NovelToon NovelToon
Penelusuran Gaib Rania

Penelusuran Gaib Rania

Status: tamat
Genre:Horor / Matabatin / Dunia Lain / Kumpulan Cerita Horror / Roh Supernatural / Tamat
Popularitas:1.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: Novi putri ang

Season 2 Desa Rawa Belatung 👻
Ig: Author_noviputri 💕

Aku sedang berada di dalam sebuah mobil hitam, yang melintas di atas tanah berlumpur. Diluar sana terlihat hujan deras dengan kilatan guntur yang menyambar. Sesekali terdengar gemuruh yang menggelegar.
Malam ini terasa sangat mencekam. Dari kejauhan, bayangan sebuah rumah kuno terlihat di antara pepohonan besar, bersembunyi di balik kegelapan.

"Aah. Perasaan apa ini, kenapa perasaan tidak enak mengganggu pikiranku?" batinku berkata seakan ada sesuatu yang akan terjadi setelah ini.

Ya, benar saja. Kisah mistis ku belum berakhir. Meskipun aku telah meninggalkan Desa Nenekku, Desa Rawa Belatung. Aku selalu saja berurusan dengan hal-hal gaib. Penelusuran gaib yang terus membawaku bertemu dengan sosok makhluk tak kasat mata, yang terus mengikuti setiap perjalanan hidupku.

FYI: Cerita di Novel ini berdasarkan pandangan pribadi Author. TIDAK ADA MAKSUD MENYINGGUNG
SUKU, ADAT, ATAUPUN BUDAYA MANAPUN.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi putri ang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PART 22 MISTERI PENEMUAN MAYAT

Kedua mata kami saling memandang, sorot matanya teduh, dan sentuhan tangannya terasa hangat. Semakin dalam ku pandang matanya, tiba-tiba aku mendapat penglihatan dari kedua bola mata Malik. Nampak seorang perempuan berpakaian anggun khas Putri bangsawan, rambut tergerai panjang dengan bulu mata yang lentik sedang menunggu seseorang di tepi danau. Tak lama kemudian datanglah seorang lelaki berpakaian rapi dan nampak berwibawa, ia menunggangi seekor kuda putih. Keduanya saling memeluk dan mengungkapkan kerinduan, ketika sosok lelaki itu membalikkan tubuhnya. Nampak raut wajah tampan dengan alis tegas tersenyum manis. Wajahnya nampak tak asing bagiku, siapa lelaki itu? kenapa aku merasa mengenalnya. Disaat aku berusaha melihat semakin dalam, penglihatan itu buram seperti sinyal TV yang kehilangan koneksinya.

Aku kehilangan penglihatan itu, kini Malik sedang memandangku dengan mata berkaca-kaca. Aku menjauh beberapa langkah darinya, sebenarnya siapa kedua orang yang ku lihat tadi. Apa semua ada hubungannya dengan kesedihan Malik saat ini, tak bisa ku bertanya lebih pada sosok penjagaku. Nampaknya ia benar-benar tertekan saat ini.

"Apa ada yang ingin kau katakan padaku? bicaralah jika ada yang ingin kau bagi denganku." ucapku dengan mengaitkan kedua alis mata.

"Belum saatnya aku mengatakan segalanya padamu, tugasku saat ini hanyalah menjagamu dari sosok-sosok jahat yang berusaha mencelakaimu. Suatu saat nanti kau akan tahu segalanya, dan mungkin itu akan menjadi waktu terakhir ku sebagai penjaga mu." kata Malik dengan melesat pergi entah kemana.

Aku menggaruk kepala yang tak gatal, aku sama sekali tak paham dengan maksud ucapan Malik. Tapi belum sempat aku bertanya, ia selalu melesat pergi seakan menghindari ku. Entah siapa kedua sosok yang ku lihat tadi, apakah Malik sengaja memberi penglihatan itu padaku. Karena terlalu lelah akupun tertidur dan melewatkan shalat Isya.

Sayup-sayup terdengar suara ayam berkokok, kali ini aku terbangun tanpa mendengar alarm hape. Ku buka kedua mata dengan meregangkan otot di tubuh, nampak jam dinding menunjukkan pukul tujuh pagi. Sontak saja aku melompat dari tempat tidur, dan bergegas mandi. Aku melewatkan sarapan pagi, karena sudah hampir terlambat masuk kantor. Untung saja di depan kost ada tetangga sebelah yang biasa mangkal di post ojek, aku memintanya untuk mengantarku ke kantor. Meski di hari Minggu jalanan agak lengang, tapi ketika siang dan sore hari kepadatan kendaraan akan terlihat. Karena banyak orang yang akan menghabiskan waktunya untuk jalan-jalan bersama keluarga atau orang terdekatnya. Ku berikan beberapa lembar uang sebagai ongkos ojek pada Bapak itu. Kini aku harus kembali dengan rutinitas harianku, sudah ku bayangkan berkas yang menumpuk di meja, membuatku pusing hanya dengan membayangkan nya saja.

Aku berjalan memasuki lift dan menekan tombol lantai lima. Lift mulai bergerak naik, dan aku bergumam pada diriku sendiri. Kenapa aku harus memilih pekerjaan ini, padahal bekerja di bidang ini sangat menyita waktuku. Seandainya dulu aku memikirkan semuanya lebih matang lagi, tapi semua sudah terlanjur, pekerjaan ini sudah membawaku ke dalam sebuah masalah yang tak seharusnya, dan aku harus mempertanggung jawabkan semua. Seandainya aku bisa lebih cuek dan tak terlalu ikut campur, pasti aku tak akan terseret dalam masalah rumit itu.

Suara pintu lift berbunyi, menandakan ada seseorang yang akan masuk ke dalam lift. Benar saja, aku sempat tertegun melihat seorang perempuan bergaun merah dan menenteng bungkusan di tangan kanannya. Perempuan itu menekan tombol lift untuk menutup pintu. Aku memilih berdiri di sudut untuk bersandar pada tembok lift, nampak gerak-gerik perempuan itu mencurigakan. Perasaan baru kali ini aku melihat perempuan itu, ia menekan tombol angka sembilan. Selama lift bergerak kami sama-sama diam, membuat suasana di dalam lift terasa canggung. Beruntungnya lantai lima yang menjadi tujuanku akhirnya tiba. Perempuan itu menatapku dari sudut matanya, membuatku merasa aneh. Dan sesaat sebelum aku melangkah keluar dari pintu lift, samar-samar aku mendengar perempuan itu berkata, "Angkara murka sudah datang, bersiaplah".

Aku tertegun selama beberapa menit, sebelum akhirnya aku menoleh melihat perempuan itu. Nampak ia menyunggingkan senyumnya, tapi sorot matanya begitu tajam. Dan sesuatu menyembul dari dalam bungkusan yang di tentengnya, ada beberapa helai rambut yang menjuntai ke lantai. Aku merinding seketika, jangan-jangan bungkusan itu berisi kepala seseorang.

Tiing. Suara pintu lift berbunyi kemudian tertutup.

"Jangan-jangan perempuan tadi bukan manusia? duh masih pagi ada aja gangguan dari mereka." gumamku seraya melangkahkan kaki ke meja kerjaku.

Aku duduk di depan layar komputer, tapi fokusku masih tertuju pada ucapan perempuan tadi. Aku yakin mendengar ia mengucapkan kata Angkara murka, dan rambut di dalam bungkusan itu benar-benar membuatku tak fokus dengan pekerjaan. Kini ku paksakan otakku untuk menyelesaikan pekerjaan yang sudah menumpuk, ku lewatkan makan siang, dan hanya memakan sebungkus roti yang diberikan Mbak Rika. Kali ini aku mendapat tugas di Kantor, sedangkan Agus bertugas di lapangan.

Tanpa terasa sudah berjam-jam aku mengerjakan artikel, saat ku lihat jam yang melingkar di tangan, waktu menunjukan pukul delapan malam. Ku pandang ke arah jendela, nampak langit sudah gelap. Dan beberapa karyawan bersiap untuk pulang. Aku merapikam meja kerja dan mematikan layar komputer.

Tiiing. Pintu lift terbuka lebar, anehnya tak ada siapapun disana. Perlahan pintu lift itu tertutup kembali.

"Ah pasti ini ulah hantu-hantu yang iseng, lebih baik aku segera pulang. Sebelum kejadian yang tidak-tidak terjadi." batinku di dalam hati sambil memasukan semua barang-barangku ke dalam tas.

Kriiing. Suara telepon di meja mengejutkan ku, aku mengangkat telepon itu. Terdengar suara yang familiar di telinga ku.

"Rania." ucap seseorang di seberang telepon sana.

"Apa Gus?" tanyaku dengan mengaitkan kedua alia mata.

"Syukurlah masih ada lu di kantor, gue minta tolong dong lihatin buku jurnal gue yang ada di atas meja. Kayaknya gue lupa besok ada jadwal wawancara dengan Komandan Kepolisian, gue lupa jam berapa presscon nya. Urgent banget nih Ran, karena kita harus dapetin penjelasan Komandan itu tentang kasus mayat di gedung tua itu loh. Tolong ya."

Aku berjalan ke arah meja Agus, banyak buku yang bertumpuk di atasnya.

"Buku yang mana Gue? banyak banget buku di atas meja?"

"Itu loh Ran, yang warna abu-abu deket telepon. Tolong lihat Ran, jam berapa gue ada janji presscon nya?"

Tiing tiiing.

Suara lift lagi-lagi mengejutkanku, aku menoleh ke arah pintu lift yang terbuka. Aku terus menatap lift sampai pintu terbuka lebar, tapi tak ada siapapun yang keluar dari sana.

"Ran. Ran. Gimana jam berapa presscon nya?" teriak Agus di seberang telepon sana.

Aku terhenyak, aku lupa jika Agus sedang menungguku. Tiba-tiba hawa panas menyeruak ke seluruh penjuru ruangan, padahal semua AC disini masih menyala. Jangan-jangan Leak itu datang kembali, kini peluh membasahi keningku. Jantung ku berdetak kencang, terdengar suara berat yang menggema. Ku picingkan kedua mata ke segala arah dan.

Whuuus.

...Bersambung. ...

1
Afnan Fariz
kenapa ceritanya slalu gantung y kak
Herlina Lina
lanjut thor
Mama Jihan
semangat kak Author 💪
Mama Jihan
good cap 🤭🤣🤣
Mama Jihan
pinteran Wati walaupun ceplas coplos 🤭🙏
andreas arianto
makin dalam
Ibu Bogor
bilang aja rania soal cucunya yg mau di jadikan tumbal
andreas arianto
jalan masih panjang /Proud/
Aknesia Romantika
ini semua terjadi emang gara" lo silvia,mangkanya jdi org tuh nurut aja dasar bego gemes deh gue ama lo!!
Aknesia Romantika
Dasar bego banget sih silvia,mending biarin aja mampus di kereta setan itu gemes pengen gampar!!
Keinara Leticia
ini terusannya dimana ya
🥀princes_novel❤️🥀
pokoknya bagus banget cerita a dan keren banget♥️
Ibu Bogor
dah di ksh peringatan jg mlh ngeyel keras kepala
🥀princes_novel❤️🥀
wah dtg pula lgi dari masalah lalu Wening pasti cucu Mbah Wongso 😔😔😔kasian Rania mendapatkn teror balas dendam yg tak berujung
🥀princes_novel❤️🥀
waaaah ikut bahagia petter akhirnya bersama Rania lgi jdi ada bantuan dan tak sendri lgi mnghdpi gangguan gaib...jadi agak takut lw Rania masih dekat dg mbak ayu .. semoga mbak ayu ga terbawa dendam dan jdi jahat sprti Tante Ajeng kasian Rania terus2n dapat teror
🥀princes_novel❤️🥀
aduuuuh mbak ayu malah terpesona sama seno🤣🤣🤣hati2 mbak ayu nanti jatuh cinta sama Senopati bahaya punya mama mertua yg seumuran 🤭🤭🤭
🥀princes_novel❤️🥀
suka banget lw mbak ayu dan Rania bareng2 krna sma2 suka bercanda walaupun situasi lagi ga baik🤣🤣🤣smga mrka slalu bersama buat slsaikn Maslah para demit
🥀princes_novel❤️🥀
keren banget lw mbak ayu dan Rania brdua bergabung dg kekuatan masing2🤗🤗🤗
🥀princes_novel❤️🥀
ternyata saya salah menduga kirain ibu a pak bos yg udah meninggal 🤭🤭🤭
🥀princes_novel❤️🥀
hantu sosialita🤣🤣
tapi knpa saya malah nebak itu pasti ibu pak bos yg udah meninggal maka a nginep di hotel mewah VVIP pula🤭🤭🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!