NovelToon NovelToon
When Mafia Fall In Love

When Mafia Fall In Love

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia
Popularitas:679.9k
Nilai: 4.9
Nama Author: Puput

Setelah gagal berjodoh dengan Ustaz Ilham, tanpa sengaja Zahra bertemu dengan pria yang bernama Rendra. Dia menolong Rendra saat dikejar seseorang, bahkan memberi tumpangan pada Rendra yang mengaku tak mempunyai tempat tinggal.

Rendra yang melihat ketulusan hati Zahra, merasa jatuh cinta. Meski dia selalu merasa kotor dan hina saat berada di dekat Zahra yang merupakan putri pertama pemilik dari pondok pesantren Al-Jannah. Karena sebenarnya Rendra adalah seorang mafia.

Apakah Zahra akan ikut terseret masuk ke dalam dunia Rendra yang gelap, atau justru Zahra lah penerang kehidupan Rendra?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 22

"Zahra, kamu dimana?" gumam Rendra. Dia sudah mencari Zahra di rumah Bu Titik tapi dia tidak ada di sana. Lalu dia kembali ke perkebunan, tapi Zahra mana mungkin pulang ke perkebunannya.

Rendra sudah menyuruh anak buahnya untuk mencari keberadaan Zahra di sekitar rumah sakit dan juga di sekitar rumah Bu Titik tapi sampai sekarang masih belum ada titik terang.

Dia kini menyandarkan kepalanya di pengemudi berusaha menerka dimana Zahra sekarang. "Apa Zahra pulang ke rumahnya? Ya mungkin saja."

Rendra menghidupkan mobilnya kembali lalu segera melajukan mobilnya menuju rumah Zahra. Dia tidak peduli jika harus berhadapan dengan Abah Husein lagi.

Setelah satu jam perjalanan, Rendra akhirnya sampai di depan rumah Zahra. Dia turun dari mobil dan memasuki halaman rumah Zahra. Belum juga sampai di depan pintu, dia langsung disambut tatapan tajam oleh kedua orang tua Zahra yang sedang berdiri di teras rumahnya.

"Apa Zahra sudah pulang?" tanya Rendra. Dia tekan nada bicaranya meski mendapat tatapan tidak mengenakan dari mereka.

"Pulang? Justru kami yang seharusnya bertanya, Zahra kamu sembunyikan dimana?" tanya Abah Husein dengan keras.

"Zahra tidak bersamaku sejak kejadian hari itu." Rendra berusaha untuk tidak emosi. Bahkan dia sama sekali tidak meninggikan suaranya.

"Bagaimana bisa? Abi, suruh orang buat cari Zahra atau lapor ke polisi. Akhir-akhir ini perasaan umi gak enak." suruh Umi Laila pada suaminya.

"Iya umi, nanti abi akan langsung lapor polisi." Abah Husein kembali menatap Rendra, "Kalau seandainya kamu terbukti menyembunyikan Zahra, kamu harus tanggung akibatnya!"

Rendra hanya menghela napas panjang. Percuma juga dia bicara panjang lebar dengan Abah Husein. Sebenarnya Zahra kabur juga karena kesalahan mereka. Daripada membuang waktu lebih baik sekarang dia mencari Zahra. Baru juga memutar langkahnya, dia kembali bertemu dengan Ustaz Ilham dan keluarganya.

Rendra hanya menggeser dirinya dan memberikan jalan untuk mereka semua.

"Ustaz Ilham, mari silakan masuk." terdengar suara ramah Abah Husein.

Sebenarnya Rendra tidak peduli dengan mereka semua tapi dia sangat penasaran, ada apa mereka berkumpul kembali di rumah Zahra. Diam-diam dia berjalan ke taman sebelah dan mendekatkan dirinya di tembok. Dia berniat untuk menguping. Apakah mereka semua masih membahas tentang Zahra?

"Ustaz Ilham, Syifa sudah menjawabnya dan menerima pinangan Ustaz Ilham. Kita bisa langsung adakan pernikahan."

"Saya ingin menikahi Syifa dua minggu lagi. Saya rasa itu waktu yang pas untuk mempersiapkan semuanya."

"Baik Ustaz Ilham. Itu memang waktu yang pas."

"Semoga saja Zahra juga sudah pulang."

"Umi sudah jangan bicarakan tentang Zahra dulu untuk saat ini."

Rendra mengepalkan tangannya. Hatinya saja merasa sangat sakit mendengar mereka semua, apalagi Zahra.

Kalau saja dia tidak menghargai mereka sebagai keluarga Zahra, Rendra pasti sudah menghajar mereka semua.

Aku harus segera menemukan Zahra. Jangan sampai Zahra pulang dan terus disakiti oleh keluarganya sendiri.

Kemudian Rendra melangkahkan kakinya pergi. Dia kembali masuk ke dalam mobilnya.

Beberapa saat kemudian ada panggilan masuk dari kepolisian ke ponselnya.

"Iya, hallo Pak... Besok... Iya, saya akan mempersiapkan semuanya."

Rendra kembali mematikan ponselnya. Dia kini menghela napas panjang. Untuk sementara dia harus menghentikan pencariannya terhadap Zahra ada satu misi yang harus dia selesaikan terlebih dahulu.

...***...

Hendra kini menatap Zahra yang sedang terbaring lemah di atas tempat tidurnya. Dia merasa beruntung menemukan Zahra. Zahra sekarang berada di tempat yang tepat. Semoga saja Dokter Hendra bisa membantu Zahra sembuh dari penyakitnya.

Beberapa saat kemudian, Zahra membuka matanya. Lagi-lagi ada jarum infus yang tertancap di pergelangan tangannya. Kepalanya masih terasa sangat pusing.

"Zahra, akhirnya kamu sadar. Mulai sekarang kamu harus banyak istirahat." kata Hendra sambil memeriksa kembali kondisi Zahra.

"Dokter, sebenarnya saya sakit apa?"

Hendra terdiam. Dia mendekatkan kursi dan duduk di dekat ranjang Zahra.

"Dokter, jujur sama saya?" pinta Zahra. Dia merasa tubuhnya kian melemah. Pasti ada sesuatu yang tidak beres di tubuhnya.

Hendra menghela napas panjang. Dia mengambil kertas yang dia lipat di sakunya lalu dia berikan pada Zahra.

Zahra membuka kertas itu. Seketika matanya berkaca membaca hasil dari tes darahnya.

"Kamu menderita leukemia dan sudah stadium tiga. Dari hasil tes darah, sel darah putih kamu lebih banyak dari sel darah merah. Hb kamu sudah sangat rendah. Jika semakin turun, harus segera dilakukan transfusi darah."

Air mata itu kini lolos di pipinya. Baru saja tadi pagi dia membayangkan jika seandainya dia berada di posisi Vivi pasti dia tidak sanggup dan sekarang dia mengalaminya sendiri.

Ya Allah, mengapa Engkau berikan cobaan seberat ini?

"Jangan sedih. Kamu berada di tempat yang tepat. Aku bisa membantu kamu melawan penyakit ini. Kamu jangan pernah menyerah karena jika kamu menyerah, penyakit itu akan semakin parah menguasai diri kamu. Sebisa mungkin kamu harus bisa bahagia dan tersenyum, karena hanya itu obat yang bisa menekan stadium kanker."

Zahra menyusut air matanya. Tiba-tiba saja dia sangat merindukan kedua orang tuanya. Apa orang tuanya masih peduli dengannya?

Ketika mengingat kedua orang tuanya, Zahra semakin merasa sedih. Air mata itu kembali terurai di pipinya.

"Oke, kamu boleh menangis untuk saat ini. Tapi setelah ini kamu harus bisa berjuang. Kamu lihat kan anak-anak itu, mereka masih bisa tersenyum saat melawan penyakitnya."

Zahra menghirup udara panjang lalu menghembuskannya, berharap sesak di dadanya bisa berkurang.

"Sebenarnya, apa yang membuat kamu sangat sedih?" tanya Hendra. Karena dia bisa melihat kesedihan Zahra saat ini bukan hanya karena penyakitnya saja.

Zahra terdiam sambil menundukkan pandangannya.

"Cerita sama aku tidak apa-apa, mungkin aku bisa bantu kamu."

"Sebenarnya, saya diusir sama orang tua saya." Zahra akhirnya mulai menceritakan masalahnya. "Saya diusir karena sebuah kesalah pahaman. Mereka tidak mau mendengar penjelasan saya. Padahal selama ini saya sudah sangat berusaha untuk membahagiakan mereka dan selalu patuh perintah umi dan abi. Tapi mereka..." Zahra kembali menangis sesenggukan. Dia kini menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Hendra mengangkat satu tangannya, dia ingin mengusap punggung Zahra yang bergetar karena tangis, tapi urung. Dia tidak boleh menyentuhnya jika bukan dalam keadaan darurat.

"Setelah ini, kamu jangan menangis lagi. Allah yang telah menakdirkan ini semua. Allah juga yang sudah memberi jalan padaku saat menemukan kamu. Kamu bisa berada di tempat ini selama masa penyembuhan."

Zahra mengambil tisu dan mengusap wajahnya yang basah karena air mata. "Apa saya bisa sembuh?"

"Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Selama kamu yakin bisa sembuh, maka kamu pasti akan sembuh."

Mendengar semua perkataan Dokter Hendra, perasaannya sedikit tenang.

Mulai sekarang aku harus bisa berjuang...

💞💞💞

.

Like dan komen ya...

1
nuraeinieni
ceritanya bagus dan luar biasa
Anjelie Sharma
di tunggu cerita azam nya
jgn lama2
critanya bnyk bngt cobaan nya
Anjelie Sharma
seorang ustad tp ngerti ga di pake
Nifatul Masruro Hikari Masaru
muncul lagi musuhnya
Surati
bagus
kristi hartati
Luar biasa
kristi hartati
Lumayan
afifah aefa
Luar biasa
Ina Karlina
wah sepertinya tanda tanda Hamidin Alhamdulillah 🥰🥰🌹🌹🌹
Ina Karlina
semoga aja ga ada ulat bulu yang menggangu mereka
Ina Karlina
beruntung nya Zahra mendapatkan laki laki sebaik Rendra.. semoga bahagia
Hani hana
Lumayan
Hani hana
Kecewa
Ina Karlina
ha ha ha ayooo siapa cepet dia dapet... semangat ya kalian 🤣🤣🤣🤣
Ina Karlina
idih seorang kiyai tapi pikiran nya sangat picik ..tidak bisa menilai ..dan berpikir bijak😡😡😡
nada Tsani
Luar biasa
RossyNara
ustad cuma gelar tetap dia cuma manusia biasa yang bisa egois, tapi sangat di sayangkan abi husen seperti lilin bisa menerangi org lain tapi tak bsa menerang diri sendiri.
RossyNara
Zahra trauma sama perjodohan abi, ilmu. yang terbaik menurut orang tua belum tentu terbaik bagi si anak.
Aize Ze🗝️🥀°_°
kak buat cerita anaknya Zahra Ama Rendra donk Thor penasaran sama kelanjutan nya
MPit Mpit MPit
Iyah ih inih pak ustad bikin kesel meresahkan...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!