NovelToon NovelToon
Koki Cantik Sang Raja

Koki Cantik Sang Raja

Status: tamat
Genre:Tamat / Reinkarnasi / Isekai / Romansa Fantasi / Kerajaan / Time Travel / Mengubah sejarah / Raja Tentara/Dewa Perang
Popularitas:3.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: Risa Jey

Update: 12:00 WIB

Chen Sisi, seorang koki terkenal di zaman modern, tiba-tiba saja meninggal karena kelelahan dan jiwanya pindah ke tubuh seorang gadis di zaman Tiongkok kuno. Melalui gelang giok putih warisan keluarga neneknya, Chen Sisi membuka ruang ajaib dan memelihara seekor kucing putih spiritual.

Jago memasak, pandai pengobatan serta memiliki kakek eksentrik, Chen Sisi membuat sang raja perang, Tianlong Heyu yang membenci wanita, langsung memikirnya. Dengan resep-resep andalan zaman modern, Chen Sisi mengguncang dunia kuliner Tiongkok kuno.

Awalnya Tianlong Heyu hanya menyukai masakan Chen Sisi. Tapi semakin lama, dia ingin membiarkan gadis itu memasak untuknya seumur hidup.

Akankah sang raja berhasil mengikat koki cantik itu di sisinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risa Jey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

The Plague of the Undead

Berbicara tentang orang-orang yang terinfeksi, Chen Yelang merasa sedih. Bahkan Kakek Yi sekalipun tidak bisa berkata-kata. Chen Yelang memakan paha kelinci panggang sambil memikirkan masa lalu yang penuh kekacauan saat itu.

Walaupun negara berhasil keluar dari krisis kematian tapi bencana lain datang satu persatu. Selain persediaan makanan yang mulai berkurang, ada juga musim dingin ekstrem yang berkepanjangan. Tapi siapa yang mampu mengendalikan musim dingin ini? Para dewa mungkin sedang menguji mereka.

“Lalu, adakah korban yang pernah sembuh?” tanya Chen Sisi.

Mereka menggelengkan kepala. Entah apa yang dipikirkan Tianlong Heyu, ia bicara lebih banyak kali ini.

"Sejauh ini, wabah mayat hidup tidak bisa disembuhkan. Setelah terinfeksi, mereka akan memiliki gejala kehilangan kesadaran, tubuh dingin, darah merah menjadi hitam hingga akhirnya menjadi ganas. Salah satu solusinya adalah membunuh mereka."

Chen Sisi terdiam. Ternyata tidak berbeda jauh dengan apa yang diceritakan di film dan cerita-cerita lainnya. Mungkinkah memang ada mayat hidup di zaman modern juga?

Suasana di meja makan sedikit hening saat ini. Tapi itu tidak membuat Kakek Yi dan Chen Yelang kehilangan nafsu makan. Keduanya makan lebih lahap ketimbang Tianlong Heyu ataupun Chen Sisi.

Mereka tidak mau lagi membicarakan masalah wabah mayat hidup. Namun Chen Sisi memikirkannya. Ia sangat penasaran dengan wabah mayat hidup ini dan ingin menemukan orang yang terinfeksi.

Sayangnya, ia harus pergi ke perbatasan negara hanya untuk melihat orang-orang itu. Terlalu jauh dari tempatnya sekarang.

Tidak tahu apa yang dipikirkan Tianlong Heyu. Ia mengerutkan kening saat melirik Chen Sisi sesaat. Sepertinya gadis itu memiliki pemikiran yang tidak mudah.

Apakah sangat tertarik dengan wabah mayat hidup?

Setelah makan, mereka mengobrol sebentar. Kakek Yi memastikan jika luka Chen Yelang tidak mengalami masalah serius dan segera mengusir mereka. Lagi pula, tidak baik untuk tinggal di luar barak. Keduanya harus kembali ke barak militer saat ini.

"Nona Chen, masakan hari ini sangat enak. Lain kali datanglah ke barak untuk memasak lagi."

Chen Yelang sedikit bersemangat hingga tak sadar kata-katanya membuat Kakek Yi marah.

"Tak tahu malu! Cucuku sendiri, siapa yang berani memintanya? Kamu tidak layak menjadi cucu menantu!" Kakek Yi mencibir.

"..."

Niat Chen Yelang yang terselubung akhirnya dibongkar di tempat. Ia seketika lesu tapi tidak merasa tersinggung.

Chen Sisi tidak peduli dengan kata-katanya. Dia mengambil kotak makanan berisi kelinci panggang yang sebelumnya sengaja ia sisihkan.

"Ambilah ini," katanya.

Chen Yelang berbinar saat mencium aroma kelinci panggang di dalam kotak makanan yang terbungkus kain itu. Ia langsung menepis pikiran sebelumnya.

"Nona Chen sangat perhatian. Terima kasih untuk makanannya hari ini. Benarkan, Yang Mulia?" Ia melirik Tianlong Heyu.

"Ya." Tianlong Heyu menjawab ringan, tidak menganggapnya serius.

Kakek Yi diam-diam memutar bola matanya. Tidak tahu malu! Batinnya.

Keduanya memilih meninggalkan rumah Kakek Yi sebelum hari mulai gelap. Lagi pula, meski awalnya berniat untuk menginap, Tianlong Heyu tidak bisa meninggalkan barak terlalu lama. Ia masih harus mengurus hal lain di sana.

Mau tidak mau, Chen Yelang hanya bisa mengikuti. Keduanya menunggang kuda dan pergi setelah mengucapkan selamat tinggal.

Kakek Yi masih kesal saat ini tapi tidak mau mengeluh di depan Chen Sisi.

"Nak, kenapa kamu begitu baik pada keduanya. Dua pria bau (nakal) itu tidak layak disebut. Lain kali jangan sopan pada mereka. Ada Kakek di sini," katanya.

"Aku tahu itu," ucap Chen Sisi tidak terlalu peduli.

Ia hanya merasa enggan untuk terjerat dengan keduanya. Agar mereka pergi, ia hanya bisa memberikan kelinci panggang yang tersisa.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Keesokan paginya, Chen Sisi tidak pergi ke mana pun. Hujan salju di laut cukup lebat sehingga ia memilih untuk menghangatkan diri di rumah. Baiyue duduk di sampingnya dan mulai berbicara tentang wabah mayat hidup.

"Tuan, apakah kamu berniat untuk pergi mencari tahu?" tanyanya.

"Tidak bisakah aku mencari tahu?"

"Lalu untuk apa setelah kamu tahu?"

"Hanya ingin tahu saja. Aku penasaran dengan orang-orang atau binatang yang terjangkit wabah ini. Apakah sangat mengerikan?"

Chen Sisi sedang membaca beberapa buku pengobatan yang diambilnya dari ruang perpustakaan kakeknya.

Setelah tiba di zaman ini, ia tidak memiliki banyak kegiatan lain. Tidak ada hiburan yang mencolok atau sesuatu yang bisa mengisi waktu luangnya. Ia merasa bosan.

Di zaman modern, ia seorang koki keturunan berdarah campuran. Tapi setelah tiba di sini, ia sepenuhnya adalah orang kuno yang mengandalkan ruang gelang giok putih.

"Kalau begitu kita bisa pergi setelah hujan salju reda. Jangan jauh-jauh pergi ke perbatasan negara, kita bisa pergi ke tempat yang tak terjamah manusia." Kucing putih itu menggoyangkan ekor berbulu lebatnya.

"Ke tempat yang tak terjamah manusia? Apakah mayat hidup juga tinggal di tempat seperti itu? Apakah ada di negara ini?" Chen Sisi terkejut.

Baiyue memutar bola matanya. "Tentu saja harusnya ada. Walaupun wabah mayat hidup ini ganas, selama orang atau binatang yang terinfeksi terjebak di suatu tempat, mereka tidak akan berani berkeliaran. Pikiran mereka hanya bereaksi setelah melihat gerakan makhluk hidup berdarah panas."

Chen Sisi akhirnya menutup buku. "Kalau begitu, aku harus bersiap."

1
istiqlal👻👻
terima kasih kk...like u😊😊
lee zha
yessss baguss banget thorrrr
Erni Andi Arifuddin
saya curiga outor nya seorang koki😁
Erni Andi Arifuddin
Luar biasa
Evi Sirajuddin
Jadi lapar juga pengen makan mie 😁 tp harus menunggu adzan Maghrib dulu,, Ramadhan hari kedua Thn 2025
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
yg 1&2 ok asal jangan yg 5 tahun balik bawa bnyak istri... niat perang ato niat banyakin bini thor
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
asih aturan jngan kluar dari rumah giok
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
jreng²
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
yoyoyyyyy cipokk sdh
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
judulnya basing
Berlian Nusantara dan Dinda Saraswati
izin bca thor
Rena utami
chen sisi tulalit, agak bodoh ya? ngga bisa memanfaatkan pengetahuan dan kucingnya untuk mitigasi risiko...Kalo udh tahu duluan, knapa ga langsung bertindak? tindakannya spti org yg belum tahu masalah
Rena utami
chen sisi bodoh dan tulalit, tianlong heyu sombong dan anggap emeh apapun...hmm
Rena utami
hewan spiritualitasnya agak bodoh dan punya pikiran sendiri..waktu makanan diracun aja, dia ga bilang dari awal
Rena utami
katanya cerdas, kok ga susun strategi dulu?
Land19
lapar weeeey
Land19
moga bisa mengatasi wabah ini
Land19
biasa nya kalo transmigrasi ke jaman kuno bisa lihat masa depannya .
dan bisa waspada
Land19
aneka resep makanan tercantum juga.
Land19
Kaka beradik tah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!