NovelToon NovelToon
Peluru Rasa Kavaleri Timur

Peluru Rasa Kavaleri Timur

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan Tentara / Enemy to Lovers
Popularitas:755.9k
Nilai: 5
Nama Author: sinta amalia

Patah hati membawa Russel menemukan jati dirinya di tubuh militer negri. Alih-alih dapat mengobati luka hati dengan menumpahkan rasa cintanya pada setiap jengkal tanah bumi pertiwi, ia justru diresahkan oleh 'Jenggala', misinya dari atasan.

Jenggala, sosok cantik, kuat namun keras kepala. Sifat yang ia dapatkan dari sang ayah. Siapa sangka dibalik sikap frontalnya, Jenggala menyimpan banyak rahasia layaknya rimba nusantara yang membuat Russel menaruh perhatian khusus untuknya di luar tugas atasan.

~~~~

"Lautan kusebrangi, Jenggala (hutan) kan kujelajahi..."

Gala langsung menyilangkan kedua tangannya di dada, "dasar tentara kurang aj ar!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Empat belas ~ Pesawat angkut K3, terbang bersamamu

Laju motor itu membawa mereka ke markas Kavaleri Timur, markas serupa batalyon zeni tempur meski tak sebesar yang ada di makko sana.

Dan anggukan Russel di tengah malam dapat dengan mudahnya membuka palang pintu dan pagar besi hijau setinggi gapura 3 meter dengan patung burung rajawali yang nampak gagah di atasnya.

Para penjaga serambi depan bersenjata memberikan celah, "selesai bang?"

"Ya, sedikit telat." Jawab Russel menerima hormat keduanya.

"Kita rehat sejenak, ada rumah mess rekan komandan tempat saya menyimpan barang. Sekalian saya ambil dulu barang-barang yang sempat di titip."

Tanpa banyak berkomentar Gala mengikuti saja alur yang dibuat Russel. Bukan rumah dinas megah dengan segudang fasilitas yang disediakan negara, hanya sebuah rumah kecil dengan beberapa perabotan rumah tangga yang tertata rapi di luar bersama sinar temaram lampu bohlam putih yang menyirami teras kecil, namun rasa hangatnya itu dapat langsung memeluk Gala, meski sedikit ragu untuk mengetuk sebab waktu yang bisa dikatakan telah larut begini dan terlalu kurang aj ar untuk bertamu.

Seorang perwira menyambut kedatangan keduanya dalam balutan celana training dan kaos oblong.

"Maaf bang, menganggu waktu malam begini."

"Ah tidak apa, saya belum tidur. Masuk Sel." diliriknya Gala di belakang badan Russel, "Jenggala, masih ingat saya?"

Gala berusaha mendorong kerja otaknya demi mengingat ingat, namun nihil...ia tak bisa ingat.

"Ah lupa ya, tak apa. Kita hanya pernah bertemu sekali waktu. Ndan Irianto dan saya bertugas di tim-tim dulu. Waktu itu saya pernah singgah dan menginap di mess papamu waktu kau masih berusia 5 tahun. Sehat beliau, La?"

Gala mendengus terkekeh garing demi tak membuat kecewa senyum tulus pria di depannya, "ya? Ah, sehat...sehat." Itu artinya ia tak tau apa yang sebenarnya terjadi sekarang. Russel melipat bibirnya mendengar itu.

"Om Denis, Lettu Denis..."

Russel mendengus geli lagi melihat wajah kebingungan Gala.

"Tante dan Ami sudah tidur, maaf saya dan Jenggala ganggu, bang." Ucap Russel masuk, Gala masih berada dalam tatapan om Denis, ia kemudian mengangguk ikut masuk.

Suguhan air putih hangat dan keripik, cukup istimewa untuk waktu yang tak tepat begini.

"Terimakasih motornya, bang. Kami ikut penerbangan pesawat angkut K3 yang akan kembali ke ibukota nanti jam 3." Russel melirik arlojinya dan merapikan pakaian serta tas kecil miliknya yang mungkin hanya mampu menampung beberapa barang saja.

Ditambah, sebuah revolver yang kemudian ia bungkus dan ia masukan ke dalam holster.

"Ah iya...diminum dulu, La...dulu papamu kalau sedang berada disini, selalu mampir. Tapi sudah lama beliau tidak kesini, sibuk sekali pasti."

"Mamamu mengajar dimana sekarang? Sudah tidak di daerah pelosok lagi?" tanya nya lagi.

Gala menggeleng, "mama mengajar di ibukota sekarang."

"Ah iya...iya. Kamu tau, dulu papamu pernah bercerita tentang arti namamu pada om Denis. Katanya nama itu ia dapat saat sedang bertugas di Borneo dan mamamu sedang mengabdi di distrik 9 timur negri. Katanya nama Jenggala ia ambil dari hutan tempat dulu ia bertugas mengejar target operasi, hutan indah seperti surga."

Namun kemudian ia tertawa, "meski kini ia sendiri yang ketar ketir dengan makna nama yang merupakan do'anya sendiri. Dia bilang, paling susah menyelami dan memahami hati anak bungsunya sendiri, sesulit ia menjalani tugas untuk menyelami dan menjelajahi hutan Borneo."

Sorry, apa ia saja yang tak paham atau merasa jika hal itu tak lucu sama sekali? Sebab hanya Gala saja yang tidak tertawa saat ini. Sementara Russel sudah menguarkan kekehan renyahnya.

Gala kembali mengangguk, "oh." Ia hanya merapatkan kedua kaki diantara duduknya di kursi. Sementara lawan bicaranya kini tengah memindahkan saluran televisi.

"Wah, hebat betul bang Irianto sudah menjadi mayor sekarang. Sampaikan salam saya padanya..."

Gala kembali mengangguk, "iya om."

Russel duduk di samping Gala setelah mengganti jaket dan mengambil barang-barangnya, "terimakasih bang. Salam bakti untuk istri dan anak. Maaf saya sudah banyak merepotkan."

"Sama-sama. Tidak, tidak sama sekali." tatapnya bergantian pada Gala dan Russel. Gala menguap beberapa kali, melirik waktu di pergelangan tangan, "jam 2." Keduanya berjalan diiringi suara binatang bertrakea. Baru kali ini ia keluyuran sampai larut begini bersama seorang lelaki pula.

"Kahiyang Jenggala,"ulang Russel mendengus kembali tertawa, mengisi langkah-langkah mereka. Dimana Russel dan Gala hanya berjalan menuju pangkalan di tengah-tengah sepi dan gelapnya malam.

Gala berdecak mendengus, dalam satu hari ini ia merasa dilucuti habis-habisan oleh Russel, segala tentangnya, bahkan sampai makna namanya saja ia tau, wawww! Tak bisa dipercaya.

"Papamu benar, kamu susah ditebak. Kamu sunyi seperti hutan, namun mematikan dan menenggelamkan."

Alis Gala terangkat, apa tuh maksudnya?! Namun jelas itu hanya ia tanyakan dalam hati, sebab yang terjadi ia hanya bisa bilang--terserah mau bilang apa!

Lirikan sinis, Gala lemparkan tanpa mau menanggapi ocehan Russel, ia justru lebih sibuk berpikir jika seharian ini ia terlalu membuka dirinya untuk seorang tentara macam Russel. Menyesal, tak suka? Jelas! Disaat seharusnya ia menutup diri, menjaga dirinya apalagi dari seseorang berjuluk tentara.

Alih-alih berhenti mengoceh, Russel justru membalikan badannya menghadap ke arah Gala dan berjalan terbalik.

"Harus saya panggil Kahiyang kah? Jenggala kah? Gala, Lala atau Yangg?"

Gala merotasi bola matanya, "bisakah kamu berhenti menyebalkan? Harus saya panggil breng sek kah, sin ting, gilaa?"

Russel justru tergelak, entahlah melihat Gala marah dan meladeninya ini sungguh menyenangkan. Kesan galak dan jutek di diri Gala justru menarik Russel untuk terus saja mengganggunya, seperti magnet. Seolah---ia sangat amat menjaga dirinya agar tak mudah tersentuh dan teraih. Sulit ditaklukan. Wajah cantiknya memang mengingatkan Russel pada seseorang yang telah lama ia kubur dan lupakan, melebur bersama waktu, namun...saat Gala hadir, ia seolah memberi rasa penasaran untuk Russel.

Dan langkah mereka sampai di pangkalan militer yang telah terlihat sibuk sedini ini. Langkahnya itu memasuki area lapang landasan pacu dimana sebuah pesawat angkut barang yang cukup besar nan gagah sudah siap kembali lepas landas menuju ibukota, setelah mengirimkan pasokan barangnya untuk disini.

Russel menghormat begitupun sebaliknya, pada seseorang.

"Ijin ikut penerbangan kapt. Atas perintah mayor Irianto unit anti teror markas komando khusus."

Seorang dengan seragam lapangan mengangguk, "siap, Ndan Irianto sudah bilang, silahkan cari tempat nyaman saja di dalam."

"Siap!" Russel segera meraih tangan Gala untuk ikut dengannya, "naik. Kamu ngga mabok udara kan?" tanya Russel, "biar saya minta obat anti mabuk atau mungkin mau saya ikatkan keresek di leher?"

"Sin ting. Ya engga lah!" tepis Gala lalu masuk ke dalam kabin pesawat belakang bersama kotak kotak perlengkapan keselamatan dan diantara kursi yang saling berhadapan, tak ada sandaran nyaman yang bisa ia atur tinggi rendahnya macam pesawat komersial. Hanya seatbelt kokoh.

Satu yang kini Gala sadari lagi, papa begitu merencanakan semua ini. Begitupun dengan perintahnya untuk Russel, yang menurutnya cukup berat. Karena sepertinya papa menyuruh Russel dengan tenggat waktu singkat, bagaimana jika sampai Russel tidak berhasil membawanya? Gila...benar-benar gila.

Russel menaruh tas Gala di sampingnya, lalu setengah berjongkok tepat di depan Gala untuk membantu Gala memasang seatbelt secara refleks, hingga kedua pasang tangan itu sempat beberapa kali bersentuhan lagi hanya untuk memasang satu seatbelt di badan Gala, "aku bisa pasang sendiri, Cel." Lirihnya terdengar manis di telinga Russel.

"Oke, sudah." Russel mendongak bersamaan dengan Gala yang ikut melihat ke arah lawan bicara.

.

.

.

.

1
Bun cie
eta nyak ucel marucel🤣🤣🤣
ell
magic com ajaa cle ,kayaknya belom ada yg ngasih 😁
YL89
yg melekat n g BS dlupakn diotak ryu adegan cipo kan kembarannya🤣🤣😁😁
Bun cie
terharu...
himmah
haduh thorrrr itu calon manten jangan dibiarin dua2an....bahaya....🤣🤣🤣

lanjutttt thorrrrr
Bun cie
ikut bahagia😍
rheisha
kita-kita pada di udang gak nih...? 😁
sitimusthoharoh
lancar sammpai hari h y. bang ucel m gala.mo pesen batik. dullu buat kondangan 🤣🤣🤣🤣🤣
lanjut
Bun cie
weis..weis..nesu aku😂
Zahbid Inonk
cing lancar sagala rupi na pokona mh ikut bahagia wios tte d ulem oge 🙈🤭
Nia nurhayati
uselll lala kita tunggu undangan nya yaa
teh sinnn jangan lupa undangan buat para emak reiders se jagat ntoon yaa
Nia nurhayati
selamat menjadi ibu persit nya letu teku agrarucel ya Ade nona manise jenggala si cantik kesayangan bang usell jadi lah para persit yang tangguh seperti ibu mutiara timur dn juga gengsnya ya laa
Tini Uje
otw kondangan nih kita para readers 😅
Iccha Risa
Terharu, anaknya udh besar tumbuh degn kebanggaan tersendiri ya Mah, dikasih kelancarannya buat acaranya... Masya Allah ini harus dipersiapkan kebaya buat kondang in euy
dwi alfiah
bingung ei mau ngado apa klo dateng kondangan ngk bwa amplop atau kado suruh blik pulang ngk sih y secara om ucel kan keluarga milyuner
Tuty Ismail
semoga lancar menuju halal.....
save the date.....,.siap terbang ke Bandung......😍😍😍
Wahida Kaffasya
semoga lancar buat nona mais ma si duta air mineral sam pai hari H semagat 🤭🤭
Baek chanhun
kok Gus,deg degan, semoga Ng terjadi apa,di perjalanan PP dan kota karang,
thanks teh sin
💪😍
Natalia Martiningsih
SUMPAH SETIA di ujung senapan yaaa kak Sint🤗🤗🤗
nurhani
oma niya diundang La
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!