Gadis 147 cm
"Hei–kamu, sedang apa disini? Ayo ikut!"
"Eh eh apa-apan nih? Main tarik-tarik saja, bapak siapa ya dan mau apa jangan ganggu saya."
Faiha menatap kesal dan tak suka pada seorang laki-laki paruh baya yang tiba-tiba mencekal lengannya dan hendak memaksa untuk ikut bersamanya.Gadis itu pun menghempaskan tangan yang tengah menggenggamnya begitu kuat dan kasar. Ia sungguh tak mengenal siapa orang tersebut.
"Kamu ini bukannya belajar di kelas malah keluyuran di mall dan asik nongkrong di foodcourt lagi.Ayo, di mana temanmu yang lain?"
"Hah–!?"
"Hah heh hoh, sudah bolos sekolah ngeyel lagi.Ayo katakan kamu dari SMU mana?" Pria itu malah memarahi gadis itu dan kali ini sepertinya semakin kesal dengan tingkah laku Faiha yang menurutnya sedang mendrama karena telah ketahuan membolos sekolah.
"Tu-tunggu dulu pak, anda salah faham. Saya di sini itu sedang bekerja bukan membolos sekolah dan juga saya bukan anak SMU seperti yang bapak bilang bahkan umur saya sudah 21 tahun. Kalau bapak tidak percaya, ini lihatlah KTP saya." Faiha mengeluarkan selembar kartu identitasnya dan sontak saja membuat pria paruh baya tersebut terlonjak kaget dan merasa malu secara bersamaan karena telah salah mengira.
Faiha mencebikkan bibir imutnya dan kembali memasukkan KTP nya kedalam dompet lusuhnya. Kemudian ia menatap kembali pada pria itu menunggu apa yang akan di ucapkan olehnya.
"I-itu asli kan? Bukan KTP hasil nembak, saya harap kamu jangan mencoba menipu saya ya."
"Aduh, pak. Kenapa anda keras kepala sekali sih, sudah jelas kan kalau yang terpampang nyata itu adalah gambar saya. Ck–menyebalkan."
Disaat suasana sudah tenang dan agak mereda tiba-tiba sang manager menghampiri mereka karena sejak tadi melihat interaksi keduanya yang begitu serius dan seperti tengah bertikai.
"Maaf, ini ada apa ya?bapak siapa dan apa ada masalah dengan karyawan saya?" Sang manager bertanya dengan ramah dan sekilas menatap kearah Faiha penuh tanya.
Perasaan Faiha tiba-tiba merasa tidak enak, entah itu apa. Jangan-jangan apa yang ia takutkan akan terjadi lagi dan Faiha pun hanya bisa pasrah dan menerimanya.
"Oh, tidak pak. Maaf sepertinya saya hanya salah faham. Saya mengira kalau karyawan bapak ini adalah seorang pelajar dan suka membolos sekolah dan ternyata bukan."
"Iya pak, benar. Saya tidak mengenal bapak ini dan saya juga tidak melakukan kesalahan apa pun." Faiha menjelaskan sebagai pembelaan diri.
Setelah saling meluruskan kesalah fahaman dan saling meminta maaf. Waktu shift kerja Faiha pun telah usai dan saat ini ia telah bersiap untuk pulang. Namun, tiba-tiba langkahnya terhenti karena suara panggilan sang manager.
"Faiha, tolong ikut ke ruangan saya sebentar!"
"Baik,pak." Dengan berbagai pertanyaan yang berputar di pikirannya,Faiha mengikuti langkah menuju ke ruangan sang manager.
"Silahkan duduk!" Sang manager mempersilahkan Faiha untuk duduk di kursi tepat di hadapannya.
Sejenak suasana hening.Faiha menunduk dan menunggu apa yang akan di ucapkan oleh laki-laki itu.
"Ekhem–begini Faiha, sebelumnya saya mohon maaf atas apa yang akan saya sampaikan.Sebenarnya kamu adalah salah satu karyawan yang sangat baik, rajin dan juga cekatan dalam melaksanakan pekerjaan."
"Te-terima kasih pak." Faiha tampak gugup
"Dengan berat hati saya ingin menyampaikan kalau kamu tidak bisa bekerja lagi di sini.Sudah terlalu sering kejadian seperti ini kerap terjadi dan itu sangat menganggu para konsumen kita.Saya harap kamu bisa memakluminya dan menerima keputusan ini dengan legowo.Bagaimana Faiha?"
Sebenarnya manager tersebut juga merasa tidak enak untuk memberhentikan Faiha namun, sepertinya itu adalah jalan yang terbaik.
"Deg..."
"Sa-saya di pecat pak.Tapi, semua itu bukanlah kesalahan saya kan pak.Mereka semua yang selalu salah faham terhadap diri saya." Mata Faiha mulai mengembun namun, sebisa mungkin iya menahannya dan mengatkan hatinya. Mencoba menerima keputusan sang manager tersebut.
Melihat wajah Faiha yang tampak berkaca-kaca, laki-laki itu pun sebenarnya tak tega. Apa lagi memang sebenarnya Faiha tidak pernah melakukan kesalahan dalam bekerja. akan tetapi setelah beberapa kejadian yang cukup mempengaruhi kemajuan restauran membuat ia harus melakukannya.
"Kalau begitu baiklah pak, saya akan menerima segala keputusan yang telah bapak buat.Dan jika selama saya bekerja telah melakukan kesalahan saya mohon maaf. Kalau begitu saya mohon pamit dan terima kasih,pak."
Faiha menganggukkan kepalanya dan mohon pamit.
Baru saja Faiha berbalik, sang manager memanggilnya lembali.
"Faiha, tunggu! Ini gajimu bulan ini dan juga uang pesangon untukmu. Terima kasih atas pengabdianmu selama bekerja di sini."
Tangan Faiha terulur menerima dua buah amplop tak lupa ia mengucapkan terima kasih lalu beranjak dari ruangan itu.
"Huh–akhirnya terjadi lagi untuk yang kesekian kali.Sabar-sabat Faiha, ini memang sudah nasibmu.Kenapa sih orang-orang selalu melihat hanya dari bentuk fisikku. Memang salah memiliki wajah baby face, bukankah hal itu malah menjadi suatu anugrah karena selaku terlihat awet muda,kan."
"ck, nasib-nasib–"
"Brukk–auwww!"
Bersambung
Hai-hai, saya kembali lagi dengan cerita terbaru semoga kalian suka ya. Jangan lupa like dan komennya . Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Krisna Dayu
pasti pas penutup an bab nubruk apa nabrak sesuatu ntah apa...banyak banget novol2 macam itu yg aku baca...di bedain dong thor jangan nubruk atau nabrak gitu ....
2024-07-20
0
Bilahayoe
Yang sabar ya Faiha..
2023-09-23
0
Pipin Wahyuni
semangat Fahira ayooo kamu bisa mendapatkan yg lebih baik lagi
2023-05-19
1