Kedatangan sekretaris baru yang bernama Erina membuat Darren, pemimpin di sebuah perusahaan Adipati Gemilang jatuh hati dan tergoda pada sekretaris nya sendiri karena kemolekan tubuhnya.
Apa yang akan terjadi di antara keduanya?
Follow IG @wind.rahma
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wind Rahma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Imajinasi
Mandi menggunakan air dingin berniat agar ia bisa menghilangkan Erina dari pikiran nya sejenak. Namun justru malah membuat wajah wanita itu semakin terbayang begitu air dingin shower mengguyur ke rambut dan badannya.
Ingatan adegan siang itu semakin jelas terbayang. Dan terus berputar di otaknya. Padahal ia mandi air dingin tapi badannya kini terasa panas karena mengingat adegan kalau itu dengan Erina.
Erina yang tanpa ragu sudah menyentuh bagian pusakanya. Wanita itu tidak lagi canggung untuk membalas setiap serangannya. Apalagi suara dessahhan Erina yang membuat ia semakin semangat untuk melanjutkan permainan.
Begitu milik Erina sudah basah akibat ulahnya, ia bersiap untuk memasukkan benda besar panjang yang siap menerobos jalan sempit tersebut. Namun urung begitu Yopi datang mengacaukan permainannya.
Darren merasa darahnya semakin bergejolak sekarang. Ia sudah tidak tahan lagi ingin menyalurkan hasrat yang terselubung.
Kedua mata yang semula terpejam di bawah air shower itu kini terbuka. Dan manik matanya tertuju pada sabun cair yang membuat sudut bibirnya kini terangkat membentuk sebuah senyum mengerikan.
Ia menekan tuas yang terdapat di botol sabun cair tersebut, mengeluarkan dua tetes sabun cair putih kental yang membuat imajinasinya semakin kemana-mana.
Setelah itu ia lekas menggosokan sabun cair tersebut ke bagian benda pusakanya yang sudah mengeras dan bangun sejak ia membayangkan kejadian siang itu dengan Erina.
Sambil membayangkan wajah Erina, ia memainkan benda miliknya tersebut dengan kedua mata terpejam. Ia menggigit bibirnya sendiri untuk meraih puncak kenikmatan dari permainan nya.
Awalnya ia melakukan nya secara perlahan, semakin lama semakin menggila dengan kecepatan ekstra. Ia sengaja terus menyalakan shower guna menetralisir suara dessahhan nya sendiri.
Otot-otot tubuhnya kini mengencang. Ia berusaha untuk meraih titik puncak. Dan lima menit berikutnya, helaan napas lega terdengar sebagai tanda jika ia sudah berhasil mencapai puncak dari permainan nya sendiri. Benda pusakanya menyemburkan cairan putih kental. Ia memainkan benda miliknya layaknya mainan pistol air. Menekannya sedikit hingga keluar air dari lubang pistolnya. Seperti itulah kira-kira benda milik Darren.
Sesuatu yang di lakukan oleh setiap pria guna menyalurkan hasrat nya, namun akan di sesali begitu sudah di selesaikan. Sebuah penyesalan yang akan di ulangi lagi nanti.
***
Kelopak mata Erina mulai bergerak. Matanya memicing begitu melihat cahaya lampu menusuk kornea matanya. Tangannya merraba benda pipih yang ia taruh di dekatnya dan melihat jam di layar hp.
Seketika ia terkejut begitu melihat waktu sudah menunjukan jam sembilan malam. Ia sontak bangun dan duduk dengan iris mata yang melebar terbuka sempurna.
"Ya Tuhan ... Sudah jam sembilan .." ucapnya tidak sadar jika ia ketiduran selama itu hingga melupakan makan dan mandi.
Di layar hp nya juga terdapat panggilan tak terjawab dan notifikasi pesan masuk yang di kirim seseorang. Erina masuk ke room chat dan membaca pesan tersebut.
Tuan Darren:
Erina, besok pagi aku jemput, ya.
Iris mata wanita itu semakin melebar begitu membaca pesan tersebut.
"Tuan Darren mau jemput besok?"
Seketika jantungnya kembali berpacu di atas normal. Mendapati sikap pria itu yang berubah lebih manis dari sebelumnya.
"Apa tuan Darren menyukaiku?" pikirnya.
Tapi sedetik kemudian, pikiran itu segera ia tepis dengan kasar.
"Tidak, tidak. Dia tidak mungkin menyukaiku. Dia hanya berusaha agar aku mau melayaninya lagi seperti waktu itu."
Erina menggeleng keras seraya memegangi kedua sisi kepalanya. Bisa-bisanya ia berpikiran hal itu.
_Bersambung_