Terjerat Hyper Husband

"Akulah wanita seksinya!" sahut seseorang dengan suara manja yang begitu Luke kenal.

Luke mengerutkan alisnya heran kala menatap kedua sahabatnya yang sama-sama tercengang melihat ke sumber suara. Hal itu tentu saja membuat Luke merasa penasaran, walau sebenarnya dia tahu siapa pemilik suara yang terdengar begitu manja itu.

Saat itu juga, Luke berdiri dari tempatnya duduk, kemudian membalikkan tubuhnya dengan cepat, dan betapa kagetnya dia kala melihat penampilan seorang wanita yang begitu seksi di malam itu. Gantian, kini Luke juga tercengang kagum melihatnya.

Luke baru tersadar tepat ketika Sekretaris Jansen menyenggol bahunya. Menyadari situasi darurat itu, Luke tak langsung menghampiri seorang wanita seksi yang kini melenggak-lenggokkan tubuhnya berjalan ke arahnya. Namum, Luke justru melempar tatapan nyalang ke arah kedua sahabatnya yang masih belum puas melihat betapa indahnya pemandangan menggoda di depan sana.

"Ehem!" dehem Luke sukses membuat kedua sahabatnya saling mengalihkan pandangan. Mungkin biasa bagi Luke jika pria dengan tatapan mesum itu adalah Herry, tapi tidak dengan Daffin. Tak disangka pria yang selama ini tidak tertarik dengan wanita, tiba-tiba menatap wanita seksinya dengan pandangan penuh damba. Rasa cemburu yang tak disadari seketika menguasai perasaan Luke.

"Kamu mencariku?" tanya wanita cantik berpakaian seksi yang menggoda. Siapa lagi wanita seksi itu kalau bukan Lolin Baldev.

Malam itu, Lolin mengenakan gaun seksi berwarna hitam yang mengekspos lekukan tubuhnya yang indah bak gitar spanyol. Gaun seksi yang panjangnya hanya sejengkal itu tentu saja memamerkan bo kong besarnya yang tampak begitu menggoda siapa saja yang memandangnya, tak hanya seksi di bagian bawah. Tapi, gaun itu juga memperlihatkan dua bongkahan sintal miliknya yang membuat siapa pun tak akan mampu mengedipkan mata kala memandangnya.

Lolin tersenyum miring menatap Luke yang kini memandangnya tak suka. "Kenapa menatapku begitu? Kamu mencari wanita seksi sepertiku, bukan?" Luke diam tak menjawab, tapi dia langsung bertindak dengan melepaskan jasnya, kemudian dia balutkan di tubuh seksi Lolin.

Mendapatkan perlakuan manis, Lolin semakin tersenyum menggoda sambil berkata, "Ruangan ini lumayan juga, sofa yang lebar, luas dan nyaman, aku suka," tutur Lolin berjalan perlahan sambil mengelus sofa yang menjadi tempat duduk Luke, Herry dan juga Daffin.

"Kalian bertiga, tidak masalah bukan, kalau aku minta kalian bertiga untuk tinggalkan ruangan ini?" tanya Lolin mengusir Sekretaris Jansen, Herry dan Daffin secara halus.

Ketiga pria super peka segera pergi dengan mengulum senyum di bibir mereka masing-masing. "Bro, jangan lupa klik tombol itu untuk menjadikan sofa ini kasur, dan selamat menikmati kesempitan yang luar biasa enak," goda Herry langsung pergi setelah mendapatkan satu pukulan tepat di bahunya.

Sedangkan Lolin menguntit di belakang ketiga pria itu, memastikan ketiganya hingga benar-benar keluar dari ruangan. Setelah itu, Lolin langsung mengunci pintu dari dalam.

"Apakah ada cctv tersembunyi di ruangan ini?" tanya Lolin berjalan mendekati Luke yang tetap diam di tempat.

"Tidak ada. Ruangan ini adalah ruangan khusus dan tidak ada satu pun cctv di sini," jawab Luke menatap Lolin dengan tatapan penuh nafsu.

"Bisakah aku mempercayaimu?" tanpa mengulur waktu, Lolin langsung memeluk tubuh kekar Luke, memainkan kancing kemeja pria yang tinggi menjulang tersebut.

"Bukankah kamu sendiri yang membuat rekaman sebelumnya? Lagian, kamu yang membayarku, mana mungkin aku berani," Luke menundukkan wajahnya, melihat wanita cantik yang kini begitu menempel ditubuhnya, hingga dirinya dapat merasakan kelembutan dua bongkahan yang selalu tak sabar ingin dirinya mainkan.

"Kau bener juga, bisa kita mulai sekarang?" satu persatu Lolin membuka kancing kemeja milik Luke.

"Tentu saja!" Luke mengangkat tubuh Lolin, menendang tombol merah di bawah sana hingga sofa berubah menjadi ranjang yang begitu luas. Kemudian, barulah Luke membaringkan Lolin dengan begitu perlahan.

"Kali ini, menyatulah dengan tubuhku,"

.

.

.

Hallo, ada orang nggak? Kok sepi banget yak🥺. Pas Author nulis ini, bab di atas komennya cuma sebiji (1)😭. Nggk tahu bab ini akan ada berapa komenan. Kalau pas kalian baca, bab di atas komenannya ada berapa, Guys? Berharap suatu saat ada yang jawab komenan ke 100, 200, atau 300🥺 Halu dulu🤣 Dahal, baca komen kalian tiap bangun tidur adalah penyemangat bagi Othor. Sedih kalau pas buka nggk ada yang komen😪.

Maafkan curhatan author kremes ini, ya, Guys🙈🙈