Dia yang di miskin kan oleh ayahnya sendiri mendorong dia untuk melakukan balas dendam,di tengah misinya dia bertemu dengan dua orang pria yang sama-sama mencintai nya.Tapi dia tak menyadari cinta nya untuk siapa.Kemanakah akhirnya cinta Alifa berlabuh dan seperti apa perjalanan cintanya?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Windi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 22
Sehari saat Deon yang entah sedang menyindirnya atau sedang dalam ingauannya.Tapi kata-kata itu membuat Alifa teringat kembali tentang kenangan pahit yang ada dalam hidupnya.
Hal yang tak pernah sebelumnya di pikirkan olehnya.Jalan hidupnya ternyata penuh lika-liku,banyak kerikil kecil yang berusaha untuk menghancurkan hidupnya.Namun,Alifa ikhlas dan tabah menjalani kehidupannya yang mungkin sudah di haruskan dalam takdirnya.
Malam ini,Alifa kembali membuka album itu.Album laknat yang telah membuatnya harus meneteskan air mata,saat rindu menyerang.Namun,rasa benci lebih mendominasi.
Diusapnya foto sang ayah.Sosok laki-laki yang memberikan cinta dan kasih sayangnya.Cinta pertama bagi anak perempuannya.Namun,menjadi bumerang kala murka menguasai emosinya.
"Ayah".Alifa menyebut nama sang ayah sambil berlinang air mata yang tak sanggup di tahannya.
"Ayah,salahkah aku membenci mu.Kebencian terhadap mu telah menguasai relung hatiku.Dosakah aku,yah?".Alifa mencurahkan segenap rasa pada foto sang ayah.
"Maaf,bila aku belum bisa menjadi anak mu yang kamu banggakan.Maaf,bila aku hanya menjadi anak mu yang hanya menyusahkan diri.Anak yang membangkan.Tapi,yah.Apa salah aku mengambil jalan hidupku sendiri walau pada akhirnya aku harus kecewa pula".Isak tangisnya semakin lama,semakin deras.
Pulang sungkan,tak pulang rindu.Bagai buah simalakama,yang serba salah dalam mengambil keputusan.Alifa merasa belum siap bertemu kembali dengan keluarganya.Walau, sebelumnya dengan tanpa sengaja bertemu dengan sosok orang yang sangat di rindukannya sekaligus orang yang di bencinya.
Dalam rasa sedih yang teramat dalam,belum lagi rindu yang setiap malamnya menyerang tanpa tau situasi dan kondisinya.
Alifa dengan mata sembabnya karena sudah menangis selama satu jam itu,beranjak pergi ke toilet.Di simpannya kembali album itu pada tempatnya semula.Alifa mengambil air wudhu.
Di gelarnya sajadah untuk melaksanakan shalat Sunnah malam,yang belakang ini sering dia laksanakan.Yaitu,shalat tahajud.
Di sela-sela pergerakan shalatnya Alifa tak henti-hentinya terus terisak menahan tangis yang tak bisa dia bendung lagi.
"Ya Rabb,berilah cahaya hidayah pada orang tuaku.Aku ingin kami kembali kepada Mu dalam keadaan yang bersih.Sehingga,kami bisa kembali bersatu di surga Mu kelak.Maka,berilah orang tuaku cahaya hidayah Mu.Lunakkanlah hati mereka dengan ajara Mu yang lembut".Selalu seperti itu isi do'a Alifa mengenai orang tuanya.
Anak mana yang rela orang tuanya kembali menghadap sang pencipta dengan keada, di tak beriman.
Rasa lelah dan mengantuk karena hari sudah beranjak semakin larut,tak sadar Alifa tertidur dalam hamparan sajadah dan putihnya kain mukena.
..........
Pagi hari menyapa,bulan sabit yang telah menghiasi malam hari perlahan menghilang.Dan akan tergantikan dengan hangatnya sinar matahari.Alifa yang sudah siap sejak setengah jam lalu itu.Terlihst enggan untuk melangkahkan kaki.Rasanya terlalu berat kaki ini melangkah belum lagi mata yang lelah akibat semalam terlalu lama menangis.
Mau tak mau,Alifa harus bisa menyeret kakinya untuk tetap melangkah.Alifa yang memang sering menggunakan transportasi umum ini dan angkotlah yang menjadi pilihan.
Banyak pasang mata yang menatapnya dengan tatapan aneh,mata satunya dan sembabnya tak bisa berbohong bahwa dia tidak sedang dalam keadaan baik-baik saja.
Namun,ada juga yang menatap prihatin pada sosok cantik ini yang terlihat seperti orang yang sedang bersedih.
"Kasihan yah,padahal orangnya cantik". Kasak-kusuk terdengar diantara deretan penumpang.
Alifa yang mendengar,omongan penumpang yang menatapnya prihatin,memilih tidak menggubris omongan penumpang lainnya dan memilih untuk tutup mulut.Menikmati perjalanan dengan rasa sakit yang teramat sakit.