Dia gadis yang periang dan penuh warna, hidup nya selalu penuh dengan kebahagiaan meskipun kenyataan nya dia tidak pernah bahagia.
Nama nya Rain, hanya Rain tanpa nama belakang keluarga besarnya. Karena gadis itu bukan lah terlahir dari keluarga itu.
Rain memiliki Mahendra sebagai ayahnya yang selalu mendukung dan menyanyangi nya dengan penuh kasih sayang tanpa membedakan anak anaknya.
Meski istri nya begitu membenci Rain sejak kedatangan gadis itu dalam kehidupan mereka, Mahendra selalu berusaha menyemangati Rain untuk tetap menjadi anak baik dan menghormati Rekka seperti ibunya sendiri.
Tahun terus berganti gadis itu kini sudah beranjak remaja dan bersekolah di sekolah ternama sama seperti anak anak Rekka.
Dan ini adalah tahun ajaran baru Rain di sekolah menengah atas pertama nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayap Sayap Patah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertengkar
To Tok tok
ketukan pintu pada kaca mobil Arya membuat mereka terkejut, Arya segera membuka pintu kaca mobil nya.
" Rain.. " Mahendra terkejut melihat Putri nya sedang mengenakan selimut tebal di tubuh nya.
"Papa... " Rain terkejut melihat kedatangan Mahendra yang tiba tiba sudah ada di depan mobil Arya.
" Apa yang kalian lakukan, anda... bukan kah anda pak Arya CEO di perusahaan pertanian Indah?. "
" Iya itu saya. " Gumam Arya membuka pintu mobil nya.
Hujan rintik-rintik masih terasa di tubuh mereka.
" Maaf Pak Mahendra, saya menemukan gadis ini dengan basah kuyup di bawah guyuran hujan deras. entah berapa lama dia berdiri dengan tubuh gemetar di depan pintu gerbang yang tertutup rapat ini. "
Mahendra nampak terkejut dengan ucapan Arya. Rain turun dari mobil dengan pakaian yang tak begitu basah, menatap Mahendra sendu.
" Mungkin pak Bambang sedang sibuk pa, makanya gak sempet buka gerbang lagian Rain gak papa kok. "
Mahendra mendekati Rain mengelus lembut puncak kepala gadis itu, ada rasa lelah dan iba tersirat di balik mata Mahendra.
" Sekiranya pak Mahendra sudah pulang, saya permisi karena saya masih ada urusan. " Gumam Arya meninggal mereka berdua.
" Terima kasih pak Arya telah sudi menumpang kan putri saya di mobil anda, maafkan ke lalaian satpam di rumah kami. " Ucap Mahendra sebelum Arya masuk kedalam mobil nya dan pergi.
" Maafkan papa Rain, ini pasti ulah kakak kakak mu. "
Rain menggeleng pelan melihat Mahendra yang sedih melihat keadaan nya.
" Sudah pa, lagian aku gak papa kok jadi jangan terlalu di pikirkan dan terlalu menjadi beban pikiran papa. "
Pintunya gerbang terbuka nampak pak Bambang dengan wajah takut menunduk melihat kehadiran Mahendra.
" Dari mana saja kamu, berani sekali melakukan semua ini pada Rain?. Mulai hari ini pergi dari rumah saya kamu saya pecat. " Bentak Mahendra dengan marah pada Bambang.
" Ampun tuan, jangan pecat saya tuan.. " Dengan wajah memelas Bambang duduk bersimpah di kaki Mahendra meminta keadilan untuk dirinya.
" Paaa, ini bukan salah pak Bambang.. " Rain tak tega melihat pak Bambang harus di pecat karena ulah kakaknya.
" Ampun non, saya hanya menuruti printah nona muda non tolong bilang ke tuan jangan pecat saya non Rain.. "
" Sudah pak Bambang, bapak bediri bapak gak di pecat kok.. " Dengan lemut Rain mengangkat Bambang agar bediri sejajar dirinya.
" Rain, kamu jangan telalu baik pada semua orang nak?. "
" Pak Bambang dan bik Jum adalah orang tua bagi Rain pah dan Rain gak akan biarin mereka di pecat karena kesalahan orang lain."
Mahendra hanya menghela nafas lelah kemudian meninggalkan Rain dan Bambang di pintu gerbang rumah nya.
" Pak Bambang gak usah khawatir papa gak akan mecat bapak kok, lagian Rain gak papa. tolong masukin motor Rain yah pak Rain mau masuk dulu. " Gumam Rain meninggalkan Bambang yang mengganguk.
" Makasih, non Rain sudah bantuin saya. " Seru pak Bambang.
Rain masuk kedalam rumah mengikuti langkah besar Mahendra.
Di dalam rumah nampak Renatha dan Kanaya sudah berdiri menghadap Mahendra yang menahan amarahnya.
" Kalian tahu kenapa papa manggil kalian berdua kesini?, kalian sudah melewati batasan. "
Renatha memutar bola mata nya kesal melihat Mahendra yang terus membela Rain.
" Papa kenapa sih belaiin anak punggut itu terus, yang anak papa itu siapa aku sama Kanaya apa dia.. " Bentak Renatha dengan marah.
" Iyaa dari dulu sejak kedatangan dia papa jadi berubah sama kita, kita ini anak kandung papa harusnya papa lebih peduli sama kita dan lebih belain kita lah. " Timpal Kanaya.
Rain jadi tidak enak mendengar pertengkaran diantara ayah dan anak itu, karena dirinya mereka jadi bertengkar hebat.
" Paaaa, sudah pah... jangan bertengkar, kak sudah Rain yang salah Rain minta maaf kak.. " Ucap Rain memohon.
" Diem loooh, gak usah sok.. " Dengan keras Renatha mendorong tubuh basa Rain jatuh ke lantai.
" Renatha.... " Pekik Mahendra mendekati anak tertua nya itu.
Plak
Suara tamparan keras menggema keras di dalam rumah itu membuat semua nya terkejut.
" Papaaaaaaa... " Rekka yang baru pulang melihat dengan jelas suami nya menampar anak nya dengan keras.
Nampak ujung bibir Renatha mengeluarkan sedikit darah segar.
" Papa nampar aku cuma karena dia, dia bukan anak papa kan?. " Suara Renatha bergetar tak menyangka jika Mahendra bisa berlaku kasar pada dirinya.
" Renatha, papa minta maaf nak. tapi perbuatan mu benar-benar keterlaluan nak mau bagaimana pun Rain tetap saudara mu meski kalian tidak memiliki hubungan darah. " Mahendra berusaha mendekati Renatha yang kecewa dengan dirinya.
" Papa jahat, Renatha gak sayang sama papa... " Renatha langsung berlari pergi menaiki anak tangga di ikuti Kanaya yang dari belakang nya.
" Kamu keterlaluan mas, bagaimana bisa kamu melakukan semua itu pada anak kamu sendiri sih?. "dengan emosi Rekka mendorong tubuh Mahendra membuat tubuhnya sedikit terdorong ke belakang .
"Maafin Rain ya pa, semua ini terjadi gara-gara aku . Seharusnya Papa tidak perlu membelaku terus-menerus ,semua itu mengakibatkan mereka iri padaku mereka mengira jika Papa hanya menyayangiku ."
"sekarang kamu baru sadar jika semua yang terjadi karena dirimu ,Harusnya kamu tidak pernah hadir dalam kehidupan kami. "Bentak Reka dengan marah lalu pergi meninggalkan mereka melihat keadaan Renata di atas .
"Maafkan Papa Rain ,sebaiknya kamu masuk ke dalam kamarmu beristirahatlah ." Mahendra meninggalkan Rain yang masih mematung dan merasa bersalah .
" semuanya salahku ,apa aku harus pergi meninggalkan mereka agar mereka bisa hidup bahagia tanpa aku .aku rasa aku hanya jadi beban untuk papa dan menjadi masalah untuk mama Rekka dan anak-anaknya . " Rain berpikir jika dirinya pergi mereka akan jauh lebih baik dan dia bisa menghindari setiap masalah .
Rain masuk ke dalam kamarnya tubuhnya sudah menggigil sedari tadi tubuhnya bergetar bibirnya pucat kepalanya terasa berat dan pusing ,mungkin karena kehujanan cukup lama tadi.
Mungkin esok dia akan berpikir bagaimana agar dia tidak merepotkan keluarga Mahendra menghindari pertengkaran-pertengkaran kecil yang terjadi di dalam keluarganya ,Rain bukanlah siapa-siapa dalam keluarga itu dia hanyalah gadis Malang yang ditemukan oleh Mahendra dan diangkat oleh Mahendra menjadi anaknya .
Harus bisa hidup mandiri mulai sekarang tidak selamanya Mahendra berada di belakangnya ,mengingat pertengkaran ini saja membuatnya menjadi sedih .Rain adalah gadis yang malang Bahkan dia tidak tahu siapa orang tuanya.
ayahnya nya kurang tegas.