NovelToon NovelToon
LUKA BUNGA (AKIBAT HAMIL DI LUAR NIKAH)

LUKA BUNGA (AKIBAT HAMIL DI LUAR NIKAH)

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Nikahmuda / Lari Saat Hamil / Single Mom
Popularitas:1.6M
Nilai: 5
Nama Author: D'wie

Masa putih abu-abu adalah masa paling indah setiap remaja begitu pula yang dialami Bunga. Cinta yang membara dan menggebu serta pengaruh darah muda yang bergejolak membuatnya dan sang kekasih terhanyut dalam pusaran dosa manis yang akhirnya membuat hidupnya penuh luka.

Bunga hamil. Kekasihnya pergi. Keluarga kecewa dan membenci lalu mengusirnya. Terlunta-lunta di jalanan. Kelaparan. Dicaci maki. Semua duka dan luka ia hadapi seorang diri. Ingin menyerah, tapi ia sadar, dosanya sudah terlampau banyak. Ia tak mungkin mengabaikan permata indah yang telah tumbuh di rahimnya. Tapi sampai kapankah ia sanggup bertahan sedangkan semesta sepertinya telah terlampaui jijik kepadanya?

Inilah kisah Bunga dan lukanya.

Jangan lupa tap love, like, komen, vote, dan hadiahnya ya biar othor makin semangat update!

Bacanya jangan skip, please! Jangan boom like juga! soalnya bisa menurunkan kualitas karya di NT! Terima kasih. 🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. XXII Papa untuk Putri

"Ma," panggil Putri yang kini sedang berbaring di atas tempat tidur, saling berpelukan dengan sang ibu.

"Ada apa, sayang?" sahut Bunga. Ia yang sedang mengetik kata demi kata di novelnya lantas menghentikan gerakan jemarinya dan mengalihkan pandangan pada sang putri.

"Tadi pas Om Edgar jemput kok Om Edgar bilang kalau Om Edgar itu calon papa Putri, emang Om Edgar bisa ya Ma jadi papa Putri?" tanya Putri polos.

Bunga mengerjapkan matanya berkali-kali setelah mendengar penuturan sang putri.

'Ternyata kak Edgar pun sudah mengatakan perihal itu pada Putri,' batinnya bermonolog.

Bunga cukup terkejut mendengar hal itu. Ia pikir, Edgar tidak serius saat mengatakan ingin menikahinya, tapi dari caranya yang juga mendekati Putri, sepertinya ia cukup serius. Namun, haruskah ia menerima lamaran itu? Sedangkan mereka saja belum lama saling mengenal. Tapi apa yang ditawarkan Edgar cukup menarik menurutnya. Setidaknya itu untuk Putri yang membutuhkan figur seorang ayah. Sesuatu yang tak pernah Putri dapatkan selama ini.

"Bunga, menikahlah denganku," ucap Edgar membuat Bunga yang sedang memperhatikan Putri yang sedang bermain seluncuran di dalam tempat permainan anak yang memang sengaja disediakan pihak restoran tiba-tiba tersedak air.

"A-apa? Kak Edgar tadi bilang apa?" tanya Bunga takut salah dengar.

"Menikahlah denganku!" ucap Edgar lagi membuat Bunga terkejut dengan apa yang baru saja Edgar sampaikan.

Bunga terkekeh, mengira Edgar pasti sedang bercanda dengannya.

"Nggak usah bercanda deh kak. Kak Edgar ada-ada aja," balas Bunga sambil geleng-geleng kepala.

"Aku serius Bunga. Aku ingin kau menjadi istriku. Aku ingin menjadi ayah bagi Putri. Jujur, sejak pertama kali kita bertemu, aku sudah jatuh hati padamu. Aku sayang kamu, aku cinta kamu. Karena itu, aku ingin menjadikanmu istriku pun Putri menjadi anakku," ucap Edgar sungguh-sungguh.

Bunga menatap lekat netra Edgar. Mencari kebohongan di dalam matanya. Namun yang ia lihat justru kejujuran dan ketulusan.

"Tapi kak, aku hanya ... "

"Aku menerimamu apa adanya, Bunga. Jadi tak perlu merendah. Kau sempurna. Aku bersedia menjadi ayah Putri. Menjadikannya anakku. Meskipun kita nanti memiliki anak, aku akan tetap menyayangi Putri tanpa membeda-bedakannya. Kamu mau kan?"

Bunga terdiam seraya menundukkan kepalanya. Pikirannya gamang. Sejujurnya ia tidak memiliki rasa apapun pada Edgar, tapi mendengar kalimat ia bersedia menjadikan Putri sebagai anaknya dan akan menyayangi Putri membuatnya cukup tersentuh.

Bunga sebenarnya tahu, Putri sangat merindukan ayahnya. Putri berharap bisa bertemu dengan ayahnya. Tapi untuk mempertemukan Putri dan Nathan, ia rasa tak mampu. Luka hati yang Nathan goreskan masih menganga lebar. Bagaimana ia bisa memperkenalkan Nathan sebagai ayahnya dan apakah Nathan bisa menerima Putri sebagai putrinya. Dan satu yang paling Bunga takutkan, ia sangat takut kalau mereka dipertemukan, tiba-tiba Nathan berniat merebut Putri dari tangannya. Ia yang tidak memiliki kekuatan hukum apapun karena kelahiran Putri saja tidak tercatat di kantor catatan sipil, bagaimana bisa mempertahankan apalagi merebut bila hal itu benar-benar terjadi?

Menikah adalah sesuatu yang tak pernah masuk dalam daftar hidup Bunga. Hidupnya sudah cukup sulit dan ia tak ingin makin mempersulit. Tapi, satu hal yang ia lupakan, Putri memerlukan identitas. Identitasnya hanya bisa didapatkan dengan cara mendaftarkannya ke catatan sipil dan syarat mendaftarkan itu adalah dengan memiliki buku nikah. Ia tidak bisa mendaftarkan Putri bila tidak memiliki buku nikah. Untuk membuat akta kelahiran juga butuh buku nikah. Kecuali ia memiliki banyak uang. Mungkin ada beberapa petugas yang mau membantunya dengan bantuan uang, tapi uang dari mana? Sedangkan untuk bayar jontrak6saja ia kesulitan. Oleh sebab itu, mendengar tawaran pernikahan dari Edgar ini seolah ada angin segar yang menyapanya.

Haruskah ia menerima ajakan Edgar ini?

"Kau tak perlu terburu-buru. Pikirkan masak-masak. Aku akan menunggu jawabanmu. Atau kalu perlu, kita melakukan pendekatan dulu. Istilahnya, pacaran, bagaimana? Kau mau?"

"Ma, mama, mamaaa ... " Panggil Putri berkali-kali saat Bunga justru sibuk melamun.

"Ah, i-iya! Ada apa sayang?" sahut Bunga gelagapan saat tersentak dari lamunannya.

"Mama kok melamun sih?" protes Putri sambil mengerucutkan bibirnya.

"Maaf," desah Bunga mengakui kesalahannya yang justru melamun saat Putri mengajaknya bicara.

"Mama belum jawab yang tadi," protes Putri lagi.

"Yang mana?"

"Yah, mama ih! Nyebelin!" Putri mencebikkan bibirnya kesal karena Bunga pura-pura tak tahu dengan pertanyaan Putri.

Melihat Putri yang cemberut, lantas Bunga menggelitik perutnya membuat Putri tertawa kegelian.

"Mama, ih, geli ma, mama ... Aduh ... hahahaha ... Mama geli ... hahahaha ... "

"Sini mama mau tanya?" Lalu Bunga menarik Putri ke pangkuannya.

"Apa ma?" tanya Putri dengan wajah polosnya terlihat penasaran.

"Putri pingin punya papa?" tanya Bunga.

Putri mengangguk dengan antusias.

"Papa Putri akan segera pulang ya, ma? Papa akan datang? " tanyanya dengan bola mata bersinar penuh harapan.

Deg ...

Bunga terkejut dengan reaksi Putri. Dulu, saat pertama kali Putri bertanya tentang sang ayah, Bunga pernah menjawab kalau ayahnya pergi untuk bekerja di tempat yang sangat jauh. Setelah itu, Putri tak pernah lagi menanyakannya. Apalagi setelah ia melihat Bunga menangis setelah ia menanyakan itu. Tidak ia sangka, Putri masih mengingatnya. Artinya, ia mengira Nathan akan kembali.

Bunga benar-benar tak menyangka, seakan Putri memiliki ikatan batin dengan Nathan sehingga tahu Nathan telah kembali. Ayahnya telah kembali lagi dan sepertinya ... mencari dirinya. Benarkah Nathan muncul karena mencari dirinya? Bagaimana bila memang mereka benar-benar dipertemukan semesta?

Begitu banyak tanya uang muncul di benak Bunga. Ia bingung. Tak tahu harus berbuat apa.

"Bukan, bukan itu maksud mama. Maksud mama, Om Edgar. Om Edgar kan sudah bilang mau jadi papa Putri, Putri mau nggak Om Edgar jadi papa Putri?" tanya Bunga hati-hati.

Mata Putri mengerjap polos, "kalau Om Edgar jadi papa Putri, terus bagaimana dengan papa Putri, Ma. Bagaimana kalau papa Putri kembali? Nanti papa Putri sedih dong tau Putri panggil Om Edgar papa," ucap Putri polos membuat Bunga bingung sendiri harus mengatakan apa.

...***...

"Kenapa lagi? Mikirin Bunga? Sudah dapat info dimana Bunga tinggal?" cecar Aryo pada Nathan. Saat ini mereka sedang nongkrong berdua di sebuah cafe. Cafe langganan mereka saat masih SMA dulu. Bila banyak pemuda maupun laki-laki dewasa lain suka kumpul dengan temannya di sebuah bar maupun club' malam, maka tidak dengan mereka. Mereka lebih suka nongkrong di cafe sambil menikmati secangkir kopi sebagai teman mereka.

"Gue ketemu Bunga."

"Serius? Dimana? Loe udah tahu alamat tempat tinggalnya? Gimana keadaan dia dan anak kalian?" cecar Aryo yang sudah menegakkan punggungnya.

"Gue sempat ketemu, tapi gue nggak tahu tempat tinggalnya. Gue sempat bicara, tapi ... dia enggan bicara dengan gue. Dia kayaknya udah benci banget sama gue. Gue juga nggak tahu bagaimana keadaan anak gue. Pas gue tanya dimana anak kami, dia malah menghardik gue dan mengembalikan kata-kata gue dulu. Dia nggak mau ngasi tau tentang anak kami. Dia ... benar-benar membenci gue, Yo. Gue harus bagaimana? Gue ... gue nyesel, Yo. Gue ingin memperbaiki semuanya, tapi bagaimana caranya sedangkan dia aja benci bahkan mungkin juga jijik melihat keberadaan gue. Gue bingung, Yo," ungkapnya dengan mata yang sudah memerah.

Aryo terdiam. Tidak selamanya ungkapan perasaan seseorang harus dijawab dengan nasihat maupun petuah-petuah. Terkadang mereka hanya butuh tempat meluapkan rasa yang menyesakan jiwa mereka. Berharap dengan begitu, beban yang mereka pikul sedikit meringan.

...***...

...Happy reading 🥰🥰🥰...

1
Nethy Sunny
dasar pa broto dosen kurang akhlak benci ke anak sendiri sampe segitunya itu takdir woy
Suryani
nyesek banget Thor😭😭😭😭😭😭😭
Anonymous
Menguras air mataku😭😭😭
Anonymous
Luar biasa
mbak mimin
pernah bc,😭😭😭😭ttp nangis
Nurhayati
Ya ALLah BeneR2 nie CeriTa Ampe MenYenTuh HaTi aqooh yg PaLing daLam😭😭😭
Nurhayati
PasTi TeMen2 na SMU na
Kenzi Kenzi
gmn klo misalkan obat e ki tali pusat baby sekandung... buruan nikah
Kenzi Kenzi
niko ma. kia
Kenzi Kenzi
kanker darah
Rahayu Dewihandayani
enak banget jadi laki2, udah gak nanggung beban selama bertahun2,, datang2 cuman bilang maaf doang,,
Kenzi Kenzi
papa nath
Ros Sita
masa masa suram yang harus di lalui hamil tanpa suami
Kenzi Kenzi
melahirkan kembar kah,
Kenzi Kenzi
tau2.....
Nofia
Luar biasa
Nanda Kitt
mewek kejer thor 😭😭😭
Djenab Purwaningsih
Luar biasa
Dyah Oktina
👏👏👏👏👏👏😍akhirnya happy end..
Dyah Oktina
ih.... gemesh deh sm author. .. 🤭🤗🤗
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!