My Possesive Badboy
Brummm ... Brummm ...
Deruan mesin dari dua kuda besi terdengar begitu memekik ditelinga. Sorak sorai manusia yang berderet dipinggir arena menambah keriuhan digelapnya malam yang jauh dari pemukiman.
Dua kuda besi sudah siap diposisi, hingga ketika seorang wanita yang berdiri didepan kedua kendaraan tersebut menerbangkan kain ke udara. Kedua motor itu pun melesat bagai angin meninggalkan posisinya.
Seorang lelaki diatas salah satu kuda besi itu menyeringi kala dirinya melesat lebih jauh dari rivalnya. Hingga tak membutuhkan waktu lama, sorak sorai terdengar kembali dari orang-orang yang sudah menyambut kuda besi tersebut. Mereka berteriak histeris, terutama para gadis yang tak henti memanggil nama jagoan mereka.
"Shaka! Shaka!"
Brummm!
Ckitttt!!
Motor berwarna hitam itu pun berhenti diposisinya dan langsung disambut beberapa lelaki disana. Sorak sorai dan tepuk tangan kian bergemuruh.
Lelaki itu membuka helmnya, hingga nampaklah wajah tampan nan putih dari balik helm tersebut. Teriakan para gadis semakin riuh, kala melihat pesonanya.
Tak lama rivalnya pun datang dan berhenti tepat di sampingnya. Terlihat kilat amarah dari ujung mata lelaki tersebut.
"Apa lu masih meragukan gue?" tanyanya tersenyum miring. "Gue Shaka. I'm the winner!"
Lelaki yang menjadi rivalnya itu berdecih melihat kearoganan Shaka. Seolah tengah merutuki pemimpin dari geng motor yang begitu berpengaruh itu. Namun Shaka tak memedulikannya, ia lebih memilih menyambut ucapan selamat dari teman dan beberapa penggemarnya.
Arshaka Ravindra Pratama, lelaki tampan yang biasa disapa Shaka itu. Menjadi pemenang dari balapan liar yang digelar malam ini. Sudah hal biasa untuk Shaka memenangkan setiap pertandingan. Dengan langkah tegap lelaki yang memiliki mata elang itu mendekat pada rombongan para lelaki yang diketahui anggota gengnya.
Semua anggota menyambut seraya memberi selamat pada ketua geng mereka. Salah seorang dari mereka memberikan minuman berkaleng dan disambut lelaki bermulut tajam itu. Lalu Shaka membuka tutup kaleng itu dan mengangkat minuman tersebut keatas. Kemudian diikuti mereka juga.
"Black Wings!" ucap Shaka.
"The best, the winner!" balas mereka serentak.
Ia pun menegak minuman itu untuk merayakan kemenangannya kali ini. Semua anggota pun melakukan hal yang sama.
"Yakin lu gak mau ini?" tawar Edo, teman sekaligus wakil ketua dari geng tersebut.
Lelaki itu menawarkan sebotol minuman anggur berkualitas tinggi pada lelaki badboy yang justru kerap menolaknya. Ia hanya menggelengkan kepala seperti biasa.
"Minumlah sepuas kalian dan jangan buat keributan. Gue harus pulang!" titahnya.
"Ayolah Sha, kali ini aja. Lu mau minum sama kita. Hitung-hitung perayaan untuk kesekian kalinya lu jadi juara," bujuk Edo.
"Gue udah minum 'kan tadi?" selak Shaka.
"Ck! Gak asik lu," kesal Edo berdecak kesal.
Shaka terkekeh menanggapi, "Harusnya lu seneng. Jatah gue, bisa lu ambil," ledek Shaka menggelengkan kepala dan hanya dibalas cebikan bibir oleh Edo.
Seperti apapun ia merayu, Shaka tetap tak terbujuk untuk menegak minuman haram tersebut. Entah apa alasaannya, yang jelas hanya mereka yang akan berpesta tanpa sang ketua.
"Dah lah, gue pulang duluan. Awas ingat pesan gue!" pamit Shaka menepuk pundak Edo sebagai peringatan. Mereka pun mengiyakan pesan keramat dari sang ketua.
Peringatan itu, bukan berarti mereka tak pernah melakukan aksi anarkis. Justru mereka sering sekali melalukan hal itu. Namun, pantang bagi mereka ribut tanpa pengawasan Shaka. Siapapun yang membuat keributan tanpa sepengetahuan sang ketua, mereka akan didepak dari geng tanpa ampun.
Setelah berpamitan, Shaka pun melesat meninggalkan tempat tersebut. Bukan rumah tujuannya, ia justru berhenti disebuah jalan didepan rumah seseorang. Kemudian ia memperhatikan jendela kamar dilantai dua yang masih menyala. Lelaki tampan itu melirik sekilas jam dipergelangan tangan yang menunjukan pukul satu lewat tiga puluh menit.
"Apa dia belum tidur?" gumamnya bermonolog sendiri.
Shaka mengambil layar pipih dari saku jaket yang dikenakan, membuka laman hijau dan hendak menekan nomor yang baru ia buka blokirannya itu. Namun pergerakan jempol itu terhenti oleh ego yang selalu bertentangan dengan hatinya.
Ia beredecak kesal, hingga mengurungkan niatnya dan kembali memasukan benda itu kedalam saku. Lelaki tampan itu kembali memperhatikan jendela tersebut.
'Kenapa harus kek gini? Kenapa harus sesulit ini?' batinnya.
Tak berselang lama lampu itupun terlihat padam. Menandakan sang pemilik kamar hendak tertidur. Shaka menarik satu sudut bibirnya dan kembali menyalakan mesin motor untuk meninggalkan tempat tersebut.
Tanpa Shaka ketahui, si pemilik kamar juga tengah memperhatikannya dari balik gordyn. Seorang gadis tersenyum melihat Shaka yang berlalu dari depan rumahnya.
"Aku gak peduli dengan sikapmu. Karena kau selalu menunjukan, bahwa hatimu masih untukku," gumamnya.
**
Brumm!
Ckitt!!
Motor berhenti dipekarangan rumah. Shaka turun dari benda tersebut, menenteng helm yang baru saja dibukanya.
"Lu baik-baik disini. Gue pulang dulu!" Shaka mengelus kuda besi kesayangannya itu dan meninggalkan si hitam yang kini terparkir bukan dipekarangan rumahnya.
Lelaki tampan itu berjalan melewati dua rumah untuk sampai didepan rumahnya. Pelan-pelan ia membuka kunci pagar tinggi itu, hingga ia dapat memasukinya. Lalu ia mengendap-endap seperti maling memasuki rumah dari pintu samping.
'Aman!' gumamnya dalam hati kala melihat keadaan gelap dan sepi.
Namun nasib beruntung sedang tidak berpihak padanya baru saja ia menaiki satu anak tangga, tiba-tiba saja lampu menyala. Sontak saja hal itu membuat Shaka terlonjak kaget. Ia sampai menelan saliva kuat-kuat kala merasakan hawa mencekam dari balik punggungnya.
'Mampus!' batinnya.
Dengan pasrah ia berbalik kebelakang dengan perlahan. Pemandangan pertama yang ia lihat seorang gadis dengan rambut berantakan berlalu menuju dapur. Sepertinya gadis yang diketahui adiknya itu tak menyadari keberadaan Shaka. Hingga lelaki itu bisa bernapas lega.
'Huhh~ syukurlah! Gue kira mama,' gumamnya seraya mengusap dada.
Ia berbalik dan hendak kembali menaiki anak tangga. Baru saja dua anak tangga ia berjalan, suara sang adik membuat ia terlonjak kembali.
"Aka baru pulang? Dari mana jam segini? Terus masuk lewat mana?" cerocos gadis itu.
Shaka segera bejalan menghampiri dan membekap bibir rombeng sang adik. "Suuut!! bisa diem gak sih?" peringatnya.
Sena mencoba memberontak, seraya menggigit tangan sang kakak untuk melepaskan bekapan itu. Hingga Shaka meringis kesakitan.
"Ssstt dasar kanibal," umpatnya.
"Isshh aka ngeselin banget sih, aku bilangin mama nih, Mm-" belum sempat Sena berteriak memanggil sang mama, Shaka kembali membekapnya. Bahkan kali ini Shaka juga mengunci pergerakan tubuh sang adik agar tak memberontak.
"Suuutt!" peringatnya lagi, "rombeng banget sih."
"Mmmm!" Sena terdengar menggerutu, namun tentu tak jelas karena tertutup telapak tangan sang kakak.
"Diem gak?" ancamnya, namun adiknya itu tetap keras kepala, hingga Shaka mendesis frustasi.
"Oke, oke diem dulu! Kita bikin kesepakatan," final Shaka yang akhirnya membuat Sena diam.
"Oke, kamu boleh minta apa aja! Asal mulutmu itu gak ember, gimana?" tawar Shaka.
Sena nampak diam sebentar, lalu ia pun mengangguk sebagai jawaban. Shaka pun menghembuskan napas lega, seraya melepaskan bekapan itu.
"Gitu dong! Adek pintar," pujinya seraya mengusek rambut Sena dengan senyum menjengkelkan dan dibalas senyum sama oleh gadis cantik itu.
"Janji, apapun ya?" tanya Sena memastikan dan diiyakan sang kakak disertai anggukan.
Kemudian Sena mengadahkan tangan seolah meminta sesuatu. Tentu saja hal itu membuat Shaka menaikan sebelah alisnya heran. Hingga saat Sena mengucapkan kalimatnya, sungguh Shaka sangat menyesali memiliki adek lucknut sepertinya.
"Credit card seminggu!"
\*\*\*\*\*\*
Haii gaiss.. Aka Sha launching yaa😘😘 yuk tinggalkan jejak pertama kalian!! masukan fav❤ kasih vote sama hadiah kalian... Terus-terus tinggalkan like👍 selesai baca.. Ramaikan juga kolom komentarnyaa yaa😙
Aka Sha, ketua geng sholeh yang takut minuman haram😂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Adi Soraya
Aq mampir thor
2023-04-30
1
chinoet
baru baca novel ini lucu ketua geng yg takut minuman haram ..
2022-11-23
1
@Ani Nur Meilan
Dah lah Aka Sha nurut aza daripada Sensen Ember 🤣🤣🤣🤣🤣
2022-10-14
1