤔🤔
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
fix, CIA tak punya cinta untuk gyan.
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
andai kalian tau kekhawatiran istri2 kalian yang sebenarnya itu.
Netta
hati² Cia jgn smpe khilangan Gyan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!