NovelToon NovelToon
Ketika Yel Ku Dan NgeYel Mu Bersatu

Ketika Yel Ku Dan NgeYel Mu Bersatu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Lari Saat Hamil / Janda / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan Tentara
Popularitas:22.7k
Nilai: 5
Nama Author: Bojone_Batman

Remake.

Papa yang selama ini tidak suka dengan abdi negara karena trauma putrinya sungguh menolak keras adanya interaksi apapun karena sebagai seorang pria yang masih berstatus sebagai abdi negara tentu paham jalan pikiran abdi negara.

Perkara semakin meruncing sebab keluarga dari pihak pria tidak bisa menerima gadis yang tidak santun. Kedua belah pihak keluarga telah memiliki pilihannya masing-masing. Hingga badai menerpa dan mempertemukan mereka kembali dalam keadaan yang begitu menyakitkan.

Mampukah pihak keluarga saling menerima pilihan masing-masing.

KONFLIK tinggi. SKIP jika tidak sesuai dengan hati.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone_Batman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

35. Strategi yang salah?

Entah sudah berapa lama Papa Herca berpisah dari ketiga cucunya. Tapi harus dirinya akui bahwa berpisah dengan Rea adalah hal terberat yang pernah ia rasakan.

Otaknya berputar dan terus berpikir keras bagaimana caranya kembali ke rumah Bang Rinto dengan alasan 'menilik' wilayah kerja.

"Pak, sudah selesai." Kata seorang dokter yang membantu Papa Herca dalam kegiatan donor darah hari ini.

"Oohh.. iya, terima kasih." Papa Herca bangkit dan menutup sikunya yang baru saja terkena jarum donor.

Sesaat sebelum meninggalkan tempat, beliau mengingat akan sesuatu dan mengajak dokter ke sudut ruangan untuk membicarakan hal yang sedikit lebih pribadi. "Hmm.. saya mau tanya, dok."

"Siap..!! Ada yang bisa kami bantu?" Tanya dokter muda tersebut.

Papa Herca segera mengeluarkan sesuatu dari saku celananya. Benda kecil terbungkus tissue dan tersimpan rapi di dalam sana.

"Saya seperti pernah melihat benda ini, tapi saya lupa dimana. Kira-kira ini benda apa?" Papa Herca menyerahkan benda tersebut pada Dokter.

"Ooohh.. ini IUD. Alat kontr**epsi wanita. Darimana bapak mendapatkannya?"

"Dari rumah menantu saya. Saya melihatnya jatuh di kamar mandi." Jawab Papa Herca.

"Benda ini pasti terlepas, Pak. Apakah bapak mencurigai ada anggota keluarga yang memakainya?? Istri, menantu atau mungkin anak perempuan bapak??" Tanya dokter kemudian.

"Istri???"

Papa Herca berpikir keras. Menjelang masa menopause Dindra, ia meminta agar benda yang bersarang pada tubuh sang istri segera di ambil saja dan tidak ingin ada benda asing lagi menempel di tubuhnya. Perkiraan soal usia Dindra, membuatnya berpikir tidak akan mungkin Dindra akan hamil lagi.

"Saya rasa tidak, istri saya sudah tidak memakai pengaman apapun sejak beberapa tahun yang lalu." Jawab Papa Herca.

Namun beberapa detik kemudian senyum tipis tersungging menghias wajahnya.

"Oiya dok, saya mau tanya satu hal lagi.."

***

Para perwira membaca kabar bahwa wakil panglima akan menghadiri acara peresmian lambang dan gapura Batalyon yang baru. Tak terkecuali dengan ketiga perwira.

"Jadi bukan panglima ya yang datang? Tapi Papa??"

"Iya." Bang Rinto menjawab pertanyaan Bang Rakit dengan berbagai macam pikiran berseliweran dalam hati.

"Ya sudah, standby saja persiapan kunjungan." Kata Bang Satria.

"Nanti Papa tinggal sama saya saja." Ujar Bang Rakit sigap.

Bang Rinto yang lebih memahami mertuanya menggeleng dan meminta sahabatnya itu untuk diam. Ia kemudian segera menghubungi rekannya agar mempersiapkan segala sesuatunya di mess transit karena mertuanya jarang menyetujui menginap di rumahnya.

...

Dinar sangat bahagia karena Papa dan Mama bersedia berkunjung lagi ke wilayah tempat kerja suaminya.

Tak tau karunia apa yang terjadi, sejak pertengkaran terakhir antara suaminya dan Papa Herca. Beliau juga tidak banyak lagi menekannya seperti dulu. Jika ada pesan singkat, Papa Herca hanya meminta foto dan video si kembar tanpa menanyakan kabarnya.

Cckkllkk..

Terdengar pintu terbuka dan salam dari Bang Rinto, tentu saja suaminya itu mampir pulang untuk makan siang.

Seperti biasa Bang Rinto membersihkan diri lalu menuju kamar dan melihat si kembar.

"Tidur terus nih anak Papa. Bangun donk..!!" Goda Bang Rinto terus mencolek pipi kembar.

"Baru tidur lho, Bang. Jangan di ganggu. Abang makan siang saja, Dinar ambilkan..!!" Omel Dinar.

Mendengar induknya sudah marah, Bang Rinto mengangguk dan mengikuti Dinar ke ruang makan. Tercium aroma sedap yang menggugah selera.

"Masak apa, sayang?" Tanya Bang Rinto. Sejak pertengkaran itu, terus terang tidak banyak interaksi di antara mereka.

Sebagai suami tentu Bang Rinto lebih aktif membuka alur pembicaraan tapi Dinar masih dingin, kehilangan rasa percaya dan lebih banyak curiga.

Sebenarnya Bang Rinto ingin sekali memeluk hangat istrinya, namun lagi-lagi bayang perjuangan dan saat kelahiran si kembar membuatnya takut terutama melihat luka robekan dan darah menyembur tidak lantas begitu saja hilang dari pikirannya.

"Soto."

Bang Rinto melongok melihat panci berisi 'sup' dengan kuah hitam pekat. Ia pun membuang nafas panjang.

"Itu rawon, Neng..!!"

"Apa saja, terserah." Jawab Dinar sambil mengambil 'sup' kuah berwarna hitam itu ke dalam mangkok.

"Papa mau datang. Sudah tau?" Tanya Bang Rinto kembali membuka percakapan.

"Sudah."

PR besar bagi Bang Rinto karena harus mencari bahan obrolan lain. Cukup sudah suasana rumah tangganya begitu dingin karena kurangnya komunikasi.

Empat puluh hari sudah terlewat kemarin. Sudah jelas alasannya selain tidak berani, Dinar selalu tidak mau di dekati sedangkan sebagai pria beristri terkadang ada saja gangguan yang mendadak datang membuatnya pening karena merindukan sang istri.

Perlahan Bang Rinto mencoba memeluk Dinar dari belakang, seperti biasa penolakan pun terjadi. Secepatnya Bang Rinto mengurungkan niatnya dan segera makan siang.

...

Di temani sebatang rokok, Bang Rinto terus merenung. Pikirannya buntu seakan tertutup untuk mencari cara untuk menyelamatkan rumah tangganya. Hatinya menerka, apakah ada hal lain selain masalah yang lalu.

"Bagaimana cara menjelaskan kalau aku memang tidak selingkuh. Ya Allah, sulitnya bicara dengan Dinar." Gumamnya kemudian mengusap wajahnya yang mungkin kini sudah awut-awutan.

...

Bang Rinto terus menembak pada papan target. Hatinya sungguh luar biasa berantakan.

doorr.. dooorr.. dooorr..

Semakin lama hati dan pikiran berperang membuatnya lelah. Bang Rinto meletakan pistol dengan kasar.

"Kau ini kenapa, Danton??? Pelampiasan marah pada pistol sangat berbahaya." Tegur Papa Herca.

Bang Rinto lumayan kaget karena sama sekali tidak mendengar kabar bahwa mertuanya akan datang hari ini.

"Paaaa.. kenapa nggak bilang?? Bisa saya jemput di bandara." Kata Bang Rinto.

"Sengaja, malas ramai seperti arak-arakan pawai." Jawab Papa Herca santai.

Bang Rinto menghentikan kegiatannya lalu mendampingi Papa Herca secara formal untuk meninjau bangunan yang akan di resmikan beberapa hari lagi.

...

Saat makan malam, Papa Herca melihat putrinya melayani suaminya dengan baik tapi semua terasa dingin. Bang Rinto pun tidak aktif membuka obrolan lebih lanjut.

"Setelah makan, kita ngobrol di luar. Berdua saja..!!" Ajak Papa Herca.

"Mau kemana????" Sambar Mama Dindra.

"Nongkrong di belakang rumah aja lho Ma, nggak kemana-mana." Jawab Papa Herca kini juga tidak pernah lepas dari kecurigaan sang istri.

Hhhkkkkkkk..

Dinar menutup mulutnya dan berlari menuju kamar mandi. Bang Rinto meliriknya namun akhirnya tetap membantu Dinar yang sedang mual.

~

"Makan apa sampai mual begini? Asam lambungmu naik??" Tanya Bang Rinto sambil memijat tengkuk Dinar.

"Kenapa Abang nggak peluk Dinar???"

"Haaah??" Bang Rinto sampai ternganga mendengar pertanyaan Dinar, selama ini mereka kurang komunikasi hanya saja memang saat malam di ranjang, Bang Rinto tidak pernah absen dalam memeluk sang istri meskipun saat siang istrinya begitu ketus seolah Dinar adalah barang antik yang tidak boleh tergores sedikitpun.

.

.

.

.

1
dyah EkaPratiwi
hahaha salah lagi om jo
Lendra malayu
johan bener2 ajudan yg luar binasa /Facepalm//Facepalm/
cipa
hahahah johan lagi johan lagi
dyah EkaPratiwi
bener2 ya om Johan
Alfiah Hasanah
Johan kena terus kasih jodoh kak kasian
Septi Astuti
lanjut mbk🤗🤗🤗
dyah EkaPratiwi
Semoga semuanya membaik
Murni Zain
masalah engga selesai 🤔
Lendra malayu
waduhhh,, kenapa lagi ini /Right Bah!/
Setyaningsih
bikin deg degan
Ayu FazRina Satiasari
dag dig dug derrrrr
cipa
geger geden ki...
dyah EkaPratiwi
sakit juga kalau jadi Sherlyn meskipun dia pernah salah
putri
hmmm
Murni Zain
Ceritanya seperti Pak Ardi dn ibu Vania. ☺
Murni Zain
sengaja nih papa herca supaya dinar hamil lg. biar s kembar d ambil.
Setyaningsih
awas lho bang sat klu besok jd bucin 🤭
dyah EkaPratiwi
bang satria cari masalah ini
Lendra malayu
waduhhh,, piye bang satria
putri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!