Arshaka Ravindra Pratama, ketua geng motor 'Black Wings' yang begitu disegani diarena balapan. Bukan arena sirkuit resmi yang diikutinya, namun arena balapan liar lah yang diam-diam ia ikuti. Tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya, Shaka masuk dalam dunia hitam untuk melarikan diri dari rasa kecewanya terhadap seorang perempuan.
Jingga Aurilia, gadis dingin cinta pertamanya Shaka. Karena kesalah pahaman membuat hubungan mereka harus kandas begitu saja. Namun ternyata rasa itu tak mudah keduanya lupakan. Mereka memilih diam, mempertahankan ego tinggi yang membentang menutupi rasa cinta yang tak pernah berubah.
Akankah mereka dapat meruntuhkan ego tinggi itu dan kembali bersama? Atau mereka akan selamanya diam dalam balutan penyesalan?
"Mata saja tidak cukup untuk melihat, butuh hati untuk menyempurnakannya." -Jingga-
"Aku hanya ingin mengikis jarak yang membentang menjuhkan kita. Setidaknya aku berhenti melukai hati yang tak sejalan dengan keadaan." -Shaka-
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ade Nuryanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lupa batasan
"Sshhtt ahh,"
"Pelan-pelan!"
"Kamu n*fsu banget sih, pelan-pelan aja sakit."
"Ini juga pelan,"
"Itu terlalu kasar."
"Udah diem, nikamti aja!"
"Kamu kira makan dinikmati, ini tuh sakit."
"Ck!" Jingga berdecak kesal, mendengar ocehan sang kekasih. Ia bangkit dari posisinya, namun dicegat lelaki itu.
"Mau kemana?" tanya Shaka heran. "Emang udah selesai?"
"Aku saranin besok-besok jangan lagi berkelahi, manja!" balas Jingga dengan wajah kesal.
Shaka ikut bangkit dari posisi telentangnya, kemudian mendudukan diri berhadapan dengan gadis itu. Lelaki itu membelai pipi sang kekasih namun ditepis oleh Jingga yang sudah terlanjur kesal.
"Manja sama calon istri, emang gak boleh?" goda Shaka.
"Calon istri?" Jingga menaikan sebelah alisnya.
Sontak saja hal itu membuat Shaka teringat masalah awal mereka. "Tunggu, apa Papa sama mama gak jadi datang?" tanyanya menyelidik.
"Menurutmu?" tanya balik Jingga disertai gelengan kepala, tak habis pikir dengan kelakuan lelaki menyebalkan yang sayang itu kekasihnya. Shaka menghembuskan napas berat, dengan menunduk lesu.
"Sebaiknya, kamu pikirkan lagi," ucapan Jingga sontak membuat Shaka mendongak dengan wajah bingung.
"Jika masih banyak hal yang lebih penting dariku, lebih baik kamu selesaikan dulu," lanjut gadis itu. Ia turun dari ranjang seraya membawa kotak p3k ditangannya, bekas mengobati luka diwajah Shaka yang penuh drama itu.
"Karena aku gak suka dinomor duakan," lanjutnya lagi yang kemudian berlenggang menuju rak dipojok ruangan.
Shaka menghembuskan napas panjang mendengar pernyataan yang begitu menyentil hatinya. Tentu ia bisa menyimpulkan apa maksud dari ucapan sang gadis. Ia berdiri dan berlenggang mendekat kearah Jingga. Lalu segera ia mendekap tubuh itu dari belakang.
"Maafin aku, yang terlalu egois. Aku terlalu maruk, ingin menggenggam semuanya bersamaan," sesal Shaka yang menyembunyikan wajah diceruk sang gadis.
Jingga hanya terdiam, ia justru memejamkan mata kala hidung Shaka bermain diarea kulit sensitif itu. Gelenyar aneh tiba-tiba menggelitik, membuat jatungnya berdegup berkali-kali lipat. Hal itu juga mampu membangkitkan bulu halus disekujur tubuhnya. Hingga ia tersadar, kala sesuatu menyentuh perut ratanya.
"Sha!" peringat Jingga menahan tangan besar Shaka yang sudah berjalan hampir mencapai bukit bermadu.
"Sebaiknya, kamu pulang. Ini sudah larut," Titah Jingga seraya melepaskan diri.
Gadis itu mencoba menetralkan diri yang hampir saja terlena dengan setiap jengkal sentuhan Shaka. Tidak ingin sampai berbuat terlalu jauh, ia kembali mengusir sang kekasih.
"Pulanglah, Jangan buat orang rumah cemas!" titahnya lagi.
Shaka menggembuskan napas kasar. Entah kenapa hatinya merasa kesal, ketika naluri menuntunya hingga lupa batasan. "Maaf, aku-"
"Sudahlah kamu pulang. Tidak seharusnya kita dalam satu ruangan seperti ini," selak Jingga.
Shaka menaikan sebelah alisnya. Hingga terbesit ide untuk menggoda sang gadis. "Kenapa?" tanyanya mencondongkan wajah tepat berhadapan dengan wajah sang gadis.
"Ck!"Jingga berdecak dengan mata menatap nyalang. Dan hal itu membuat Shaka terkekeh, hingga mendaratkan tangan dipucuk kepala kekasihnya itu.
"Iya, iya aku pulang!" final Shaka yang tak ingin membuat sang kekasih semakin merajuk.
"Nanti siang aku kesini lagi. Aku akan meminta maaf sama om, sama onty juga," jelas Shaka dan hanya dibalas anggukan kecil gadis itu.
"Masih ngambek?" tanya Shaka dan hanya dibalas gelengan oleh Jingga.
"Ck! Itu kamu masih ngambek," kesal Shaka.
"Nggak!" sangkal Jingga.
Shaka menghembuskan napas panjang, lalu menangkup kedua pipi sang kekasih. Menatap dalam kedua mata Jingga yang juga melalukan hal sama. Kemudian mendaratkan kecupan didahi gadis itu begitu dalam.
"Aku mencintaimu Jin. Jika aku harus meninggalkan duniaku yang lain untuk bersamamu, aku siap! Melepas jabatan ketua demi jabatan imam."
******
Jangan lupa jejaknya😘 Ada yang kena prank?🙈 maaf ya, mak othor telat up. Habis sibuk dunia nyata dulu😁
Ini si Badboy yang manja😂
Ini yang masih kesal😂