Tubuhnya yang mungil serta wajahnya yang imut bak gadis remaja membuat setiap orang selalu salah faham, karena mereka mengira Faiha hanyalah gadis yang masih bau kencur dan polos.
Ya, gadis itu bernama Faiha Arsyana yang telah berumur 21 tahun dan memiliki tinggi badan 147 cm.
Karena itulah ia terjebak dalam situasi yang tidak di inginkannya.Dan terlibat dalam hubungan yang aneh dan mendebarkan dengan seorang pria dewasa, tampan dan mapan yang bernama Abiseka Jayendra 36 tahun. Hingga Faiha di persunting oleh laki-laki dingin itu.Kejadian unik,aneh dan menggelitik selalu mewarnai kisah percintaan mereka.
Bagaimanakah kehidupan pernikahan mereka yang dilandasi oleh kebohongan dan kepura-puraan. Akankah sandiwara yang keduanya lakoni akan berubah menjadi realita yang nyata.
Yuk, kita kepo'in pasangan terunik Faiha dan Abiseka si kanebo garing yang super gengsi dan si gadis OG yang menggemaskan.Selalu jutek hanya pada Abiseka seorang. Kisah mereka bagaikan Tom and Jerry
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elis_konkon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22.SAH
Malam itu juga Abiseka dan Andre berbaikan kembali.Ya, saling berselisiih paham sudah biasa terjadi di antara mereka sejak zaman sekolah bahkan sampai mereka tumbuh menjadi pria dewasa yang anehnya juga bernasib sama yaitu betah melajang.Tak laku-laku kalau kata orang-orang.
Padahal mereka bertiga termasuk pria idaman kaum hawa. Wajah tampan rupawan, di samping itu mereka juga mapan di segala bidang.Siapa coba yang tidak akan tertarik dengan mereka bertiga. Dan kini, kehadiran seorang gadis telah mencuri perhatian mereka.
"Sudahlah,guys.Apa sih untungnya kita bersitegang hanya karena seorang gadis.Lo juga Ndre, gadis itu kan sebentar lagi bakal jadi miliknya Abi.Carilah yang lain, masih banyak cewek di luaran sana.Oke bro."
"Hemm–" Andre hanya menjawab dengan deheman saja. Terlihat sekali kalau laki-laki bule itu masih menyimpan rasa kesal.
"Oke, gue balik duluan ya. Nanti nyokap bakal nyanyi kalau gue pulang kemalaman.Ingat–besok datang ya ke acara pernikahan gue, undangan menyusul!" Setelah itu Abiseka pun melangkah pergi.
Kini tinggal Ferdy dan Andre yang masih duduk manis sambil menikmati secangkir kopi.
"Kenapa lo Ndre, dari tadi diam saja?"
"Ngak apa-apa–" Kembali hening.
"Balik yuk,Fer. Ngantuk!"
"Ayoklah–" Ferdy
Sampai di tempat parkir mereka menuju ke mobil masing-masing.
"Ndre, besok ke acara nikahannya Abi barengan ya. Lo jemput gue,oke!"
"Dasar lo, ngak mau rugi. Ya udah, gampang besok."
Kedua mobil mewah itu perlahan melaju keluar dari area cafe.
Tepat pukul 22.00 WIB. Mobil yang di kendarai Abiseka memasuki pintu gerbang kediaman Jayendra. Security yang bertugas malam pun bergegas membukakannya jangan sampai sang Tuan muda mengomel.
"Selamat malam Den."
"Hmm–malam."
cetekk
"Baru pulang?kemana saja kamu, sampai jam segini baru sampai rumah.Ingat, Bi sebentar lagi kamu akan menikah. Kurangi keluyuran malamnya."
Abiseka terjingkat kaget tiba-tiba lampu di ruang tamu menyala dan muncul sang mama sambil berkacak pinggang dengan raut wajah kecewanya.
"Iya iya, Ma. Abi juga ingat dan masih bisa mengontrol diri. Tadi cuma ke cafe ketemuan sama Andre dan Ferdy.Ngak kemana-mana lagi kok, Ma."
"Ferdy? tu anak tengil sudah pulang toh."
"Mama ini, kami ini sudah dewasa dan bukan anak-anak ingusan lagi. Mama sembarangan saja bilang anak orang tengil. Tapi, memang masih sih.Tu anak ngak berubah." Abi terkekeh sendiri.
Mama Malika mengangguk dan tersenyum senang mengingat sosok Ferdy si anak tengil dan pecicilan jauh berbeda dengan Abiseka yang dingin dan kaku dalam bergaul.
"Bagaimana kabarnya dia sekarang?" Tanya Mama Malika
"Besok tanya saja sama orangnya sendiri. Abi mau ke kamar ya Ma, ngantuk."
"Iya, kamu harus banyak istirahat untuk persiapan pernikahan nanti."
Tak menanggapi wejangan sang mama, Abiseka melangkah menaiki anak tangga ke lantai atas menuju ke kamarnya. Mama Malika menggelengkan kepalanya kelakuan putranya tak pernah berubah. Cuek dan ngeyel.
Jayendra Group
"Heru–apa kamu sudah urus izin cuti cewek itu?"
Berbicara pada sang asisten dengan pandangan masih fokus pada berkas-berkas yang baru saja di serahkan oleh Heru.
"Cewek? Maksud boss nona Faiha?"
"Kalau sudah tahu kenapa kamu selalu saja bertanya." Menatap tajam ke arah sang asisten yang tersenyum kaku.
"Semua sudah beres boss dan bu Mira tidak akan membocorkan rahasia tentang nona Faiha pada karyawan lainnya."
Mendengar penuturan sang asisten, Abiska menautkan kedua alisnya."Rahasia apa?kamu tidak memberitahu jika Faiha yang akan menikah denganku,kan."
Heru menunduk takut ketika melihat raut wajah tak bersahabat sang boss. Ia baru menyadari telah melakukan kesalahan fatal yaitu membocorkan rahasia mereka secara tidak disengaja.
"M–maaf boss, saya tadi tidak sengaja mengatakannya. Saya kira itu tidak akan menjadi masalah. Bu Mira adalah supervisor para OB,OG dan CS. Sedangkan nona Faiha masih tercatat sebagai karyawan OG di Perusahaan ini."
"Lancang kamu. Harusnya kamu mengkonfirmasikan lebih dulu kepadaku. Awas saja kalau sampai tersebar kemana-mana."
"Siap boss, sekali lagi maafkan atas kecerobohan saya."
"Ya, sudah.Jangan sampai terulang lagi. Mulai besok aku sudah cuti dan semua urusan kantor kamu yang menghandle. Jika, ada masalah baru hubungi aku!"
"Siap boss, saya akan laksanakan sebaik-baiknya.Selamat berbahagia boss."
"Ups–keceplosan lagi, mati aku." Memukul-mukul mulutnya.
"Barusan kamu bilang apa?"
"Oh, bukan apa-apa boss. Kalau begitu saya permisi melanjutkan pekerjaan saya."
"Ya–"
Hari H pernikahan Abiseka dan Faiha.
Di sebuah kamar hotel yang telah di booking oleh keluarga Jayendra. Faiha tengah di rias oleh MUA yang telah di sewa oleh Nyonya Malika. Faiha tampil cantik dengan kebaya pengantinnya. Bulek Lastri sampai tak mengenalinya saking cantilnya.
"Masyallah Nduk, kamu ayu tenan manglingi." Bulek Lastri tersenyum sumringah terpana akan perubahan drastis sang keponakan.
"Beneran Bulek, Fai cantik?" Mematut-matutkan dirinya di depan cermin.
Hani yang sudah sejak tadi telah selesai berdandan melihat wujud Faiha yang telah berubah bak putri keraton sontak kaget dan terpana akan kecantikkan sang kakak.
"Wow–mbak Fai cantik banget.Mas Abi pasti bakal klepek-klepek lihat istrinya secantik mbak."
"Huss, sembarangan ngomong. Baru calon belum jadi istri.Klepek-klepek dari mana juga, dalam mimpi iya." Faiha menyanggah ucapan Hani.
"Sama saja kali,mbak.Hari ini sudah di pastikan kalau mbak akan sah menjadi istri mas Abiseka,kan." Jawab Hani sambil mengerucutkan bibirnya.
tok"
"Permisi–apa calon pengantin sudah siap? Rombongan keluarga Jayendra sudah tiba di ballroom."
Seorang staff WO menginformasikan bahwa sang calon pengantin pria beserta keluarga telah siap.
"Baik, Mbak. Ini calon pengantinnya juga sudah siap." Bulek Lastri yang menjawab dan di benarkan oleh para MUA yang tengah merapikan peralatan make up nya.
"Baik, kalau begitu mati ikuti saya."
Kita beralih ke ruangan ballroom hotel tempat akan di langsungkannya proseai ijab qobul yang telah di sulap begitu indahnya. Hamparan bunga nan indah di sekeliling tempat sang pengantin akan saling berikrar nanti. Pak Penghulu juga sudah standby di posisinya.
Begitupun dengan Abiseka sang calon mempelai pria duduk berhadapan langsung dengan Pak Penghulu dan Anwar yang akan menjadi wali nikah untuk Faiha sang kakak.
"Apa calon mempelai wanita sudah siap?" Pak penghulu bertanya pada Tuan Aryan selaku tuan rumah.
"Sudah,Pak.Sebentar lagi akan tiba."
Pak penghulu mengangguk mengerti. "Baik, kita tunggu."
Beberapa menit kemudian muncullah Faiha sang pengantin yang berjalan dengan anggunnya di apit oleh bulek Lastri dan Hani di sebelah kanan dan kirinya. Semua yang hadir begitu terpesona akan kecantikkan Faiha. Tak terkecuali Abiseka yang juga tengah menatap Faiha sampai tak berdip. Sampai Tuan Aryan menyenggol tangannya baru ia tersadar dari keterpanaannya.
"Bi‐Abi, itu Pak Penghulu bertanya apakah kamu sudah siap. Sudah, kamu bisa memandangnya sepuas hatimu kalau sudah sah nanti.ayo, sekarang fokuslah.Jangan sampai salah!"
"Iya, Pa.Tenang saja." Melirik Faiha yang sudah duduk tepat di sebelahnya.
"Bagaimana nak Abiseka. Apa sudah siap?"
"S‐siap, Pak. Mari segera di mulai." Wajahnya sudah memerah dan keringat mulai bermuculan di dahinya karena saking gugupnya. Hal itu mengundang perhatian dua orang sahabatnya yang juga hadir.
"Wah–si Abi beruntung banget ya. Ck, calon istrinya cantik banget walaupun pendek tapi, bodynya wow–lah. Nanti malam pasti bakal langsung di hajar habis-habisan tu istrinya." Ferdy menggeleng-gelengkan kepalanya dan berdecak kagum. Ia merasa iri dengan keberuntungan Abiseka.
"Iya, itu kamu. Kalau si Abi sih ngak bakalan mau dia nyentuh Faiha walaupun sudah sah jadi istrinya."
"Eh, apa–apa? Lo bilang Abi ngak bakal mau nyentuh istrinya, maksudnya?" Ferdy bingung tak mengerti akan maksud dari ucapan Andre.
Ande yang menyadari akan ke shilafannya buru-buru membenarkan omongannya. "Oh, gue cuma bercanda lagi Fer. Dah lah ngak usah di bahas.Tuh lihat si Abi mukanya kelihatan cupu ya?" Andre terkekeh pelan melihat wajah tegang Abiseka.
"Bagaimana para hadirin, apakah sudah Sah?"
SAH
SAH
"Alhamdulillah hirobil'allamin."
Setelahnya Faiha meraih tangan Abiseka yang telah sah menjadi suaminya. Ia mencium punggung tangan sang suami dengan takzim. Sedangkan tangan Abiseka sedikit gemetar ketika untuk pertama kalinya di cium oleh sang istri.
"Anda tidak apa-apa,kan Tu–Mas?"
"Ngak pa-pa, biasa saja tuh." Melengos mengalihkan pandangannya ke arah lain. Tak kuat menatap wajah cantik Faiha.
Bersambung
Hai-hai, saya kembali lagi dengan cerita terbaru semoga kalian suka ya. Jangan lupa like dan komennya . Terima kasih.